Politikus Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono menyerukan peningkatan kewaspadaan dalam menghadapi dan mengantisipasi adanya potensi bencana alam gempa bumi berkekuatan besar atau yang dikenal dengan sebutan Megathrust.
"Kami harap pemerintah pusat dan daerah segera menindaklanjuti peringatan BMKG dengan lebih aktif dalam melakukan mitigasi bencana terkait potensi terjadinya gempa Megathrust," katanya kepada wartawan di Surabaya, Senin.
Potensi terkait peristiwa bencana alam gempa bumi berkekuatan besar di wilayah selatan dan barat Indonesia itu disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Walaupun tidak bisa dipastikan kapan terjadi, angggota Dewan Pakar Dewan Pimpinan Pusat Gerindra ini berharap pemerintah pusat dan daerah dapat memetakan langkah mitigasi bencana sebagai antisipasi atas dampak bencana Megathrust tersebut.
Terlebih, Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng dunia, yaitu Indo-Australia, Pasifik, dan Eurasia.
"Seharusnya pemerintah bisa dengan cepat merespon data maupun hasil kajian yang dilakukan oleh BMKG terkait risiko besar dari posisi geografis Indonesia," ujarnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia terpilih dari Daerah Pemilihan Jawa Timur I yang meliputi Kota Surabaya dan Sidoarjo pada Pemilihan Umum 2024 ini mewanti-wanti agar jangan sampai kejadian gempa di Aceh yang menelan korban jiwa hingga mencapai 200 ribu orang lebih di tahun 2004 kembali terjadi.
"Basarnas harus siap SDM-nya, juga infrastruktur kelengkapannya untuk di tempatkan di posisi-posisi kota-kota rawan gempa. Demikian juga BNPB juga harus mempersiapkan semua SDM, peralatan, serta perbekalannya di wilayah Indonesia yang rawan gempa, misalnya selatan Jawa, pesisir barat Sumatera dan Sulawesi," tuturnya.
Pemerintah, lanjut pemilik perusahaan pelayaran PT Dharma Lautan Utama ini, juga harus melakukan mitigasi tanggap bencana melibatkan masyarakat.
"Sosialisasi dan simulasi tanggap bencana, seperti ketika sirine peringatan awal terjadinya bencana telah dibunyikan maka aksi penyelamatan menuju tempat titik kumpul evakuasi harus cepat dilakukan. Semua pihak perlu melakukan aksi nyata melakukan mitigasi ketika bencana terjadi," ucap Bambang Haryo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kami harap pemerintah pusat dan daerah segera menindaklanjuti peringatan BMKG dengan lebih aktif dalam melakukan mitigasi bencana terkait potensi terjadinya gempa Megathrust," katanya kepada wartawan di Surabaya, Senin.
Potensi terkait peristiwa bencana alam gempa bumi berkekuatan besar di wilayah selatan dan barat Indonesia itu disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Walaupun tidak bisa dipastikan kapan terjadi, angggota Dewan Pakar Dewan Pimpinan Pusat Gerindra ini berharap pemerintah pusat dan daerah dapat memetakan langkah mitigasi bencana sebagai antisipasi atas dampak bencana Megathrust tersebut.
Terlebih, Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng dunia, yaitu Indo-Australia, Pasifik, dan Eurasia.
"Seharusnya pemerintah bisa dengan cepat merespon data maupun hasil kajian yang dilakukan oleh BMKG terkait risiko besar dari posisi geografis Indonesia," ujarnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia terpilih dari Daerah Pemilihan Jawa Timur I yang meliputi Kota Surabaya dan Sidoarjo pada Pemilihan Umum 2024 ini mewanti-wanti agar jangan sampai kejadian gempa di Aceh yang menelan korban jiwa hingga mencapai 200 ribu orang lebih di tahun 2004 kembali terjadi.
"Basarnas harus siap SDM-nya, juga infrastruktur kelengkapannya untuk di tempatkan di posisi-posisi kota-kota rawan gempa. Demikian juga BNPB juga harus mempersiapkan semua SDM, peralatan, serta perbekalannya di wilayah Indonesia yang rawan gempa, misalnya selatan Jawa, pesisir barat Sumatera dan Sulawesi," tuturnya.
Pemerintah, lanjut pemilik perusahaan pelayaran PT Dharma Lautan Utama ini, juga harus melakukan mitigasi tanggap bencana melibatkan masyarakat.
"Sosialisasi dan simulasi tanggap bencana, seperti ketika sirine peringatan awal terjadinya bencana telah dibunyikan maka aksi penyelamatan menuju tempat titik kumpul evakuasi harus cepat dilakukan. Semua pihak perlu melakukan aksi nyata melakukan mitigasi ketika bencana terjadi," ucap Bambang Haryo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024