Fakultas Vokasi Universitas Airlangga Surabaya mengupas masa depan profesi lulusan perkantoran digital melalui kegiatan kuliah tamu yang menghadirkan sejumlah pembicara.
KPS Program Studi D4 Manajemen Perkantoran Digital Fakultas Vokasi Unair, Dr. Rahmat Yuliawan dalam keterangan diterima di Surabaya, Jumat, mengatakan kegiatan kuliah tamu tersebut bertema "Masa Depan Profesi Lulusan Perkantoran Digital (Industrial Perspektif)."
Dalam kuliah umum tersebut Rahmat Yuliawan menyoroti pentingnya adaptasi pendidikan dengan dunia industri.
Salah seorang pembicara yakni Dr. Ginanjar Rahmawan mengatakan memaparkan tentang kebiasaan dari masyarakat di dunia digital, salah satunya adalah kegiatan stalking.
"Kalau di dunia maya kita stalking orang, itu juga bisa dianggap sebagai riset kehidupan digital mereka," tuturnya.
Ia tak hanya memberikan pandangan pada aktivitas di media sosial, melainkan turut mengajak hadirin untuk meriset hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
"Sebelum membeli barang, riset harga dan kualitas barang. Beli makanan? Jangan sembarangan, riset tempat makan yang enak. Jadi, riset itu tidak melulu berkaitan dengan buku tebal dan jurnal kan?" tambahnya.
Sementara itu, Marketing Manager FIF Group Martinus Wahyu menyebut bahwa dengan kemajuan teknologi memang memungkinkan untuk tidak membutuhkan manusia, tetapi dalam sektor jasa masih membutuhkan manusia sebagai perantara untuk menyampaikan kepada konsumen.
Di tempat sama, Marketing Manager SPEKTRA Fajar Ramadhan membahas profitabilitas dan strategi digital yang ada di perusahaannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
KPS Program Studi D4 Manajemen Perkantoran Digital Fakultas Vokasi Unair, Dr. Rahmat Yuliawan dalam keterangan diterima di Surabaya, Jumat, mengatakan kegiatan kuliah tamu tersebut bertema "Masa Depan Profesi Lulusan Perkantoran Digital (Industrial Perspektif)."
Dalam kuliah umum tersebut Rahmat Yuliawan menyoroti pentingnya adaptasi pendidikan dengan dunia industri.
Salah seorang pembicara yakni Dr. Ginanjar Rahmawan mengatakan memaparkan tentang kebiasaan dari masyarakat di dunia digital, salah satunya adalah kegiatan stalking.
"Kalau di dunia maya kita stalking orang, itu juga bisa dianggap sebagai riset kehidupan digital mereka," tuturnya.
Ia tak hanya memberikan pandangan pada aktivitas di media sosial, melainkan turut mengajak hadirin untuk meriset hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
"Sebelum membeli barang, riset harga dan kualitas barang. Beli makanan? Jangan sembarangan, riset tempat makan yang enak. Jadi, riset itu tidak melulu berkaitan dengan buku tebal dan jurnal kan?" tambahnya.
Sementara itu, Marketing Manager FIF Group Martinus Wahyu menyebut bahwa dengan kemajuan teknologi memang memungkinkan untuk tidak membutuhkan manusia, tetapi dalam sektor jasa masih membutuhkan manusia sebagai perantara untuk menyampaikan kepada konsumen.
Di tempat sama, Marketing Manager SPEKTRA Fajar Ramadhan membahas profitabilitas dan strategi digital yang ada di perusahaannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024