Kantor Urusan Agama (KUA) Tambaksari Kota Surabaya, Jawa Timur mengenalkan aplikasi elektronik siap nikah dan hamil (elsimil) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kepada delegasi Asia-Afrika.
"Dalam aplikasi elsimil ini ada pemberitahuan dan pengingat tentang pencegahan stunting, karena stunting ini kan, sudah jadi ancaman global, tujuannya agar calon pengantin (catin) yang berencana memiliki keturunan bisa paham risiko stunting lebih awal," kata Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Tambaksari Marfa'i di Surabaya, Kamis.
KUA Tambaksari dipilih oleh BKKBN untuk menjadi rujukan para delegasi yang mengikuti pelatihan kerja sama Selatan-Selatan, mengingat KUA ini berhasil mengintegrasikan sistem administrasi pernikahan lintas instansi, juga secara konsisten melakukan edukasi kepada para calon pengantin, baik secara daring maupun luring.
Marfa'i mengapresiasi para delegasi yang telah jauh-jauh hadir dari negaranya untuk saling berbagi pengetahuan dan kerja sama di bidang kesehatan keluarga, dan menurutnya, salah satu hal yang bisa diterapkan di negara berkembang yakni kolaborasi dan integrasi antar instansi demi menurunkan angka stunting.
"Terima kasih sudah hadir jauh-jauh ke Surabaya kepada para delegasi, salah satu pembelajaran yang mungkin kami bisa tularkan yaitu pentingnya kolaborasi antar instansi yang selama ini sudah dilakukan di Indonesia untuk mencegah stunting," katanya.
Baca juga: Bupati dan DPRD Jember tanda tangani KUA PPAS 2023
"Tidak hanya di Islam saja, di agama mana pun pasti ada ketentuan untuk merawat keturunan dengan baik demi masa depan yang lebih cerah," tuturnya.
Menurutnya, skrining kesehatan dalam aplikasi elsimil sangat penting untuk menjaga kesehatan keluarga.
"Aplikasi elsimil ini diisi seputar kondisi kesehatan catin, dari catin laki-laki misalnya, ditanyakan perilaku merokok atau keterpaparan asap rokok, ini kan penting untuk kesehatan keluarga," katanya.
"Di dalam aplikasi elsimil, ada beberapa survei dan pertanyaan yang harus diisi oleh catin, meskipun beberapa catin mengeluh kalau aplikasinya rumit, tetapi ini kan demi kesehatan, pengurangan pernikahan dini, dan eliminasi angka stunting," ujar dia.
Salah seorang perwakilan dari United Nation Population Fund (UNFPA), lembaga di bawah naungan PBB asal Ethiopia, Dr. Mahbub Ali Abdukie menyampaikan apresiasinya terhadap sistem administrasi pernikahan di Indonesia yang sudah terintegrasi.
"Bahkan dari segi pelatihan catinnya sudah dilakukan secara daring dan luring, ini bisa menjadi contoh bagi negara lain, untuk menyosialisasikan pentingnya kesehatan keluarga sejak awal," ucap Mahbub.
Ia menuturkan, pembelajaran yang didapatkan dari KUA Tambaksari ini akan menjadi bahan diskusi di negaranya dan segera dirumuskan dalam rencana tindak lanjut.
Saat ini, pemerintah telah menetapkan sertifikat elsimil sebagai salah satu syarat untuk menikah.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan bahwa pengisian data hasil pemeriksaan ke dalam Elsimil sangat diperlukan guna mencegah stunting pada anak yang akan dilahirkan.
Hal tersebut selaras dengan program prioritas nasional pemerintah untuk mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia sampai 14 persen pada tahun 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023