Penjabat (Pj) Bupati Pamekasan Masrukin menyatakan, air dari sumur bor yang menyembur di Desa Kadur tidak aman dikonsumsi, karena mengandung gas.
"Karena itu, kami minta masyarakat untuk tidak mengonsumsi air ini dulu. Kalau untuk cuci dan mandi tidak masalah," katanya saat mengunjungi lokasi semburan sumur bor itu di Desa Kadur, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Pulau Madura, Minggu.
Bupati datang ke lokasi itu bersama Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yusuf Wibiseno, serta sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemkab Pamekasan.
Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Pamekasan itu melihat secara dekat semburan air dari pipa air bor yang menyembur hingga ketinggian 14 meter itu.
"Kami telah berkoordinasi dengan Dinas ESDM Pemprov Jatim dan hingga saat ini belum diketahui hasil uji lab," katanya.
Masrukin menuturkan, pada Kamis (28/12) Staf Bidang Geologi dan Air Tanah pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemprov Jatim datang secara langsung meninjau lokasi semburan. Petugas telah mengambil sampel air untuk dilakukan uji laboratorium di Surabaya.
Hingga saat ini, sambung dia, belum diketahui hasilnya. Namun, berdasarkan pengamanan sementara di lapangan ketika itu, semburan air dari sumur bor milik warga itu, normal, aman digunakan untuk mandi cuci kakus (MCK).
Namun, yang harus diwaspadai, yaitu kandungan gas di air tersebut cukup banyak dan diperkirakan akan normal hingga sebulan ke depan.
Semburan air mengandung gas dari lubang sumur bor di Desa Kadur itu ketinggiannya mencapai 15 meter.
Semburan air dari lokasi pengeboran itu terjadi sejak Rabu (27/12) malam sekitar pukul 21.30 WIB, saat warga bernama Junaidi melakukan pengeboran di lahan perkebunan miliknya.
Saat kedalaman bor mencapai 141 meter, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari perut bumi, dan tidak berapa lama kemudian, air menyembur dari pipa pengeboran dengan ketinggian semburan mencapai 15 meter.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Karena itu, kami minta masyarakat untuk tidak mengonsumsi air ini dulu. Kalau untuk cuci dan mandi tidak masalah," katanya saat mengunjungi lokasi semburan sumur bor itu di Desa Kadur, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Pulau Madura, Minggu.
Bupati datang ke lokasi itu bersama Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yusuf Wibiseno, serta sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemkab Pamekasan.
Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Pamekasan itu melihat secara dekat semburan air dari pipa air bor yang menyembur hingga ketinggian 14 meter itu.
"Kami telah berkoordinasi dengan Dinas ESDM Pemprov Jatim dan hingga saat ini belum diketahui hasil uji lab," katanya.
Masrukin menuturkan, pada Kamis (28/12) Staf Bidang Geologi dan Air Tanah pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemprov Jatim datang secara langsung meninjau lokasi semburan. Petugas telah mengambil sampel air untuk dilakukan uji laboratorium di Surabaya.
Hingga saat ini, sambung dia, belum diketahui hasilnya. Namun, berdasarkan pengamanan sementara di lapangan ketika itu, semburan air dari sumur bor milik warga itu, normal, aman digunakan untuk mandi cuci kakus (MCK).
Namun, yang harus diwaspadai, yaitu kandungan gas di air tersebut cukup banyak dan diperkirakan akan normal hingga sebulan ke depan.
Semburan air mengandung gas dari lubang sumur bor di Desa Kadur itu ketinggiannya mencapai 15 meter.
Semburan air dari lokasi pengeboran itu terjadi sejak Rabu (27/12) malam sekitar pukul 21.30 WIB, saat warga bernama Junaidi melakukan pengeboran di lahan perkebunan miliknya.
Saat kedalaman bor mencapai 141 meter, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari perut bumi, dan tidak berapa lama kemudian, air menyembur dari pipa pengeboran dengan ketinggian semburan mencapai 15 meter.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024