Bojonegoro - Sedikitnya 1.333 hektare tanaman padi di Bojonegoro, Jatim, Sabtu terendam banjir akibat meluapnya Bengawan Solo yang masuk siaga II dengan ketinggian mencapai 14,17 meter pukul 07.00 WIB. "Tanaman padi yang terendam banjir kemungkinan masih terus bertambah, sebab belum semua kecamatan melaporkan kejadian banjir di wilayahnya, " kata Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Sutardjo, Sabtu. Berdasarkan data di Posko BPBD, tanaman padi terluas terendam banjir di Desa Karangdowo, Trojalu, Gunungsari, Tlogoagung, Gajah dan Panemon, Kecamatan Baureno, dengan luas 747 hektare, dengan usia rata-rata 30 hari. Selain itu, masih di Kecamatan Baureno, banjir juga merendam tanaman padi di Desa Pucangarum, Lebaksari, Bumiayu, Kauman, seluas 497 heklare, dengan usia sekitar 45 hari. Sementara itu, genangan banjir juga merendam tanaman padi di Desa Sarirejo, Pilanggede, Kedungdowo, Kecamatan Balen, dengan luas 23 hektare, usia 30 hari. Sedangkan di Desa Sumbangtimun, Kandangan, Kecamatan Trucuk, banjir juga merendam tanaman padi seluas 36 hektare dengan usia 45 hari. "Di Desa Piyak, Kecamatan Kanor, juga ada tanaman padi seluas 30 hektare berusia 20 hari yang terendam air banjir, " katanya, menambahkan. Ia belum bisa menjelaskan, dampak banjir yang terjadi atas tanaman padi tersebut, karena genangan banjir baru saja berlangsung."Kita masih menunggu laporan kejadian banjir dari kecamatan lainnya, " ucapnya. Lebih lanjut ia mengatakan, terjadinya luapan banjir Bengawan Solo di Bojonegoro dan sekitarnya itu, akibat mendapatkan pasokan air dari anak sungai Bengawan Solo di wilayah setempat, bersamaan dengan hujan deras yang terjadi, Jumat (13/1). Selain merendam tanaman padi, banjir juga dilaporkan mulai merendam pemukiman warga di sejumlah desa di Kecamatan Kota, seperti Desa Jetak, Ledokwetan, Kauman, juga desa lainnya, dengan ketinggian air berkisar 30-50 cm. Menurut dia, kewaspadaan menghadapi luapan banjir Bengawan Solo, semakin ditingkatkan. Diperkirakan, air banjir masih akan terus bertambah, mengingat, kalau sewaktu-waktu terjadi banjir di daerah hulu, akan semakin memperparah banjir di daerah hilir. "Warga di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, sebagian mulai mengungsikan kendaraan bermotornya, karena air mulai merambah pemukiman warga, " kata petugas Posko BPBD Bojonegoro, Agus menambahkan. (*).

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012