Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan dana operasional sebesar Rp500 ribu per bulan bagi para penanggung jawab ambulans swadaya yang terdaftar di dalam program "1 Kelurahan 1 Ambulans".
"Dana senilai Rp500 ribu untuk pengelolanya ambulans swadaya, bukan untuk pribadi. Ini untuk membantu biaya operasional," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya Anna Fajriatin di Surabaya, Senin.
Anna menjelaskan puluhan ambulans itu milik yayasan maupun lembaga eksternal pemkot yang didaftarkan oleh kelurahan kepada kecamatan dan datanya diberikan kepada Pemkot Surabaya.
Total ada 96 unit ambulans swadaya yang disiagakan untuk melayani antar jemput pasien dari rumah menuju fasilitas kesehatan maupun sebaliknya.
"Kami berkewajiban membantu meringankan beban operasional, karena ambulans itu bisa 10 sampai 20 kali jalan memenuhi permintaan warga. Dananya bisa untuk beli bahan bakar atau perawatan," ujarnya.
Berdasarkan data pemkot, total ada 208 ambulans melalui program "1 Ambulans 1 Kelurahan" yang telah diresmikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Ratusan ambulans tersebut, terdiri dari 96 unit ambulans swadaya, 15 unit milik Dinsos, dan 97 unit lainnya milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya. Selain itu, pemkot juga menyiagakan ambulans jenazah sebanyak 51 unit.
Bagi warga Surabaya yang membutuhkan layanan kedaruratan dapat menghubungi Command Center 112 .
Sementara, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan 208 ambulans yang disiagakan untuk mempercepat penanganan kejadian kegawatdaruratan di 153 wilayah kelurahan.
"Program 'Satu Kelurahan Satu Ambulans' kami berharap pertolongan terhadap warga yang mengalami sakit atau kejadian gawat darurat bisa cepat," kata Eri.
Selain itu, Eri menyebut disiagakannya ambulans di kelurahan tersebut merupakan langkah memperkuat pelaksanaan 'RW 1 Nakes 1' (R1N1).
Melalui program itu pemkot menyediakan layanan pengecekan kesehatan. Jika ada warga terdeteksi mengalami penyakit kronis, maka dirujuk ke puskesmas maupun rumah sakit di kota setempat.
"Jadi satu rangkaian semuanya," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Dana senilai Rp500 ribu untuk pengelolanya ambulans swadaya, bukan untuk pribadi. Ini untuk membantu biaya operasional," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya Anna Fajriatin di Surabaya, Senin.
Anna menjelaskan puluhan ambulans itu milik yayasan maupun lembaga eksternal pemkot yang didaftarkan oleh kelurahan kepada kecamatan dan datanya diberikan kepada Pemkot Surabaya.
Total ada 96 unit ambulans swadaya yang disiagakan untuk melayani antar jemput pasien dari rumah menuju fasilitas kesehatan maupun sebaliknya.
"Kami berkewajiban membantu meringankan beban operasional, karena ambulans itu bisa 10 sampai 20 kali jalan memenuhi permintaan warga. Dananya bisa untuk beli bahan bakar atau perawatan," ujarnya.
Berdasarkan data pemkot, total ada 208 ambulans melalui program "1 Ambulans 1 Kelurahan" yang telah diresmikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Ratusan ambulans tersebut, terdiri dari 96 unit ambulans swadaya, 15 unit milik Dinsos, dan 97 unit lainnya milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya. Selain itu, pemkot juga menyiagakan ambulans jenazah sebanyak 51 unit.
Bagi warga Surabaya yang membutuhkan layanan kedaruratan dapat menghubungi Command Center 112 .
Sementara, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan 208 ambulans yang disiagakan untuk mempercepat penanganan kejadian kegawatdaruratan di 153 wilayah kelurahan.
"Program 'Satu Kelurahan Satu Ambulans' kami berharap pertolongan terhadap warga yang mengalami sakit atau kejadian gawat darurat bisa cepat," kata Eri.
Selain itu, Eri menyebut disiagakannya ambulans di kelurahan tersebut merupakan langkah memperkuat pelaksanaan 'RW 1 Nakes 1' (R1N1).
Melalui program itu pemkot menyediakan layanan pengecekan kesehatan. Jika ada warga terdeteksi mengalami penyakit kronis, maka dirujuk ke puskesmas maupun rumah sakit di kota setempat.
"Jadi satu rangkaian semuanya," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024