Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya tengah menggencarkan sosialisasi pola mitigasi bencana di lingkungan sekolah untuk tingkatkan rasa kewaspadaan bagi guru dan pelajar.
"Kami lakukan pemberian materi soal mitigasi bencana bagi siswa dan juga gurunya," ucap Kepala BPBD Kota Surabaya Laksita Rini Sevriani kepada ANTARA melalui aplikasi pesan singkat, Jumat.
Menurutnya mitigasi perlu disosialisasikan sehingga bisa mencegah jatuhnya banyak korban jiwa ketika terjadi bencana alam, khususnya di gedung atau bangunan bertingkat.
Pihaknya juga membantu agar para guru dan siswa bisa memahami keberadaan titik aman sebagai lokasi evakuasi.
"Makanya dilakukan juga praktik evakuasi saat bencana alam langkahnya seperti apa dan skenario simulasi gempa bumi," ujarnya.
BPBD juga mencantumkan aspek pelestarian lingkungan kepada para pelajar karena ada beberapa bencana alam yang bisa muncul karena perbuatan manusia.
"Kami juga mendorong para siswa agar tidak membuang sampah sembarang karena bisa menyebabkan banjir. Kesadaran seperti itu yang kami tanamkan," katanya.
Lebih lanjut Sosialisasi program tersebut sempat terhenti karena pandemi COVID-19 dan baru dilanjutkan dalam beberapa waktu ke belakang.
Beberapa sekolah yang sudah di sasar program tersebut, di antaranya SD Negeri Ploso 1, SMP Negeri 50, SD Negeri Ngagel 1, SMP Negeri 35, SMP Muhammadiyah 6, dan SMK Kesehatan Nusantara.
Diketahui, selain sekolah program "Tanggap Bencana" juga dilakukan di sejumlah wilayah pusat kesehatan (Puskesmas) masyarakat dan perusahaan swasta di Kota Surabaya
Dia berharap sosialisasi tanggap bencana bisa meningkatkan rasa kewaspadaan bagi seluruh masyarakat, khususnya para guru dan pelajar.
"Seluruh institusi sekolah, baik itu tenaga pendidik, siswa, dan lain-lain busa memahami apa yang musti dilakukan apabila terjadi bencana, sehingga akan meminimalisasi korban bencana," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Kami lakukan pemberian materi soal mitigasi bencana bagi siswa dan juga gurunya," ucap Kepala BPBD Kota Surabaya Laksita Rini Sevriani kepada ANTARA melalui aplikasi pesan singkat, Jumat.
Menurutnya mitigasi perlu disosialisasikan sehingga bisa mencegah jatuhnya banyak korban jiwa ketika terjadi bencana alam, khususnya di gedung atau bangunan bertingkat.
Pihaknya juga membantu agar para guru dan siswa bisa memahami keberadaan titik aman sebagai lokasi evakuasi.
"Makanya dilakukan juga praktik evakuasi saat bencana alam langkahnya seperti apa dan skenario simulasi gempa bumi," ujarnya.
BPBD juga mencantumkan aspek pelestarian lingkungan kepada para pelajar karena ada beberapa bencana alam yang bisa muncul karena perbuatan manusia.
"Kami juga mendorong para siswa agar tidak membuang sampah sembarang karena bisa menyebabkan banjir. Kesadaran seperti itu yang kami tanamkan," katanya.
Lebih lanjut Sosialisasi program tersebut sempat terhenti karena pandemi COVID-19 dan baru dilanjutkan dalam beberapa waktu ke belakang.
Beberapa sekolah yang sudah di sasar program tersebut, di antaranya SD Negeri Ploso 1, SMP Negeri 50, SD Negeri Ngagel 1, SMP Negeri 35, SMP Muhammadiyah 6, dan SMK Kesehatan Nusantara.
Diketahui, selain sekolah program "Tanggap Bencana" juga dilakukan di sejumlah wilayah pusat kesehatan (Puskesmas) masyarakat dan perusahaan swasta di Kota Surabaya
Dia berharap sosialisasi tanggap bencana bisa meningkatkan rasa kewaspadaan bagi seluruh masyarakat, khususnya para guru dan pelajar.
"Seluruh institusi sekolah, baik itu tenaga pendidik, siswa, dan lain-lain busa memahami apa yang musti dilakukan apabila terjadi bencana, sehingga akan meminimalisasi korban bencana," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023