Perumda (Perusahaan Umum Daerah) air minum Tirta Buana Bojonegoro terus mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan air bersih untuk masyarakat setempat, melalui pengolahan air Bengawan Solo dan sumber mata air.

Direktur Perumda Tirta Buana Bojonegoro Choirul Anwar mengatakan jumlah pelanggan saat ini sekitar 45 ribu dan triwulan pertama 2024 ada 300 pelanggan baru. Ditargetkan tahun 2024 ada penambahan 6.000 pelanggan baru.

"Kami sekarang ini mengoptimalkan air Bengawan Solo dan sumber mata air. Waduk Gongseng belum dimanfaatkan karena masih proses, harapannya tahun ini bisa digunakan," kata Anwar di Bojonegoro, Jatim, Kamis.

Dia menjelaskan pemanfaatan air Bengawan Solo melalui Instalansi Pengolahan Air (IPA) dengan proses mengendapkan sedimen lumpur, terus dilakukan penjernihan untuk menghilangkan flok dan bakteri-bakteri. Terakhir, dimasukan ground reservoar, setelah itu baru dikeluarkan airnya untuk dimanfaatkan.

"Instalansi pengolahan air memanfaatkan air Bengawan Solo ada lima lokasi, sedangkan sumber mata air dari tiga tempat," ujarnya.

Lokasi lima titik tersebut, lanjut Anwar, berada di Desa Dengok (Kecamatan Padangan),satu desa di  Kecamatan Purwosari, Desa Ngeringinrejo (Kecamatan Kalitidu), Desa Banjarsari (Kecamatan Trucuk) dan Desa Piyak Kecamatan Kanor, sedangkan tiga sumber mata air yang juga dimanfaatkan ada di Desa Sumberarum dan Desa Ngunut (Kecamatan Dander), serta Desa Jono (Kecamatan Temayang).

Sementara ini baru masyarakat di 17 kecamatan yang memanfaatkan air dari Perumda Tirta Buana, karena kapasitas produksi dan jaringan pipa hanya menjangkau masyarakat tersebut. Selain itu air baku di kecamatan yang belum memanfaatkan air Perumda Tirta Buana disebabkan sulitnya sumber.

"Masih diupayakan penambahan kapasitas air baku, seperti halnya nanti pemanfaatan air dari Waduk Gongseng untuk masyarakat Kecamatan Sugihwaras, Kedungadem Kepohbaru, Temayang dan Sukosewu," kata Anwar.

Ditambahkan Anwar, ada program pusat melalui instruksi presiden (inpres) terkait percepatan air minum yang diberikan kepada 1.268 sambungan rumah (SR) yang ada di Kecamatan Kapas dan Dander.

Terkait dengan tarif harga diberlakukan sejak tahun 2018 senilai Rp2.800 per meter kubik bagi pelanggan rumah tangga dan belum ada perubahan kenaikan tarif sampai saat ini. Pemakaiannya rata-rata di bawah 10 kubik, padahal harapannya pemakaian di atas 18 sampai 20 kubik.

"Pelanggan harus mengontrol terus pemakaiannya agar dimanfaatkan sebaik-baiknya dan bila ada kebocoran maupun kerusakan dapat segera melapor melalui layanan pelanggan," ucapnya.

Pewarta: Muhammad Yazid

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024