Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mulai Senin menghentikan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) langsung setelah ditemukan kasus COVID-19 yang menginfeksi belasan siswa salah satu sekolah unggulan di daerah tersebut.
Penghentian PTM direncanakan berlangsung hingga sepekan ke depan sambil menunggu hasil penelusuran kontak erat siswa yang sudah terjangkit, perkembangan klinis peserta didik yang sudah dinyatakan positif COVID-19, serta proses sterilisasi lingkungan sekolah.
"Untuk kelas yang menjadi sentra penularan sudah dihentikan kegiatan PTM-nya sejak Rabu (26/1) kemarin. Dan setelah melihat perkembangan, semua kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas dihentikan sementara sampai Jumat (4/2)," kata Kepala SMAN 1 Boyolangu Muji Rahayu di Tulungagung, Senin.
Kasus COVID-19 di sekolah ini mulanya terdeteksi pada Senin (24/1), setelah salah satu siswa mengalami demam tinggi dan setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan ke siswa-siswi lain dalam kelas yang sama.
Hasilnya, dari hasil pelacakan didapati delapan siswa lain dalam satu kelas yang positif COVID-19 berdasar hasil tes usap PCR.
Jumlah kasus bertambah tiga siswa lagi yang dinyatakan positif COVID-19, setelah dilakukan pelacakan menyeluruh ke semua kelas di SMAN 1 Boyolangu.
Dikonfirmasi secara terpisah, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mengatakan ada kenaikan kasus COVID-19 dalam beberapa hari terakhir. Jika biasanya pada kisaran 1-3 kasus per hari, saat ini jumlahnya menyentuh angka belasan orang.
Kasus aktif atau pasien dirawat akibat COVID-19 yang biasanya di bawah lima kasus, saat ini meningkat di atas 30 kasus. Kenaikan ini juga membuat pihaknya mengkaji kebijakan PTM terbatas di sekolah.
Padahal Kabupaten Tulungagung saat ini sudah berstatus PPKM Level 1 sehingga secara ketentuan diperbolehkan untuk menggelar PTM 100 persen.
"Makanya menjadi kajian, untuk PTM terbatas penuh belum kita laksanakan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Penghentian PTM direncanakan berlangsung hingga sepekan ke depan sambil menunggu hasil penelusuran kontak erat siswa yang sudah terjangkit, perkembangan klinis peserta didik yang sudah dinyatakan positif COVID-19, serta proses sterilisasi lingkungan sekolah.
"Untuk kelas yang menjadi sentra penularan sudah dihentikan kegiatan PTM-nya sejak Rabu (26/1) kemarin. Dan setelah melihat perkembangan, semua kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas dihentikan sementara sampai Jumat (4/2)," kata Kepala SMAN 1 Boyolangu Muji Rahayu di Tulungagung, Senin.
Kasus COVID-19 di sekolah ini mulanya terdeteksi pada Senin (24/1), setelah salah satu siswa mengalami demam tinggi dan setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan ke siswa-siswi lain dalam kelas yang sama.
Hasilnya, dari hasil pelacakan didapati delapan siswa lain dalam satu kelas yang positif COVID-19 berdasar hasil tes usap PCR.
Jumlah kasus bertambah tiga siswa lagi yang dinyatakan positif COVID-19, setelah dilakukan pelacakan menyeluruh ke semua kelas di SMAN 1 Boyolangu.
Dikonfirmasi secara terpisah, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mengatakan ada kenaikan kasus COVID-19 dalam beberapa hari terakhir. Jika biasanya pada kisaran 1-3 kasus per hari, saat ini jumlahnya menyentuh angka belasan orang.
Kasus aktif atau pasien dirawat akibat COVID-19 yang biasanya di bawah lima kasus, saat ini meningkat di atas 30 kasus. Kenaikan ini juga membuat pihaknya mengkaji kebijakan PTM terbatas di sekolah.
Padahal Kabupaten Tulungagung saat ini sudah berstatus PPKM Level 1 sehingga secara ketentuan diperbolehkan untuk menggelar PTM 100 persen.
"Makanya menjadi kajian, untuk PTM terbatas penuh belum kita laksanakan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022