Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mengalokasikan anggaran dari Dana Bagi Hasil Cukai hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2023 sekitar Rp350 juta untuk perbaikan sarana prasarana wisata Kampung Kerapu yang rusak akibat diterjang banjir tahun lalu.
Wisata Kampung Kerapu yang berada di jalur pantura Dusun Gundil, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, ini merupakan objek wisata yang dibangun di kawasan budi daya ikan kerapu menjadi objek wisata alternatif selain Wisata Bahari Pasir Putih Situbondo.
"Alhamdulillah kami mendapatkan informasi bahwa tangkis laut dan pagar di objek wisata Kampung Kerapu yang rusak akibat banjir, bulan ini akan diperbaiki oleh pemerintah daerah," ujar Direktur BUMDesa Klatakan, Adi Mukhtar di Situbondo, Jawa Timur, Senin.
Rehabilitasi sarana dan prasarana menjelang libut Natal dan Tahun Baru 2024, menurut dia, sangat tepat karena di wisata Kampung Kerapu ini menjadi tujuan wisatawan lokal maupun luar daerah yang melintas di jalur pantura Situbondo.
Tidak hanya menawarkan spot-spot foto wisatawan dengan latar dermaga kayu yang menjorok ke tengah laut, kata Adi, ada pula latar pemandangan alam pegunungan di seberang jalur pantura.
"Di kawasan wisata Kampung Kerapu bisa mandi di laut, bermain kano serta disediakan pula rumah apung untuk santai bagi pengunjung serta perpustakaan apung menjadi tambahan sarana wisata edukasi," ujar Adi.
Sementara itu, Kabid Pemberdayaan Nelayan pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Situbondo Roy Hidayat menyebutkan sarana wisata Kampung Kerapu yang mulai diperbaiki bulan ini terdiri dari tangkis laut dan pagar kawasan wisata yang rusak akibat banjir rob pada tahun 2022.
Menurut dia, beberapa bangunan yang rusak saat ini masih terlihat jelas, dari tangkis beton dan di atasnya dibangun kafe, kemudian sebagian besar pagar sungai hingga bibir pantai rusak berat.
"Jika dibiarkan maka saat terjadi banjir rob kembali, fasilitas wisata serta rumah warga juga bisa rusak, karena tidak ada tembok yang melindungi bangunan di area bibir pantai kawasan wisata tersebut," kata Roy.
Dia merinci, dari anggaran DBHCHT Rp350 juta itu dibagi menjadi dua kegiatan, yakni untuk kebutuhan perbaikan tangkis laut Rp200 juta, sedangkan pembangunan pagar wisata Rp150 juta.
"Perbaikan sarana wisata yang rusak tersebut diperkirakan rampung pada pertengahan Desember mendatang. Setidaknya, menjelang pergantian tahun 2023 ke 2024 dapat menjadi tujuan wisata," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Wisata Kampung Kerapu yang berada di jalur pantura Dusun Gundil, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, ini merupakan objek wisata yang dibangun di kawasan budi daya ikan kerapu menjadi objek wisata alternatif selain Wisata Bahari Pasir Putih Situbondo.
"Alhamdulillah kami mendapatkan informasi bahwa tangkis laut dan pagar di objek wisata Kampung Kerapu yang rusak akibat banjir, bulan ini akan diperbaiki oleh pemerintah daerah," ujar Direktur BUMDesa Klatakan, Adi Mukhtar di Situbondo, Jawa Timur, Senin.
Rehabilitasi sarana dan prasarana menjelang libut Natal dan Tahun Baru 2024, menurut dia, sangat tepat karena di wisata Kampung Kerapu ini menjadi tujuan wisatawan lokal maupun luar daerah yang melintas di jalur pantura Situbondo.
Tidak hanya menawarkan spot-spot foto wisatawan dengan latar dermaga kayu yang menjorok ke tengah laut, kata Adi, ada pula latar pemandangan alam pegunungan di seberang jalur pantura.
"Di kawasan wisata Kampung Kerapu bisa mandi di laut, bermain kano serta disediakan pula rumah apung untuk santai bagi pengunjung serta perpustakaan apung menjadi tambahan sarana wisata edukasi," ujar Adi.
Sementara itu, Kabid Pemberdayaan Nelayan pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Situbondo Roy Hidayat menyebutkan sarana wisata Kampung Kerapu yang mulai diperbaiki bulan ini terdiri dari tangkis laut dan pagar kawasan wisata yang rusak akibat banjir rob pada tahun 2022.
Menurut dia, beberapa bangunan yang rusak saat ini masih terlihat jelas, dari tangkis beton dan di atasnya dibangun kafe, kemudian sebagian besar pagar sungai hingga bibir pantai rusak berat.
"Jika dibiarkan maka saat terjadi banjir rob kembali, fasilitas wisata serta rumah warga juga bisa rusak, karena tidak ada tembok yang melindungi bangunan di area bibir pantai kawasan wisata tersebut," kata Roy.
Dia merinci, dari anggaran DBHCHT Rp350 juta itu dibagi menjadi dua kegiatan, yakni untuk kebutuhan perbaikan tangkis laut Rp200 juta, sedangkan pembangunan pagar wisata Rp150 juta.
"Perbaikan sarana wisata yang rusak tersebut diperkirakan rampung pada pertengahan Desember mendatang. Setidaknya, menjelang pergantian tahun 2023 ke 2024 dapat menjadi tujuan wisata," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023