Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menjadi tuan rumah acara haul dan silaturahmi ke-19 Bani Hadu dan Bani Ruham pada Minggu (19/11).
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, K.H. Moh Zuhri Zaini dalam keterangannya, Selasa, menyampaikan pentingnya kebersamaan dalam sebuah keluarga untuk saling bersama dan berjamaah dalam menghadapi segala permasalahan.
"Sebab kalau kita berjalan hanya sendiri, itu katanya, kita bisa dimakan harimau. Jadi, serigala itu memakan kambing yang menyendiri, jadi jika ada kambing seekor itu lemah, sedangkan jika banyak, harimau juga bisa takut, ini pentingnya berjamaah," tutur Kiai Zuhri.
Haul dan silaturahmi Bani (keturunan) Hadu dan Bani Ruham ini merupakan momentum penting tersambungnya silsilah para kiai, nyai dan pesantren besar di Jawa Timur, mulai dari Banyuwangi sampai dengan Pulau Madura.
Bani Hadu dan Bani Ruham merupakan salah satu silsilah dari cikal bakal lahirnya para ulama dan pesantren besar yang berada di sepanjang Jawa Timur.
Seperti Ponpes Nurul Jadid Paiton, Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo, Ponpes Nurul Abror Al Robbaniyin Banyuwangi, Ponpes Nurul Islam, Ponpes Walisongo Situbondo, Ponpes Sumber Bunga, Ponpes Badridduja Kraksaan (Probolinggo), Ponpes Al Masduqiyah, Pondok Pesantren An Nuqayah (Sumenep), Ponpes Sumber Payung (Pamekasan) dan pesantren lainnya.
Sekitar 3.000 lebih anggota keluarga yang hadir yang hadir dalam halu dan silaturrahmi di Ponpes Nurul Jadid.
Dalam acara silaturahmi itu hadir pula, ulama besar yang terhubung garis keturunan Bani Hadu dan Bani Ruham, di antaranya K.H. Fadlurrahman Zaini, K.H. Moh Zuhri Zaini, K.H. Kholil As'ad Syamsul Arifin, K.H. Imamuddin Thoha, K.H. Muhyiddin Abdussomad, K.H.R. Achmad Azaim Ibrahimy, K.H. Imam Qusyairi Syam, K.H. Zainuri Sufyan dan juga turut hadir Penjabat Bupati Probolinggo Ugas Irwanto.
Dalam pertemuan itu, dijelaskan pula silsilah pendiri Ponpes Nurul Jadid Paiton, yang tersambung dengan kiai Ismail di Beng Koneng Madura, yang mempunyai tujuh anak yakni, Kiai Zainuddin, Kiai Mursaha, Kiai Mustofa, Kiai Fatoyah, Kiai Madhah/ Kolpoh, Kiai Mudharik dan Nyai Nur Sari.
Kiai Mudharik sendiri merupakan kakek Pendiri Ponpes Nurul Jadid K.H. Zaini Mun'im dan Nyai Nur Sari adik dari Kiai Mudharik atau Kiai Mudrika merupakan istri dari Kiai Ruham.
"Kalau dicontohkan juga bisa seperti di Situbondo, Kiai Kholil As'ad bin As'ad bin Syamsul Arifin bin Nyai Nur Sari, jadi sama tiga pupuan karena Kiai Zaini dan Kiai As'ad dua pupuan, sedangkan Kiai Abdul Mun'im dan Kiai Syamsul sepupuan," kata K.H. Miftahul Arifin Hasan saat menjabarkan silsilah di hadapan ribuan anggota keluarga.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, K.H. Moh Zuhri Zaini dalam keterangannya, Selasa, menyampaikan pentingnya kebersamaan dalam sebuah keluarga untuk saling bersama dan berjamaah dalam menghadapi segala permasalahan.
"Sebab kalau kita berjalan hanya sendiri, itu katanya, kita bisa dimakan harimau. Jadi, serigala itu memakan kambing yang menyendiri, jadi jika ada kambing seekor itu lemah, sedangkan jika banyak, harimau juga bisa takut, ini pentingnya berjamaah," tutur Kiai Zuhri.
Haul dan silaturahmi Bani (keturunan) Hadu dan Bani Ruham ini merupakan momentum penting tersambungnya silsilah para kiai, nyai dan pesantren besar di Jawa Timur, mulai dari Banyuwangi sampai dengan Pulau Madura.
Bani Hadu dan Bani Ruham merupakan salah satu silsilah dari cikal bakal lahirnya para ulama dan pesantren besar yang berada di sepanjang Jawa Timur.
Seperti Ponpes Nurul Jadid Paiton, Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo, Ponpes Nurul Abror Al Robbaniyin Banyuwangi, Ponpes Nurul Islam, Ponpes Walisongo Situbondo, Ponpes Sumber Bunga, Ponpes Badridduja Kraksaan (Probolinggo), Ponpes Al Masduqiyah, Pondok Pesantren An Nuqayah (Sumenep), Ponpes Sumber Payung (Pamekasan) dan pesantren lainnya.
Sekitar 3.000 lebih anggota keluarga yang hadir yang hadir dalam halu dan silaturrahmi di Ponpes Nurul Jadid.
Dalam acara silaturahmi itu hadir pula, ulama besar yang terhubung garis keturunan Bani Hadu dan Bani Ruham, di antaranya K.H. Fadlurrahman Zaini, K.H. Moh Zuhri Zaini, K.H. Kholil As'ad Syamsul Arifin, K.H. Imamuddin Thoha, K.H. Muhyiddin Abdussomad, K.H.R. Achmad Azaim Ibrahimy, K.H. Imam Qusyairi Syam, K.H. Zainuri Sufyan dan juga turut hadir Penjabat Bupati Probolinggo Ugas Irwanto.
Dalam pertemuan itu, dijelaskan pula silsilah pendiri Ponpes Nurul Jadid Paiton, yang tersambung dengan kiai Ismail di Beng Koneng Madura, yang mempunyai tujuh anak yakni, Kiai Zainuddin, Kiai Mursaha, Kiai Mustofa, Kiai Fatoyah, Kiai Madhah/ Kolpoh, Kiai Mudharik dan Nyai Nur Sari.
Kiai Mudharik sendiri merupakan kakek Pendiri Ponpes Nurul Jadid K.H. Zaini Mun'im dan Nyai Nur Sari adik dari Kiai Mudharik atau Kiai Mudrika merupakan istri dari Kiai Ruham.
"Kalau dicontohkan juga bisa seperti di Situbondo, Kiai Kholil As'ad bin As'ad bin Syamsul Arifin bin Nyai Nur Sari, jadi sama tiga pupuan karena Kiai Zaini dan Kiai As'ad dua pupuan, sedangkan Kiai Abdul Mun'im dan Kiai Syamsul sepupuan," kata K.H. Miftahul Arifin Hasan saat menjabarkan silsilah di hadapan ribuan anggota keluarga.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023