Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo di Jalan Labansari Nomor 1 Kecamatan Mulyorejo memiliki potensi menjadi salah satu destinasi wisata.
"Saya akan garap lagi supaya tempat ini semakin menarik. Kalau ada tamu, akan saya bawa ke sini untuk melihat proses pembuatan batik. Sehingga orang tahu bahwa Surabaya juga memiliki destinasi pengembangan budaya lokal," kata Wali Kota Eri Cahyadi saat meresmikan Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo, Surabaya, Kamis.
Menurut Eri, di Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo, Pemerintah Kota Surabaya berkolaborasi dengan usaha mikro kecil menengah (UMKM) Batik Serasi untuk menaikkan taraf hidup masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Pada kesempatan itu, dia mengatakan bahwa dengan semangat gotong royong bersama UMKM di kawasan Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya, menjadi tanda menggerakkan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Sebab, kata dia, Pemkot Surabaya terus memaksimalkan penggunaan lahan atau aset pemkot, dengan tujuan untuk menggeliatkan kegiatan ekonomi kerakyatan.
"Inilah yang saya inginkan, bahwa berkolaborasi dan gotong royong warga bisa menyerap MBR menjadi tenaga kerja. Alhamdulillah para senior pembatik ini turun gunung untuk membantu para MBR," kata Eri.
Dia menjelaskan, para anggota UMKM Batik Serasi memiliki semangat yang sama dengan Pemkot Surabaya, khususnya untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. Sebab, kata dia, mereka berani mengambil peluang bisnis usaha bagi para MBR di Kecamatan Mulyorejo.
"Di Kecamatan Mulyorejo ini, banyak ahli mencanting dan membatik yang sudah berusia 60 tahun ke atas. Tetapi masih bersemangat untuk memberikan pendampingan dan pelatihan membuat batik," kata dia.
Wali kota juga meminta hasil produksi dari Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo didistribusikan ke Sentra UMKM milik Pemkot Surabaya Kriya Gallery. Bahkan, dia terpesona dengan hasil karya batik yang dibuat oleh para MBR.
"Tadi saya langsung membeli batik, karena karyanya sangat bagus. Maka saya minta untuk dipasarkan ke Surabaya Kriya Gallery agar setiap tamu Pemkot Surabaya yang datang bisa mengetahui bahwa produk UMKM Surabaya memiliki kualitas yang terbaik," ujar dia.
Tak hanya itu saja, Eri mengaku sedang merancang konsep untuk membuat destinasi wisata produksi pembuatan batik di Kota Surabaya. Menurut dia, Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo ini memiliki potensi menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Surabaya.
Selain terpesona melihat karya batik di Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo, Eri juga merasakan gelora semangat dari para MBR yang sedang membatik. Tidak menunggu lama, Eri pun ingin merasakan pengalaman membatik bersama para MBR.
Koordinator Batik Serasi Hudayati Fatmalia mengatakan, selama pandemi COVID-19, mereka telah berkolaborasi dengan para MBR dengan memberikan pelatihan. Hal tersebut kemudian mendapat respons dan dukungan oleh camat dan lurah.
"Alhamdulillah dengan gotong royong, Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo ini bisa berdiri dan akhirnya mendapat banyak pesanan. Sebab, semangat kami adalah untuk membina dan berbagi ilmu, sebagai proses untuk menaikkan taraf hidup MBR," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Saya akan garap lagi supaya tempat ini semakin menarik. Kalau ada tamu, akan saya bawa ke sini untuk melihat proses pembuatan batik. Sehingga orang tahu bahwa Surabaya juga memiliki destinasi pengembangan budaya lokal," kata Wali Kota Eri Cahyadi saat meresmikan Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo, Surabaya, Kamis.
Menurut Eri, di Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo, Pemerintah Kota Surabaya berkolaborasi dengan usaha mikro kecil menengah (UMKM) Batik Serasi untuk menaikkan taraf hidup masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Pada kesempatan itu, dia mengatakan bahwa dengan semangat gotong royong bersama UMKM di kawasan Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya, menjadi tanda menggerakkan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Sebab, kata dia, Pemkot Surabaya terus memaksimalkan penggunaan lahan atau aset pemkot, dengan tujuan untuk menggeliatkan kegiatan ekonomi kerakyatan.
"Inilah yang saya inginkan, bahwa berkolaborasi dan gotong royong warga bisa menyerap MBR menjadi tenaga kerja. Alhamdulillah para senior pembatik ini turun gunung untuk membantu para MBR," kata Eri.
Dia menjelaskan, para anggota UMKM Batik Serasi memiliki semangat yang sama dengan Pemkot Surabaya, khususnya untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. Sebab, kata dia, mereka berani mengambil peluang bisnis usaha bagi para MBR di Kecamatan Mulyorejo.
"Di Kecamatan Mulyorejo ini, banyak ahli mencanting dan membatik yang sudah berusia 60 tahun ke atas. Tetapi masih bersemangat untuk memberikan pendampingan dan pelatihan membuat batik," kata dia.
Wali kota juga meminta hasil produksi dari Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo didistribusikan ke Sentra UMKM milik Pemkot Surabaya Kriya Gallery. Bahkan, dia terpesona dengan hasil karya batik yang dibuat oleh para MBR.
"Tadi saya langsung membeli batik, karena karyanya sangat bagus. Maka saya minta untuk dipasarkan ke Surabaya Kriya Gallery agar setiap tamu Pemkot Surabaya yang datang bisa mengetahui bahwa produk UMKM Surabaya memiliki kualitas yang terbaik," ujar dia.
Tak hanya itu saja, Eri mengaku sedang merancang konsep untuk membuat destinasi wisata produksi pembuatan batik di Kota Surabaya. Menurut dia, Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo ini memiliki potensi menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Surabaya.
Selain terpesona melihat karya batik di Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo, Eri juga merasakan gelora semangat dari para MBR yang sedang membatik. Tidak menunggu lama, Eri pun ingin merasakan pengalaman membatik bersama para MBR.
Koordinator Batik Serasi Hudayati Fatmalia mengatakan, selama pandemi COVID-19, mereka telah berkolaborasi dengan para MBR dengan memberikan pelatihan. Hal tersebut kemudian mendapat respons dan dukungan oleh camat dan lurah.
"Alhamdulillah dengan gotong royong, Rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo ini bisa berdiri dan akhirnya mendapat banyak pesanan. Sebab, semangat kami adalah untuk membina dan berbagi ilmu, sebagai proses untuk menaikkan taraf hidup MBR," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022