Perum Jasa Tirta I menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Sutami, Kabupaten Malang, selesai pada tahun 2024 untuk mendukung pengembangan energi baru terbarukan.
Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Raymond Valiant Ruritan di Surabaya, Selasa, mengatakan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan direksi PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan sepakat dilanjutkan ke tingkat kerja sama pembangunan PLTS tersebut.
"Hari ini tinggal menunggu surat penugasan dari PT PLN sehingga kita bisa berpartner. Semoga seluruh proses selesai September tahun ini," katanya.
Nantinya, lanjut Raymond, PLTS Terapung Sutami itu berkapasitas 100 megawatt sehingga bisa menggantikan pembangkitan listrik pada siang hari.
"Kalau sekarang yang nyala siang sampai malam kan PLTGU, PLTG dan sebagainya, dengan biaya dan kerusakan alam yang ditimbulkan besar. Kalau ada PLTS maka listrik siang hari bisa dipastikan dari sinar matahari," ungkapnya.
Raymond mengatakan pembangunan PLTS terapung jauh lebih murah dibandingkan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) karena PLTS tidak memerlukan lahan.
"Biaya pembangunan diperkirakan sekitar Rp1,3 triliun sampai Rp1,6 triliun, pembiayaan akan melibatkan PT PJB dan PJT I serta investor," tuturnya.
Raymond menambahkan untuk investor akan melalui proses lelang dan hingga saat ini ada beberapa investor yang tertarik untuk terlibat dalam proyek PLTS terapung ini.
"Investor yang mengantre dari Timur Tengah, seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, mereka sedang menjajaki investasi ke negara-negara yang punya hubungan baik. Setelah penugasan selesai pada September tahun ini lelang langsung dilakukan, PJT I menargetkan pembangunan PLTS Terapung dimulai 2023 dan bisa selesai pada tahun 2024," ujarnya.
Selain PLTS Terapung Sutami, PJT I juga akan membangun proyek yang sama di Wonogiri berkapasitas 200 MW. PLTS terapung itu dapat menjaga ketahanan energi mengingat sampai saat ini sebagian besar pembangkit listrik masih menggunakan bahan bakar fosil.
"Kami berupaya dengan memanfaatkan bahan bakar baru terbarukan dan ramah lingkungan. Tidak hanya PLTA, yang selama ini dikerjakan PJT I, PLTS juga potensinya cukup besar," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Raymond Valiant Ruritan di Surabaya, Selasa, mengatakan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan direksi PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan sepakat dilanjutkan ke tingkat kerja sama pembangunan PLTS tersebut.
"Hari ini tinggal menunggu surat penugasan dari PT PLN sehingga kita bisa berpartner. Semoga seluruh proses selesai September tahun ini," katanya.
Nantinya, lanjut Raymond, PLTS Terapung Sutami itu berkapasitas 100 megawatt sehingga bisa menggantikan pembangkitan listrik pada siang hari.
"Kalau sekarang yang nyala siang sampai malam kan PLTGU, PLTG dan sebagainya, dengan biaya dan kerusakan alam yang ditimbulkan besar. Kalau ada PLTS maka listrik siang hari bisa dipastikan dari sinar matahari," ungkapnya.
Raymond mengatakan pembangunan PLTS terapung jauh lebih murah dibandingkan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) karena PLTS tidak memerlukan lahan.
"Biaya pembangunan diperkirakan sekitar Rp1,3 triliun sampai Rp1,6 triliun, pembiayaan akan melibatkan PT PJB dan PJT I serta investor," tuturnya.
Raymond menambahkan untuk investor akan melalui proses lelang dan hingga saat ini ada beberapa investor yang tertarik untuk terlibat dalam proyek PLTS terapung ini.
"Investor yang mengantre dari Timur Tengah, seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, mereka sedang menjajaki investasi ke negara-negara yang punya hubungan baik. Setelah penugasan selesai pada September tahun ini lelang langsung dilakukan, PJT I menargetkan pembangunan PLTS Terapung dimulai 2023 dan bisa selesai pada tahun 2024," ujarnya.
Selain PLTS Terapung Sutami, PJT I juga akan membangun proyek yang sama di Wonogiri berkapasitas 200 MW. PLTS terapung itu dapat menjaga ketahanan energi mengingat sampai saat ini sebagian besar pembangkit listrik masih menggunakan bahan bakar fosil.
"Kami berupaya dengan memanfaatkan bahan bakar baru terbarukan dan ramah lingkungan. Tidak hanya PLTA, yang selama ini dikerjakan PJT I, PLTS juga potensinya cukup besar," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022