Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun mencatat momen bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran telah memicu terjadinya inflasi hingga 0,97 persen di wilayah tersebut pada bulan April tahun 2022.

"Angka inflasi pada April ini masih di bawah inflasi Jawa Timur yang tercatat 1,05 persen. Namun, di atas nasional 0,95 persen," ujar Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny di Madiun, Rabu.

Menurut dia, tingginya angka inflasi tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan andil inflasi 0,20 persen. Selain itu, inflasi juga dipengaruhi oleh harga minyak goreng, mobil, daging ayam ras, hingga tarif KA yang mengalami kenaikan.

Sedangkan komoditas penekan inflasi, antara lain cabai rawit, tomat, bawang merah, cabai merah, wortel, minuman ringan, salak, biskuit, dan es krim.

Meski begitu, angka inflasi April terpantau naik dari bulan sebelumnya. Namun, Dwi Yuhenny mengatakan bahwa inflasi Kota Madiun kali ini masih tergolong wajar dan terkendali.

Apalagi pada momentum Ramadhan hingga Lebaran, sejumlah komoditas umumnya memang mengalami kenaikan harga.

"Ada hukum suplai dan permintaan. Mungkin suplainya sudah ditambah tapi permintaannya naik, jadi harganya ikut naik," kata dia.

Pada April 2022, dari delapan kabupaten/kota penghitung inflasi di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Malang sebesar 1,44 persen, diikuti Jember sebesar 1,43 persen, Kediri 1,15 persen, Probolinggo 1,08 persen, Banyuwangi 1,06 persen, Kota Madiun 0,97 persen, Kota Surabaya 0,96 persen, dan Sumenep 0,95 persen.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022