Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan pemuda memiliki kekuatan dan berperan besar dalam mengubah suatu bangsa.

"Berarti pemuda ini punya kekuatan besar untuk mengubah bangsa ini," kata Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Jumat.

Cak Eri panggilan lekat Eri Cahyadi, juga teringat kata-kata Presiden RI pertama Soekarno, yaitu seribu orang tua hanya bisa bermimpi, satu orang muda bisa mengubah dunia.

Hal itu selalu ditekankan Cak Eri saat bertemu para pemuda di Surabaya. Seperti halnya yang disampaikan Cak Eri saat menjadi salah satu pembicara di acara dialog bertema #DemiIndonesia Berani Bergerak di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Kamis (25/5).

Menurutnya, pemuda itu harus berani berpolitik ataupun membangun bangsa dengan cara yang lainnya. Sebab, pemuda memiliki kekuatan yang luar biasa. Makanya, seorang pemuda itu harus berani keluar.

"Apakah mau berpolitik atau keluar membangun bangsa itu dengan cara lain, kekuatannya sangat luar biasa, bahkan Sumpah Pemuda itu digerakkan oleh para pemuda, karena itu jangan pernah kita mewarisi abunya, tetapi warisi apinya," katanya.

Baca juga: Wali Kota Surabaya komitmen tuntaskan genangan air di beberapa titik

Kalau Surabaya bisa menyatukan satu tekad, kata dia, maka akan menjadi satu kekuatan besar. "Robohkan rasa kita paling baik, turunkan rasa kita paling sempurna," ucapnya.

Ia juga menceritakan pengalamannya selama memimpin Kota Surabaya. Dia juga menitipkan Kota Surabaya kepada warganya.

"Ketika membangun Surabaya, saya selalu katakan di depan forum-forum warga, di depan masyarakat saya selalu titipkan Surabaya kepada masyarakat. Sekuat apapun pemerintah tanpa kekuatan masyarakat yang turut andil memiliki kotanya maka tidak akan pernah kota itu menjadi kota yang baldatun thoyyibatun warrobungofur," ujarnya.

Wali Kota Eri juga mengingatkan terkait perjuangan pemuda pada peristiwa 10 November 1945. Dia mengatakan pemuda yang saat itu dipimpin oleh Sutoemo berhasil mengusir Jenderal Mallaby dari Surabaya berkat pemuda berani dan bersatu.

"Apa contohnya? kekuatan yang sangat luar biasa itu 10 November tidak mungkin Mallaby tewas di Surabaya tanpa kekuatan para pemuda, Bung Tomo dan arek-arek Suroboyo," katanya.

Jadi, katanya, jangan pernah mengatakan saya Muslim, saya Kristen, saya Katolik, saya Budha, saya Hindu, saya Konghucu, karena Surabaya ini adalah NKRI maka semua kekuatan adalah toleransi.

"Kekuatan kita adalah gotong royong yang mengatakan Surabaya bisa menewaskan Mallaby karena siapa? Karena para pemuda, karena kekuatan guyub rukun, karena kekuatan gotong royongnya," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023