Kepala Departemen Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara (SKK Migas Jabanusa) Indra Zulkarnain mengatakan media massa memiliki peran dan fungsi penting mengawal industri hulu dan hilir minyak dan gas bumi di Indonesia. 

"Sinergi dengan media massa perlu diperkuat untuk menghadapi peluang dan tantangan industri migas pada masa mendatang," katanya dalam diskusi dan media gathering dengan para pimpinan redaksi media dari tiga wilayah, yakni Surabaya, Gresik dan Madura, yang digelar bersama Petronas di Surabaya, Rabu.

SKK Migas Jabanusa, kata dia, mendorong semua pihak, terutama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk senantiasa menjalin hubungan mutualisme dengan media massa. 

"Kami butuh media agar masyarakat mengetahui kinerja kami. Masyarakat harus tahu keberhasilan KKKS adalah keberhasilan semua stakeholder dengan target 1 juta barel per hari. Kami butuh media memberitakan kami secara positif," kata Indra.

SKK Migas Jabanusa melakukan pemantauan terhadap pemberitaan media massa setiap hari. "Alhamdulillah, berita negatif kurang dari dua persen. Kami sangat mengucapkan terima kasih atas dukungannya media," katanya. 
 
Menurut Indra, ke depan banyak ikhtiar menguatkan energi terbarukan. "Tapi kita belum.bisa meninggalkan energi fosil. DEN menyebutkan kebutuhan terus naik gas naik 300 persen, minyak naik 105 persen," katanya.

Indra mengingatkan pada 2030 pemerintah menargetkan produksi 1 juta barel per hari.

"Kami jawab tantangan itu dengan kerja keras. Dan target drilling kami naik dibanding tahun sebelumnya. Harapannya bisa menemukan cadangan dan menambah produksi kita. Perlu disampaikan kita yang bekerja di hulu migas optimis target dan mimpi ini akan tercapai," tutur dia. 

Kuncinya para pelaku industri migas tidak alergi dengan media massa di era informasi seterbuka sekarang. Bahkan, media massa arus utama sangat penting untuk mengonfirmasi atau membantah kabar-kabar yang muncul secara liar di media sosial.

Sementara itu, dalam diskusinya, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengungkapkan bahwa sumber energi yang menggunakan bahan fosil masih menjadi kebutuhan besar dunia sampai saat ini.

"Sumber energi dengan menggunakan bahan baku fosil sampai beberapa puluh tahun ke depan masih sangat besar dibutuhkan, mengingat mesin-mesin dan kendaraan yang operasional saat ini belum banyak yang menggunakan teknologi energi terbarukan. Karena itu pemerintah juga harus hati-hati dalam pengelolaannya," jelas Komaidi.

Dirinya sepakat dalam pengembangan dan menggunakan sumber energi terbarukan, hanya saja tidak boleh langsung dipaksakan apabila seluruh infrastruktur yang tersedia atau digunakan oleh masyarakat khususnya di Indonesia masih belum siap.

"Negara-negara besar saja masih banyak yang menggunakan sumber energi dari bahan fosil, padahal seperti eropa terus mengkampanyekan penggunaan sumber energi terbarukan. Namun berdasarkan data yang ada, penggunaan sumber energi dari fosil mereka masih cukup tinggi," jelasnya.
 

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022