Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Timur menyatakan bahwa keberadaan widyaiswara dinilai berperan penting untuk mewujudkan transformasi digital birokrasi.
Kepala BPSDM Jawa Timur Aries Agung Paewai dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis mengatakan bahwa upaya untuk mewujudkan transformasi digital pada birokrasi, membutuhkan dukungan kuat dari widyaiswara.
"Widyaiswara sebagai garda terdepan pengembangan kompetensi ASN. Untuk itu, dibutuhkan strategi dan pembinaan berkelanjutan bagi widyaiswara agar perannya selaras dengan kebutuhan ASN di era 5.0," kata Aries.
Aries menjelaskan, pada akhir 2022 pihaknya telah melakukan monitoring dan evaluasi (monev) proyek perubahan peserta pelatihan kepemimpinan ASN. Widyaiswara BPSDM Jawa Timur dinilai telah memberikan kontribusi besar dalam berbagai terobosan dan inovasi.
Sejumlah inovasi dan terobosan tersebut, lanjutnya, mencakup Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) tingkat II, Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) maupun Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) yang berdampak besar bagi daerah atau instansi asal peserta.
"Kita perlu terus mendorong peran dan peningkatan kualitas widyaiswara agar pengembangan kompetensi ASN berjalan maksimal dan mampu mewujudkan transformasi digital pada birokrasi yang berdampak positif terhadap pelayanan kepada masyarakat," katanya.
Ia menambahkan, BPSDM Jatim juga akan memberikan apresiasi khusus kepada ASN yang melahirkan proyek perubahan paling berdampak pada 2023. Apresiasi tersebut berupa undangan kepada inovator proyek perubahan terbaik sebagai narasumber atau praktisi di berbagai pelatihan yang digelar BPSDM Jatim.
"Kami berharap ini akan memacu kualitas inovasi sekaligus menjadi sarana untuk memberikan dampak keberhasilan mereka pada peserta pelatihan lainnya agar juga dapat menjadi inovator proyek perubahan yang unggul," kata Aries yang juga Pj Wali Kota Batu tersebut.
Dalam kesempatan itu, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, Adi Suryanto, menyampaikan apresiasi kepada BPSDM Jatim telah berhasil menjadi pemimpin terhadap banyak hal dalam pengembangan kompetensi (bangkom) ASN.
"BPSDM Jatim ini sangat responsif, kita sentuh sedikit, langsung lari sangat kencang," katanya.
Ia menambahkan, ada sejumlah catatan penting terkait arah dan kebijakan Jabatan Fungsional (JF) widyaiswara, yakni ASN harus mempunyai sertifikat widyaiswara atau lulus sertifikasi widyaiswara.
Kemudian, tersedianya formasi widyaiswara yang akan diisi oleh ASN dan pembatasan usia yang kemungkinan diturunkan maksimal 56-57 tahun.
"Kebijakan-kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas widyaiswara ke depan lebih baik. Sehingga dampaknya akan terwujud pelatihan ASN yang berkualitas dan menghasilkan inovasi yang berdampak," ujar Adi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023