Mekkah - Jumlah calon haji Indonesia yang tersesat saat usai ibadah di Masjidil Haram menuju pemondokan cenderung meningkat sejalan dengan terus bertambahnya kedatangan jamaah Indonesia, namun demikian oleh petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji segera diatasi.
"Ada kecenderungan jamaah yang tersesat makin banyak setiap harinya, jumlahnya setiap hari bisa mencapai 50 orang," kata Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Mekah Arsyad Hidayat di Mekah, Minggu.
Jamaah yang tersesat disebabkan bingung jalan untuk kembali ke pemondokan setelah keluar dari Masjidil Haram.
Seringkali mereka lupa nomor pintu saat mereka masuk Masjidil Haram, sehingga ketika keluar ternyata pintunya berbeda dan saat keluar pun jalannya dipastikan berbeda.
Diakatakan, pintu di Masjidil Haram sangat banyak dan rata-rata memiliki kemiripan, sehingga seringkali membuat jamaah bingung dan lupa pintu masuknya.
Sebenarnya kalau mau lebih jeli lagi, setiap pintu memiliki nama-nama sendiri, dan nama itu bisa memudahkan jamaah untuk keluar sesuai dengan pintu masuk.
Akibat banyaknya jamaah yang tersasar petugas Panita penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Sektor Khusus yang lokasinya berdekatan dengan Masjidil Haram, menjadi kerepotan memberikan arah jalan menuju pemondokan.
"Kita sudah tempatkan banyak petugas di sekitar masjid untuk mengarahkan jamaah menuju pemondokan jika ada yang bertanya," kata Arsyad.
Kebanyakan yang tersesat adalah calhaj yang tinggal di pemondokan di daerah Jarwal, Hafair, Syari' Mansur, dan Syari' Ummul Quro yang memang lokasinya agak jauh dari masjid.
Petugas berupaya terus mengamankan jamaah yang tersesat karena hal itu sangat riskan menjadi sasaran penipuan orang yang berniat merampas barang berharga.
Umumnya, katanya, penipu akan memanfaatkan orang yang tersesat dan kebingungan dengan modus ingin menolong tapi nyatanya justru ditipu dan dirampas barang bawaan jamaah.
"Petugas tetap kita siagakan di sekitar masjid untuk terus membantu jamaah yang tersesat," katanya.
Sekali lagi dia mengingatkan jamaah untuk hati-hati dengan tawaran bantuan petugas berseragam baju biru.
Saat hendak bertanya dan ditawarin bantuan, lihat dahulu nama yang tertera di dada sebelah kanan serta kartu identitas yang menggantung di leher.
"Masalahnya ada pengaduan kepada kita, yang melakukan penipuan justru orang berseragam baju biru," kata Arsyad mengingatkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011