Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, meluncurkan gerakan "Keluarga Bersih Bersama Sadari Stunting Menuju Keluarga Sejahtera" (Kasih Bersanding Mesra) di Graha PCNU setempat, Kamis.
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengatakan gerakan Kasih Bersanding Mesra bukan sebuah jargon yang harus dihafal bersama-sama.
"Melainkan merupakan komitmen dari lima pilar penting yang harus concern atau peduli dalam menangani kasus stunting hingga bisa semakin ditekan," katanya dalam keterangan pers.
Ia mengatakan, kelima pilar tersebut, yakni pemerintah daerah, industri atau perusahaan, akademisi, organisasi nonpemerintah dan masyarakat yang terus bersinergi melalui berbagai macam kegiatan dan program.
"Gerakan Kasih Bersanding Mesra ini bukan hanya jargon belaka. Tapi kekompakan lima pilar penting yang harus bersatu untuk menangani masalah stunting di Kabupaten Pasuruan. Makanya, kami luncurkan hari ini," katanya.
Untuk menguatkan gerakan ini, Gus Irsyad - sapaan akrab- telah membuat Peraturan Bupati Pasuruan Nomor 2 Tahun 2022 tentang Gerakan Kasih Bersanding Mesra.
Menurut ia, melalui perbup tersebut, ada banyak kegiatan kolaboratif yang sudah direncanakan, di antaranya posyandu tematik stunting (posting), voucher belanja nutrisi (relasi), penyediaan sanitasi (kasih Agawe) dan KIE Bersanding (komunikasi informasi dan edukasi media massa bersama sadar stunting).
Kata Gus Irsyad, seluruh kegiatan tersebut menyasar rumah tangga miskin (RTM) yang memiliki batita, tinggal di RTLH (rumah tidak layak huni), kawasan ODF (bebas buang air besar) dan memiliki sebaran stunting tinggi.
"Kami sasar rumah tangga miskin yang punya batita, tinggal di RTLH, kawasan ODF dan memiliki sebaran stunting tinggi," katanya.
Sebelumnya, prevalensi atau jumlah sebaran kasus stunting di Kabupaten Pasuruan dalam dua tahun terakhir semakin berkurang. Kata Gus Irsyad, tahun 2020 prevalensi stunting di Kabupaten Pasuruan sebesar 21,4 persen dari balita yang ditimbang selama setahun.
"Sedangkan tahun berikutnya, persentasenya turun hingga 18,1 persen atau masih ada 12.719 balita stunting dari 70.267 balita ditimbang selama 12 bulan," katanya.
Menurunnya kasus stunting masih terus menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Pasuruan hingga angkanya bisa terus ditekan melebihi target Provinsi maupun target 2024 yang dipatok Presiden RI hingga 14 persen.
"Kalau di Jatim angkanya 23,5 persen dari seluruh balita yang ditimbang selama setahun. Dan di Kabupaten Pasuruan 18,1 persen. Mudah-mudahan bisa mencapai 14 persen pada tahun 2024 seperti yang ditegaskan oleh Presiden," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengatakan gerakan Kasih Bersanding Mesra bukan sebuah jargon yang harus dihafal bersama-sama.
"Melainkan merupakan komitmen dari lima pilar penting yang harus concern atau peduli dalam menangani kasus stunting hingga bisa semakin ditekan," katanya dalam keterangan pers.
Ia mengatakan, kelima pilar tersebut, yakni pemerintah daerah, industri atau perusahaan, akademisi, organisasi nonpemerintah dan masyarakat yang terus bersinergi melalui berbagai macam kegiatan dan program.
"Gerakan Kasih Bersanding Mesra ini bukan hanya jargon belaka. Tapi kekompakan lima pilar penting yang harus bersatu untuk menangani masalah stunting di Kabupaten Pasuruan. Makanya, kami luncurkan hari ini," katanya.
Untuk menguatkan gerakan ini, Gus Irsyad - sapaan akrab- telah membuat Peraturan Bupati Pasuruan Nomor 2 Tahun 2022 tentang Gerakan Kasih Bersanding Mesra.
Menurut ia, melalui perbup tersebut, ada banyak kegiatan kolaboratif yang sudah direncanakan, di antaranya posyandu tematik stunting (posting), voucher belanja nutrisi (relasi), penyediaan sanitasi (kasih Agawe) dan KIE Bersanding (komunikasi informasi dan edukasi media massa bersama sadar stunting).
Kata Gus Irsyad, seluruh kegiatan tersebut menyasar rumah tangga miskin (RTM) yang memiliki batita, tinggal di RTLH (rumah tidak layak huni), kawasan ODF (bebas buang air besar) dan memiliki sebaran stunting tinggi.
"Kami sasar rumah tangga miskin yang punya batita, tinggal di RTLH, kawasan ODF dan memiliki sebaran stunting tinggi," katanya.
Sebelumnya, prevalensi atau jumlah sebaran kasus stunting di Kabupaten Pasuruan dalam dua tahun terakhir semakin berkurang. Kata Gus Irsyad, tahun 2020 prevalensi stunting di Kabupaten Pasuruan sebesar 21,4 persen dari balita yang ditimbang selama setahun.
"Sedangkan tahun berikutnya, persentasenya turun hingga 18,1 persen atau masih ada 12.719 balita stunting dari 70.267 balita ditimbang selama 12 bulan," katanya.
Menurunnya kasus stunting masih terus menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Pasuruan hingga angkanya bisa terus ditekan melebihi target Provinsi maupun target 2024 yang dipatok Presiden RI hingga 14 persen.
"Kalau di Jatim angkanya 23,5 persen dari seluruh balita yang ditimbang selama setahun. Dan di Kabupaten Pasuruan 18,1 persen. Mudah-mudahan bisa mencapai 14 persen pada tahun 2024 seperti yang ditegaskan oleh Presiden," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022