Malang - Kota Malang, Jawa Timur, dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri karena selama kurun waktu Januari-September 2011 tercatat sudah ada 48 kasus difteri di daerah ini. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang Enny Sekar Rengganingati, Selasa, menyatakan, selama kurun waktu Januari-September 2011 tercatat ada 48 kasus difteri di daerah itu, bahkan menempati urutan pertama di Jatim. "Untuk meminimalkan serangan difteri tersebut kami menyiagakan seluruh puskesmas dan puskesmas pembantu yang ada di wilayah ini. Karena jumlah penderitanya yang cukup banyak itu, Kota Malang dinyatakan KLB difteri," tegasnya. Ia mengemukakan, penyakit difteri pada umumnya menyerang anak-anak dengan ciri khusus terbentuknya lapisan khas selaput lendir pada saluran nafas dan adanya kerusakan pada otot jantung dan saraf. Bagian tubuh yang diserang biasanya adalah tonsil, faring sampai laring (saluran pernafasan atas). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri "corynebacterium diphteriae" dan menular dengan cara kontak langsung. Gejala awal dari serangan difteri tersebut, katanya, di anatranya adalah mengalami demam, suhu tubuh tinggi hingga 38,9 derajat celcius, pembengkakan pada tenggorokan, batuk dan flu ringan. Sementara Kabid P2PL Dinkes Kota Malang Nusindrati mengatakan, jika sesorang sudah mengalami gejala tersebut, maka harus dirujuk ke rumah sakit, agar segera mendapatkan pelayanan yang aman. Sebab, penderita harus diisolasi dan diberikan pengobatan sampai negatif difteri. Setelah pasien mendapatkan penanganan aman, katanya, dinkes juga langsung melakukan pengecekan terhadap keluarga terdekat pasien. Jika penderita sudah sekolah, teman-teman dan yang ada di lingkungan sekolahnya juga dilakukan pengecekan. Pengecekan tersebut, kata Nuindrati, guna memastikan apakah mereka tertular atau tidak. Hanya saja, meski tidak tertular, orang-orang yang ada dis ekitar pasien juga diberikan obat pencegahan. Ia mengakui, data penderita difteri selama ini didapatkan dari seluruh puskesmas yang ada di daerah itu."Kalau dibandingkan tahun lalu, jumlah penderita tahun ini mengalami peningkatan cukup dratis," ujarnya. Jumlah pasien difteri tahun lalu (2010) tidak lebih dari 10 orang dan tahun ini bertambah menjadi 48 pasien. "Agar tidak sampai menyebar lebih luas, seluruh puskesmas kami siagakan dan dalam waktu dekat akan melakukan imunisasi serempak di sekolah-sekolah," tegasnya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011