Ratusan bintara muda Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menerima baret ungu sebagai tanda sahnya sebagai anggota Korps Marinir di Pantai Baruna, Desa Tulungrejo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis.
Upacara pembaretan Bintara Remaja Angkatan XLI/I Korps Marinir di Kecamatan Donomulyo itu dipimpin oleh Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto, demikian siaran pers Korps Marinir yang diterima di Surabaya.
Komandan Kormar dalam sambutannya mengatakan upacara tradisi pembaretan ini bukan sekadar rangkaian seremonial, tapi merupakan wujud nyata pembinaan tradisi kultural personel serta merupakan salah satu pembuktian bahwa TNI Angkatan Laut sangat serius dalam membangun kekuatan matra laut menjadi lebih profesional, modern dan tangguh.
"Selama 12 bulan mereka ditempa di Kawah Candradimuka, Pendidikan Dasar Militer (Diksarmil) dan pendidikan kejuruan Korps Marinir. Para prajurit bintara remaja ini juga dibekali dengan materi latihan menembak kualifikasi, tahap pendidikan komando (dikko) di hutan Selogiri," katanya.
Selain itu, katanya, mereka juga mengikuti latihan praktik, seperti operasi amfibi yang semakin melengkapi bekal ilmu kemiliteran dan profesionalisme sebagai pasukan pendarat Korps Marinir.
Penyematan baret ungu ini, katanya, sebagai pertanda bahwa telah lahir prajurit-prajurit petarung Korps Marinir yang siap untuk terjun di berbagai medan tugas. Secara resmi mereka menjadi bagian keluarga besar Korps Marinir dan sekaligus menjadi momentum penting sebagai langkah awal dalam menapaki perjalanan karir yang selalu siap mengabdi kepada bangsa dan negara.
"Pemakaian baret ungu Korps Marinir tidak hanya sebagai simbol identitas diri, namun mengamanahkan tuntutan untuk selalu menjaga kehormatan dan kebanggaan korps dalam tugas dan pengabdian, yakni sebagai garda terdepan bangsa dalam menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia," kata jenderan Marinir berbintang dua itu.
Ia menegaskan bahwa konsekuensi menjadi seorang prajurit Korps Marinir menuntut tanggung jawab untuk berperilaku dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai luhur prajurit Korps Marinir. Nilai-nilai itu menjadi landasan moral dalam setiap penugasan.
"Oleh karena itu, jaga dan pelihara kemampuan dan keterampilan sebagai prajurit-prajurit petarung yang profesional, religius, humanis dan andal di segala medan operasi, memiliki karakter, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kebenaran dan kejujuran serta rela untuk berkorban demi kepentingan bangsa dan negara," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Upacara pembaretan Bintara Remaja Angkatan XLI/I Korps Marinir di Kecamatan Donomulyo itu dipimpin oleh Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto, demikian siaran pers Korps Marinir yang diterima di Surabaya.
Komandan Kormar dalam sambutannya mengatakan upacara tradisi pembaretan ini bukan sekadar rangkaian seremonial, tapi merupakan wujud nyata pembinaan tradisi kultural personel serta merupakan salah satu pembuktian bahwa TNI Angkatan Laut sangat serius dalam membangun kekuatan matra laut menjadi lebih profesional, modern dan tangguh.
"Selama 12 bulan mereka ditempa di Kawah Candradimuka, Pendidikan Dasar Militer (Diksarmil) dan pendidikan kejuruan Korps Marinir. Para prajurit bintara remaja ini juga dibekali dengan materi latihan menembak kualifikasi, tahap pendidikan komando (dikko) di hutan Selogiri," katanya.
Selain itu, katanya, mereka juga mengikuti latihan praktik, seperti operasi amfibi yang semakin melengkapi bekal ilmu kemiliteran dan profesionalisme sebagai pasukan pendarat Korps Marinir.
Penyematan baret ungu ini, katanya, sebagai pertanda bahwa telah lahir prajurit-prajurit petarung Korps Marinir yang siap untuk terjun di berbagai medan tugas. Secara resmi mereka menjadi bagian keluarga besar Korps Marinir dan sekaligus menjadi momentum penting sebagai langkah awal dalam menapaki perjalanan karir yang selalu siap mengabdi kepada bangsa dan negara.
"Pemakaian baret ungu Korps Marinir tidak hanya sebagai simbol identitas diri, namun mengamanahkan tuntutan untuk selalu menjaga kehormatan dan kebanggaan korps dalam tugas dan pengabdian, yakni sebagai garda terdepan bangsa dalam menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia," kata jenderan Marinir berbintang dua itu.
Ia menegaskan bahwa konsekuensi menjadi seorang prajurit Korps Marinir menuntut tanggung jawab untuk berperilaku dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai luhur prajurit Korps Marinir. Nilai-nilai itu menjadi landasan moral dalam setiap penugasan.
"Oleh karena itu, jaga dan pelihara kemampuan dan keterampilan sebagai prajurit-prajurit petarung yang profesional, religius, humanis dan andal di segala medan operasi, memiliki karakter, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kebenaran dan kejujuran serta rela untuk berkorban demi kepentingan bangsa dan negara," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022