Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menggandeng serta Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama PCNU Kota Kediri, mempermudah pembinaan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di bawah naungan lembaga tersebut, dengan harapan mereka juga bisa lebih mengembangkan usahanya.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengemukakan pemerintah kota sangat mendorong UMKM untuk maju, terlebih lagi imbas pandemi COVID-19.

"Ini arahnya adalah pengembangan UMKM Kota Kediri. Kami memfasilitasi pendaftaran perizinan usaha dan pemasaran produk melalui marketplace," katanya di Kediri, Rabu.

Lebih lanjut, Wali Kota juga meminta agar pemilik usaha bisa ekspansi produknya lebih jauh lagi dan bukan hanya sekadar di Kediri saja. Salah satu caranya bisa memanfaatkan penjualan daring.

Sementara itu, Ketua LPNU PCNU Kota Kediri Nur Muhyar mengatakan LPNU akan bergerak ke grass rote atau akar rumput untuk pendampingan.

"Mereka yang akan dilayani oleh pemerintah di pusat pelayanan pemerintah ini faktanya harus dibantu, diedukasi, harus diberikan sosialisasi dan juga diinformasikan apa saja yang tersedia pelayanan di pemerintah," kata Nur Muhyar.

Ia menambahkan kegiatan pendampingan ini dilakukan dengan harapan ekonomi masyarakat terutama warga Nahdlatul Ulama di Kota Kediri bisa menjadi lebih baik lagi. Usaha mereka mempunyai legalitas, mempunyai manajemen yang baik bukan hanya soal keuangan melainkan juga produk, bahkan migrasi produk dari konvensional ke digital.

Pihaknya menilai, adanya kerjasama ini tentunya akan bermanfaat bagi banyak pihak baik dari pemerintah kota maupun UMKM binaan LDNU Kota Kediri.

"Migrasi digital ini menjadi keharusan, peluang pasar yang tersedia juga lebih luas. Kami sediakan SDM untuk mendampingi, mentoring kepada mereka (UMKM) dan ini jadi kerjasama ekonomi, dan tentunya jugakami juga akan lebih kuat," ujar Nur Muhyar.

Sementara itu, Towiyah, salah seorang pemilik usaha brambang goreng (bawang merah goreng), warga Kelurahan Ketami, Kota Kediri terbantu dengan program pendampingan dari LDNU PCNU Kota Kediri.

Ia mengatakan, usaha bawang merah goreng miliknya sudah berjalan 0,5 tahun dan ia berharap semakin besar. Dengan dibantu legalitas usaha, ia pun semakin berani mengembangkan usahanya.

"Saya dibantu suami dan anak mengurus usaha brambang goreng ini. Setiap tiga kali sehari saya buat 10 kilogram dititipkan ke toko-toko dan selalu habis," kata Towiyah.

Untuk harga bawang merah yang dijualnya juga beragam ada yang dikemas dan dijual ecer mulai dari Rp1000 per bungkus. Untuk 250 gram dijual seharga Rp40 ribu, 1 kilogram seharga Rp180 ribu. 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021