Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur mendorong petani di tepian hutan wilayah setempat bekerjasama dengan Perum Perhutani dalam hal pemanfaatan lahan untuk pertanian guna peningkatan kesejahteraan.

"Pemkab Ngawi terus memfasilitasi kerja sama petani tepian hutan dengan Perhutani KPH Ngawi melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)," ujar Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko di Ngawi, Minggu (4/6).

Menurut dia, sesuai data dari 85 desa tepian hutan yang ada di Ngawi, sebanyak 60 desa di antaranya sudah tergabung dalam LMDH dengan Perhutani.

Jumlah tersebut akan terus ditingkatkan mengingat pentingnya kerja sama tersebut untuk memadukan fungsi aspek pengelolaan hutan yakni ekologi, ekonomi, dan sosial.

Selain itu, kerja sama pemanfaatan lahan hutan untuk pertanian oleh petani tepian hutan juga sangat berguna, utamanya untuk bercocok tanam palawija seperti komoditas jagung.

Wakil Bupati menambahkan jagung merupakan komoditas alternatif yang menjadi potensi di wilayah Ngawi saat musim tanam kemarau tiba. Terlebih untuk daerah yang sulit pasokan air dan irigasinya hanya mengandalkan air hujan.

Hal itu karena wilayah tepian hutan di Ngawi belum banyak terakses irigasi, sehingga petani diarahkan untuk menanam palawija guna menghindari gagal panen.

Secara keseluruhan, hasil produksi jagung di Ngawi saat ini mencapai 243.029 ton jagung kering pipil dengan luas lahan tanam 31.611 hektare.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 20 persen produktivitas jagung disumbang oleh Kecamatan Karanganyar yang semuanya merupakan lahan di bawah tegakan hutan bekerja sama dengan Perum Perhutani KPH Ngawi.

Karenanya, lanjut Wabup, melalui kerja sama Perhutani dengan petani hutan tersebut, Pemkab berharap manfaat pengelolaan hutan yang lestari serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023