Lima mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Surabaya membuat inovasi alat pembelajaran Geografi 3in1 bernama Flo.Fa.Fer Box yang dilengkapi dengan teknologi augmented reality (AR).
Lima mahasiswa semester 6 itu terdiri dari Clara Christianti, Ierenne Novendah, Verian Pramana Bastian, Teofilus Agusto, dan Trisdyanti Wulan Khosuma yang tergabung dalam tim bernama CoXifera.
"Flo.Fa.Fer dibuat untuk membantu siswa SMP memahami materi Geografi tentang atmosfer, flora dan fauna di Indonesia, serta lapisan bumi," kata Clara Christianti selaku ketua CoXifera ditemui di kampus setempat, Rabu.
Nama Flo.Fa.Fer Box merupakan singkatan dari mata pelajaran Geografi. Flo untuk flora, Fa untuk fauna, dan Fer untuk atmosfer. Inovasi alat pembelajaran Geografi ini dibuat berdasarkan hasil survei pelajaran tersulit menurut siswa SMP dan SMA.
"Di urutan pertama ada Matematika dan yang kedua Geografi. Karena kami mau membuat sesuatu yang berbeda, kami ambil Geografi sebagai mata pelajaran yang dibuatkan alat pembelajarannya," kata Clara.
Alumnus SMAN 2 Samarinda ini mengatakan, ketiga mata pelajaran Geografi dijelaskan dalam box kayu berukuran 30cm x 23,2 cm yang terbagi menjadi tiga bagian dengan cara penggunaan yang berbeda-beda. Sisi atas box digunakan untuk belajar atmosfer.
Permainan dilakukan menggunakan kartu yang berisi pertanyaan. Siswa mengambil kartu lalu pertanyaan dijawab dengan menempelkan stiker pada bagian atmosfer. Cara ini digunakan untuk menambah interaksi antara guru dan murid.
"Pada bagian dinding box terdapat peta Indonesia yang digunakan untuk mempelajari penyebaran flora dan fauna di Indonesia. Setelah siswa mengambil kartu dan menjawab pertanyaan, jawaban dapat dicek menggunakan aplikasi CoXifera," ujarnya.
Aplikasi akan mengarahkan pada kamera yang dapat digunakan untuk scan peta Indonesia. Setelah di scan, akan muncul gambar serta nama hewan dan tumbuhan berdasarkan letak petanya.
Alat ini juga digunakan untuk mempelajari lapisan bumi pada bagian dalam box. Terdapat miniatur bumi yang tutup atasnya dapat dibuka sehingga memperlihatkan lapisan bumi.
Di sampingnya ada stiker dimana ketika di-scan menggunakan kamera pada aplikasi CoXifera, akan muncul video informatif mengenai lapisan bumi.
Clara menyebut bahwa penggunaan AR dibuat untuk mempermudah siswa mendapat penjelasan yang lebih mudah dipahami dengan cara yang berbeda dari biasanya. Pengerjaan dilakukan selama lebih dari satu bulan.
Ia menjelaskan kesulitannya bersama tim dalam pembuatan Flo.Fa.Fer Box adalah membentuk pola bumi dan memotong kayu menggunakan mesin.
"Setelah berulang kali berusaha membentuk pola sempurna dengan mesin, kami tidak menyangka bisa berhasil juga. Hasilnya sesuai ekspektasi, bahkan mendapat penghargaan Best Product dari dosen," katanya.
Ketua Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Ubaya, Dr. Indri Hapsari, S.T., M.T. berharap inovasi untuk membantu pendidikan siswa ini dapat dikembangkan dalam skala industri.
"Saya harap inovasi ini menjadi pemicu semangat mahasiswa agar semakin kreatif dalam merancang produk yang bermanfaat bagi masyarakat," katanya. (")
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Lima mahasiswa semester 6 itu terdiri dari Clara Christianti, Ierenne Novendah, Verian Pramana Bastian, Teofilus Agusto, dan Trisdyanti Wulan Khosuma yang tergabung dalam tim bernama CoXifera.
"Flo.Fa.Fer dibuat untuk membantu siswa SMP memahami materi Geografi tentang atmosfer, flora dan fauna di Indonesia, serta lapisan bumi," kata Clara Christianti selaku ketua CoXifera ditemui di kampus setempat, Rabu.
Nama Flo.Fa.Fer Box merupakan singkatan dari mata pelajaran Geografi. Flo untuk flora, Fa untuk fauna, dan Fer untuk atmosfer. Inovasi alat pembelajaran Geografi ini dibuat berdasarkan hasil survei pelajaran tersulit menurut siswa SMP dan SMA.
"Di urutan pertama ada Matematika dan yang kedua Geografi. Karena kami mau membuat sesuatu yang berbeda, kami ambil Geografi sebagai mata pelajaran yang dibuatkan alat pembelajarannya," kata Clara.
Alumnus SMAN 2 Samarinda ini mengatakan, ketiga mata pelajaran Geografi dijelaskan dalam box kayu berukuran 30cm x 23,2 cm yang terbagi menjadi tiga bagian dengan cara penggunaan yang berbeda-beda. Sisi atas box digunakan untuk belajar atmosfer.
Permainan dilakukan menggunakan kartu yang berisi pertanyaan. Siswa mengambil kartu lalu pertanyaan dijawab dengan menempelkan stiker pada bagian atmosfer. Cara ini digunakan untuk menambah interaksi antara guru dan murid.
"Pada bagian dinding box terdapat peta Indonesia yang digunakan untuk mempelajari penyebaran flora dan fauna di Indonesia. Setelah siswa mengambil kartu dan menjawab pertanyaan, jawaban dapat dicek menggunakan aplikasi CoXifera," ujarnya.
Aplikasi akan mengarahkan pada kamera yang dapat digunakan untuk scan peta Indonesia. Setelah di scan, akan muncul gambar serta nama hewan dan tumbuhan berdasarkan letak petanya.
Alat ini juga digunakan untuk mempelajari lapisan bumi pada bagian dalam box. Terdapat miniatur bumi yang tutup atasnya dapat dibuka sehingga memperlihatkan lapisan bumi.
Di sampingnya ada stiker dimana ketika di-scan menggunakan kamera pada aplikasi CoXifera, akan muncul video informatif mengenai lapisan bumi.
Clara menyebut bahwa penggunaan AR dibuat untuk mempermudah siswa mendapat penjelasan yang lebih mudah dipahami dengan cara yang berbeda dari biasanya. Pengerjaan dilakukan selama lebih dari satu bulan.
Ia menjelaskan kesulitannya bersama tim dalam pembuatan Flo.Fa.Fer Box adalah membentuk pola bumi dan memotong kayu menggunakan mesin.
"Setelah berulang kali berusaha membentuk pola sempurna dengan mesin, kami tidak menyangka bisa berhasil juga. Hasilnya sesuai ekspektasi, bahkan mendapat penghargaan Best Product dari dosen," katanya.
Ketua Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Ubaya, Dr. Indri Hapsari, S.T., M.T. berharap inovasi untuk membantu pendidikan siswa ini dapat dikembangkan dalam skala industri.
"Saya harap inovasi ini menjadi pemicu semangat mahasiswa agar semakin kreatif dalam merancang produk yang bermanfaat bagi masyarakat," katanya. (")
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022