Bermuhasabah atau mengevaluasi diri mengenai perbuatan baik maupun buruk pada masa lalu sepanjang 365 hari (setahun) menjadi keharusan bagi umat Muslim.

Dengan mengoreksi perbuatan, perilaku buruk menjadikan setiap manusia akan mampu mengubahnya menjadi lebih baik di masa depan. Pun demikian, evaluasi perbuatan baik juga bisa meningkatkan kualitas kebaikan di masa yang akan datang.

Demikian disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo, K.H.R Achmad Azaim Ibrahimy, saat menyampaikan tausiyahnya pada malam pergantian tahun 2023-2024, di acara pengajian akbar dan doa bersama untuk keselamatan bangsa dan negara, di Alun-Alun Situbondo, Jawa Timur.

Allah SWT menciptakan alam semesta dan kemudian menjadi jalan kehidupan dengan kehendak atau rancana-Nya. Manusia harus mampu mencari dan hikmah di balik segala peristiwa kehidupan, sebagaimana Bulan dan Matahari yang tunduk atas segala perintah-Nya.

Dari perputaran Bulan dan Matahari, terciptalah kemudian kalender yang dikenal dalam peradaban manusia sebagai bilangan kalender syamsiah dan kamariah.

Sesuai sunanatullah (hukum/ketetapan Allah), semua tunduk kepada kehendak-NYA, sebagaimana silih bergantinya waktu siang dan malam, sesuai dengan aturan yang Allah tetapkan.

Pertanyaannya, pantaskah manusia tidak tunduk dan patuh kepada aturan Allah SWT?

Setiap detik, setiap menit, setiap jam dan waktu silih bergantinya zaman, harus dimaknai sebagai anugerah dari Allah. Pergantian waktu itu dilalui dengan napas sebagai tanda bahwa kita masih hidup. Manusia secara normal telah bernapas 17.000 hingga 30.000 kali dalam.

Cucu Pahlawan Nasional K.H.R As'ad Syamsul Arifin (pendiri dan pengasuh kedua Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo) itu kembali mengingatkan agar setiap manusia selalu mengucap syukur dan mensyukuri apa yang Allah telah karuniakan kepada manusia.

"Apakah nafas yang kita embuskan ini bernilai ibadah atau bernilai durhaka? Maka saatnyalah kita bermuhasabah, 'hasibu anfusakum qabla antuhasabu'," ujar ulama muda kharismatik tersebut.

Hitungan kalender samsiah terhitung satu tahun ada 365 hari, dan di dalam tubuh manusia ada 360 persendian. Fakta ini menjadi isyarah bahwa manusia sudah seharusnya, sepanjang tahun, menggunakan tubuhnya beraktivitas untuk kebaikan.

Betapa besar anugerah yang Allah berikan, nikmat yang Allah berikan kepada manusia. Karena, dengan jumlah belasan ribu, bahkan puluhan ribu, napas keluar dan dihirup kembali oleh manusia, seharusnya menjadikan manusia sadar untuk bersyukur.

"Dengan menjadi seiring syukur yang kita lakukan (dengan anugerah dan nikmat yang Allah berikan), maka setidaknya kita mengucapkan dzikir yang diajarkan Baginda Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah alladziadi binikmatihi tatimmusoleha," tutur Kiai Azaim.

Bersyukur kepada Allah SWT dengan sejumlah hitungan apapun, yang ada di langit dan bumi, ataupun yang ada di antara di keduanya.

"Sehingga, kita pun berdzikir dengan bertasbihkan seluruh makhluk ciptaan Allah, termasuk napas kita," tuturnya.

Kiai Azaim pun mengingat nasihat bijak kakeknya Kiai As'ad, bahwa "Oreng se enga' ka asallah odi'na tak kerah sal-sal (manusia yang selalu ingat dengan asalnya, hidupnya tidak akan carut-marut). Sebaliknya, jika manusia sadar dari mana asalnya, akan selalu dibimbing menuju kebaikan.

"Seperti halnya juga anak yang sadar dari mana asalnya, sudah seharusnya berbakti kepada kedua orang tuanya, membahagiakan orang tuanya, termasuk seorang murid yang sadar keberkahan ilmunya, maka murid itu tak lupa mendoakan gurunya tiap shalat lima waktu," tuturnya.

Pun demikian, sebagai umat Nabi Muhammad SAW, yang sadar lahir di zaman beliau sudah seharusnya manusia hidup sebagai umat Nabi Muhammad SAW berusaha senantiasa membuat nabi senang dan meridai.

"Mari kita jaga persatuan dan kesatuan, kondisi bangsa dan negara," kata Kiai Azaim.

Pemerintah Kabupaten Situbondo menggelar pengajian dan doa bersama di akhir pengujung tahun 2023 dan berhasil pecahkan Rekor MURI "Pembacaan Dzikir Basmalah dengan Peserta Terbanyak" yakni sebanyak 37.982 orang.

Museum Rekor Indonesia (MURI) mencatatkan pembacaan 1 miliar dzikir "basmalah" dengan peserta terbanyak yang ke-11.491.

Pemkab Situbondo sebagai pelaksana kegiatan pada malam pergantian tahun 2023-2024, menyampaikan ada 35.635 peserta, namun setelah diverifikasi kembali jumlah pesertanya mencapai 37.982 orang.

Piagam penghargaan Rekor MURI diberikan kepada pemrakarsa dan penyelenggara, yakni Bupati Situbondo Karna Suswandi dan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo K.H.R. Achmad Azaim Ibrahimy.

Pengajian akbar ini merupakan agenda tahunan Pemkab Situbondo, sejak kepemimpinan Bupati Karna Suswandi dan Wakil Bupati Nyai Khoirani, sebagai kegiatan positif di pengujung tahun.

Bupati Situbondo Karna Suswandi menyampaikan kegiatan pengajian dan doa bersama itu bertujuan untuk mendoakan masyarakat Situbondo, khususnya dan Indonesia pada umumnya, agar diberikan keselamatan, kesehatan dan kekuatan serta diberikan keberkahan oleh Allah SWT.

"Ini merupakan bagian dari muhasabah diri dan munajat kepada Allah SWT mengharap apa yang telah dilakukan oleh selama satu tahun ini mendapat berkah dan barokah," kata Bupati.

Sebagaimana tema pengajian dan doa bersama, yakni untuk keselamatan bangsa dan negara, Bupati Karna Suswandi juga berharap pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 bisa berjalan dengan aman lancar dan sukses.

"Semoga mekanisme lima tahunan negara ini bisa berjalan dengan baik. Harapannya, pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan juga akan bisa berjalan dengan baik," tutur Bung Karna, sapaan Bupati Situbondo Karna Suswandi.

Kegiatan pengajian dan doa bersama bagian dari untuk bermuhasabah dan bermunajat kepada Allah SWT dengan bershalawat, dzikir dan doa mengharap apa yang telah dilakukan selama satu tahun ini mendapat berkah dan barokah serta mendapat keselamatan dan kesuksesan dalam satu tahun ke depan.

Tausiyah Kiai Azaim mengingatkan kita agar selalu bersyukur atas anugerah dan nikmat yang Allah berikan setiap detik, setiap jam, dan waktu.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024