Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan sosialisasi penerimaan siswa inklusi jenjang SD-SMP tahun ajaran 2024/2025 sudah terlaksana yang sasarannya para kepala sekolah serta guru.

Sosialisasi tersebut dilakukan untuk memperkuat pemahaman tata cara pendaftaran bagi calon peserta didik baru yang memiliki kebutuhan khusus.

"Minimal dasar psikologis anak paham, ketika nanti ada anak inklusi yang mendaftar mereka tidak bingung," kata Yusuf melalui keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Sabtu.

Selain sosialisasi, Dispendik juga sudah melaksanakan pendampingan khusus kepada guru kelas satu, sebab mereka menjadi tenaga pengajar pertama yang akan melaksanakan proses belajar mengajar bagi siswa baru.

"Sudah ada pendampingan untuk guru-guru kelas satu," ujarnya.

Dispendik meminta para kepala sekolah untuk melaksanakan sosialisasi terkait informasi pendaftaran calon peserta didik inklusi kepada orang tua.

Sementara itu, teknis penerimaan calon peserta didik baru inklusi dilaksanakan dengan sistem zonasi melalui jalur afirmasi, yakni 15 persen dari kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). 

Keputusan penerapan sistem zonasi untuk mempermudah wali murid dalam menentukan jarak sekolah. 

"Agar tidak terlalu jauh, karena mereka siswa inklusi perlu pendampingan. Sebab, jarak rumah dengan sekolah juga berpengaruh bagi anak-anak," ucapnya. 

Lebih lanjut, kata Yusuf, Dispendik Surabaya sedang mempersiapkan sarana dan prasarana secara bertahap untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar bagi siswa inklusi.

Sebab, kata dia waktu kegiatan belajar mengajar untuk siswa inklusi tidak bersamaan dengan siswa lainnya. 

"Jam mengajarnya juga tidak sama dengan yang anak-anak reguler. Karena dibutuhkan interaksi, waktu, dan model-model pembelajaran khusus, artinya setiap sekolah nantinya akan menyiapkan skema masing-masing," kata dia.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024