Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, fokus memberikan pendampingan dan bantuan program peningkatan usaha mikro di Desa Peduli Buruh Migran atau Desbumi yang merupakan wadah pemberdayaan bagi mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Desa Peduli Buruh Migran atau Desbumi di Kecamatan Tegaldlimo merupakan program keroyokan menggabungkan peran lintas instansi dan organisasi mulai dari Migrant Care, pemerintah desa, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), masyarakat, dan komunitas keluarga pekerja migran, untuk menyediakan berbagai layanan dan dukungan.
"Saya sangat mengapresiasi effort dari para relawan yang mendampingi dan melatih mereka (mantan pekerja migran) sehingga bisa survive," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis.
Ia juga telah meminta OPD terkait untuk memberikan pendampingan dan bantuan program peningkatan usaha mikro yang selama ini digulirkan, seperti pendampingan melalui UMKM Naik Kelas, bantuan usaha Warung Naik Kelas, bantuan Kanggo Riko, dan program lainnya.
Baca juga: Akhir pekan ini, "Banyuwangi Fashion Parade" digelar
"Dengan program-program itu bisa menguatkan para mantan pekerja migran untuk meningkatkan perekonomian mereka," katanya.
Relawan Desbumi Kecamatan Tegaldlimo, Uut Rohimatin mengatakan di kecamatan itu merupakan salah satu kantong pengirim pekerja migran di Jawa Timur, dengan sebaran negara yang bermacam-macam seperti Taiwan, Hong Kong, Malaysia, dan Arab Saudi.
"Anggapan orang selama ini kalau pulang dari luar negeri pasti banyak uang atau mampu secara ekonomi, tapi ternyata tidak selalu seperti itu. Kadang rumah memang terlihat mewah, tapi ternyata untuk makan sehari-hari saja mereka susah," katanya.
Uut menceritakan biasanya mereka para mantan pekerja migran yang pulang kembali ke daerahnya bingung harus berbuat dan bekerja apa. "Sehingga kami ajak mereka bergabung dan mereka bisa berdaya dengan yang lain," kata Uut yang juga anggota Migrant Care itu.
Desbumi menjadi wadah pemberdayaan mereka yang tidak ingin lagi mengadu nasib ke luar negeri. Selain itu berfungsi memberikan perlindungan para pekerja migran, mulai layanan informasi, pengurusan dokumen, layanan pengaduan kasus, sosialisasi migrasi aman, dan pendataan migran secara reguler.
Di Kecamatan Tegaldlimo terdapat banyak UMKM yang mempekerjakan dan melatih para mantan pekerja migran, mulai industri tas anyaman, makanan olahan seperti keripik tempe, krupuk puli, rengginang, jajanan jipang beras jawa, kacang, sambal, jamu tradisional, minuman dari jamur kombucha, dan lainnya.
Total terdapat 52 mantan pekerja migran yang bergabung dan mereka terbagi dalam kelompok-kelompok, antara lain kelompok Sinar Migran di Desa Tegaldlimo, Barokah Migran di Desa Wringinpitu, Sukses Migran di Desa Kedung Gebang, Asri Migran di Desa Kedung Asri, dan Pelangi Migran di Desa Kendalrejo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Desa Peduli Buruh Migran atau Desbumi di Kecamatan Tegaldlimo merupakan program keroyokan menggabungkan peran lintas instansi dan organisasi mulai dari Migrant Care, pemerintah desa, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), masyarakat, dan komunitas keluarga pekerja migran, untuk menyediakan berbagai layanan dan dukungan.
"Saya sangat mengapresiasi effort dari para relawan yang mendampingi dan melatih mereka (mantan pekerja migran) sehingga bisa survive," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis.
Ia juga telah meminta OPD terkait untuk memberikan pendampingan dan bantuan program peningkatan usaha mikro yang selama ini digulirkan, seperti pendampingan melalui UMKM Naik Kelas, bantuan usaha Warung Naik Kelas, bantuan Kanggo Riko, dan program lainnya.
Baca juga: Akhir pekan ini, "Banyuwangi Fashion Parade" digelar
"Dengan program-program itu bisa menguatkan para mantan pekerja migran untuk meningkatkan perekonomian mereka," katanya.
Relawan Desbumi Kecamatan Tegaldlimo, Uut Rohimatin mengatakan di kecamatan itu merupakan salah satu kantong pengirim pekerja migran di Jawa Timur, dengan sebaran negara yang bermacam-macam seperti Taiwan, Hong Kong, Malaysia, dan Arab Saudi.
"Anggapan orang selama ini kalau pulang dari luar negeri pasti banyak uang atau mampu secara ekonomi, tapi ternyata tidak selalu seperti itu. Kadang rumah memang terlihat mewah, tapi ternyata untuk makan sehari-hari saja mereka susah," katanya.
Uut menceritakan biasanya mereka para mantan pekerja migran yang pulang kembali ke daerahnya bingung harus berbuat dan bekerja apa. "Sehingga kami ajak mereka bergabung dan mereka bisa berdaya dengan yang lain," kata Uut yang juga anggota Migrant Care itu.
Desbumi menjadi wadah pemberdayaan mereka yang tidak ingin lagi mengadu nasib ke luar negeri. Selain itu berfungsi memberikan perlindungan para pekerja migran, mulai layanan informasi, pengurusan dokumen, layanan pengaduan kasus, sosialisasi migrasi aman, dan pendataan migran secara reguler.
Di Kecamatan Tegaldlimo terdapat banyak UMKM yang mempekerjakan dan melatih para mantan pekerja migran, mulai industri tas anyaman, makanan olahan seperti keripik tempe, krupuk puli, rengginang, jajanan jipang beras jawa, kacang, sambal, jamu tradisional, minuman dari jamur kombucha, dan lainnya.
Total terdapat 52 mantan pekerja migran yang bergabung dan mereka terbagi dalam kelompok-kelompok, antara lain kelompok Sinar Migran di Desa Tegaldlimo, Barokah Migran di Desa Wringinpitu, Sukses Migran di Desa Kedung Gebang, Asri Migran di Desa Kedung Asri, dan Pelangi Migran di Desa Kendalrejo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024