Transaksi belanja produk usaha mikro, kecil, dan menengan (UMKM) dan toko kelontong di situs belanja daring e-Peken milik Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, hingga Mei 2022 ini telah mencapai Rp16,2 miliar.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada Kamis, mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menggerakkan perekonomian dengan mempermudah pemasaran produk UMKM dan toko kelontong menggunakan transaksi sistem elektronik Pemberdayaan dan Ketahanan Ekonomi Nang Suroboyo (Peken) yang diluncurkan pada 31 Oktober 2021.
"E-Peken Surabaya turut membangkitkan semangat seluruh pelaku UMKM yang terdampak pandemi COVID-19," kata Eri.
Hasilnya, kata Eri, total pedagang toko kelontong maupun UMKM di e-Peken Surabaya tercatat 2.306 pedagang. Jumlah ini merupakan gabungan dari kelompok binaan pemkot kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan non-MBR.
Menurut ia, kelompok binaan ini mendapat pelatihan dan lolos kurasi, ada pedagang Sentra Wisata Kuliner (SWK), toko kelontong, UMKM.
"Inilah tugas pemerintah bersama DPRD Kota Surabaya untuk membantu kepentingan masyarakat, yakni memasarkan atau menjual produk berbasis online dengan jangkauan yang lebih luas," kata Eri.
Adapun pedagang binaan kategori MBR dan non MBR yakni dengan rincian, 864 UMKM kategori MBR, 277 UMKM non-MBR, 642 pedagang Toko Kelontong kategori MBR, 234 pedagang Toko Kelontong non-MBR, 203 Sentra Wisata Kuliner (SWK) kategori MBR, 86 pedagang SWK non-MBR.
Eri mengatakan E-Peken Surabaya merupakan mitra daring Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) pada Bela (Belanja Langsung) Pengadaan yang menawarkan kemudahan belanja pemerintah serta mendorong pertumbuhan UMKM.
Awal peluncuran E-Peken Surabaya, tambah wali kota, Pemkot Surabaya mewajibkan seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk memindahkan kebiasaan belanjanya ke E-Peken Surabaya. Hasilnya pada proses transaksi bulan Juli-Desember 2021 mencapai Rp4,8 Miliar.
Selanjutnya memasuki tahun 2022, pemkot memperluas jangkauan E-Peken Surabaya, yakni masyarakat umum bisa melakukan transaksi. Sehingga capaian tahun 2022 sampai bulan Mei, transaksi mencapai 11,4 Miliar
"Artinya terdapat kenaikan transaksi sebanyak 133 persen. Pengguna E-Peken Surabaya di antaranya adalah 12.770 ASN dan 4.412 masyarakat umum. E-Peken Surabaya ini kami buka tidak hanya untuk ASN saja, melainkan untuk semua masyarakat. Harapannya agar ikut mendukung pemulihan ekonomi bagi warga dan Kota Surabaya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada Kamis, mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menggerakkan perekonomian dengan mempermudah pemasaran produk UMKM dan toko kelontong menggunakan transaksi sistem elektronik Pemberdayaan dan Ketahanan Ekonomi Nang Suroboyo (Peken) yang diluncurkan pada 31 Oktober 2021.
"E-Peken Surabaya turut membangkitkan semangat seluruh pelaku UMKM yang terdampak pandemi COVID-19," kata Eri.
Hasilnya, kata Eri, total pedagang toko kelontong maupun UMKM di e-Peken Surabaya tercatat 2.306 pedagang. Jumlah ini merupakan gabungan dari kelompok binaan pemkot kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan non-MBR.
Menurut ia, kelompok binaan ini mendapat pelatihan dan lolos kurasi, ada pedagang Sentra Wisata Kuliner (SWK), toko kelontong, UMKM.
"Inilah tugas pemerintah bersama DPRD Kota Surabaya untuk membantu kepentingan masyarakat, yakni memasarkan atau menjual produk berbasis online dengan jangkauan yang lebih luas," kata Eri.
Adapun pedagang binaan kategori MBR dan non MBR yakni dengan rincian, 864 UMKM kategori MBR, 277 UMKM non-MBR, 642 pedagang Toko Kelontong kategori MBR, 234 pedagang Toko Kelontong non-MBR, 203 Sentra Wisata Kuliner (SWK) kategori MBR, 86 pedagang SWK non-MBR.
Eri mengatakan E-Peken Surabaya merupakan mitra daring Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) pada Bela (Belanja Langsung) Pengadaan yang menawarkan kemudahan belanja pemerintah serta mendorong pertumbuhan UMKM.
Awal peluncuran E-Peken Surabaya, tambah wali kota, Pemkot Surabaya mewajibkan seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk memindahkan kebiasaan belanjanya ke E-Peken Surabaya. Hasilnya pada proses transaksi bulan Juli-Desember 2021 mencapai Rp4,8 Miliar.
Selanjutnya memasuki tahun 2022, pemkot memperluas jangkauan E-Peken Surabaya, yakni masyarakat umum bisa melakukan transaksi. Sehingga capaian tahun 2022 sampai bulan Mei, transaksi mencapai 11,4 Miliar
"Artinya terdapat kenaikan transaksi sebanyak 133 persen. Pengguna E-Peken Surabaya di antaranya adalah 12.770 ASN dan 4.412 masyarakat umum. E-Peken Surabaya ini kami buka tidak hanya untuk ASN saja, melainkan untuk semua masyarakat. Harapannya agar ikut mendukung pemulihan ekonomi bagi warga dan Kota Surabaya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022