Kapolres Kediri Kota AKBP Wahyudi menegaskan jajarannya tetap menyiagakan personel untuk operasi yustisi demi mencegah kerumunan warga dan menekan penyebaran Covid-19.
"Di (PPKM) level dua ini, kami melaksanakan analisis dan evaluasi, titik-titik penyekatan di dalam kota kami buka, kendalinya operasi yustisi," kata dia di Kediri, Jawa Timur, Jumat.
Ia mengatakan titik penyekatan di dalam kota itu dibuka dengan berbagai pertimbangan, salah satunya agar roda perekonomian masyarakat kembali menggeliat. "Ini dibuka sekat di dalam kota, karena perekonomian ini kasihan sudah lama mati suri, apalagi di Jalan Doho dan jalan lainnya," kata dia.
Walaupun sudah memberikan kelonggaran untuk penyekatan di dalam kota dibuka, dia menegaskan masyarakat harus tetap mematuhi peraturan yang berlaku dengan selalu menerapkan protokol kesehatan.
Masyarakat maupun pedagang juga harus saling memahami untuk menjaga kesehatan, karena hingga ini Covid-19 masih terjadi.
"Kami juga imbau ke pelaku usaha, tolong punya tanggung jawab. Kita tahu aturannya, 50 persen (kapasitas pengunjung), ya 50 persen. Hanya dibawa pulang ya harus dibawa pulang," kata dia.
Untuk penyekatan, pihaknya melakukan di pintu masuk menuju Kediri. Hal ini guna menghindari jumlah kendaraan dan aktivitas di malam hari yang tingkat dua. Orang yang bisa masuk esensial, seperti logistik. Sedangkan yang bukan warga Kediri di atas jam 21.00 WIB tidak bisa.
Dirinya juga rutin melakukan patroli ke seluruh titik di Kediri. Hasilnya, masih terdapat kerumunan salah satunya di lokasi penjual di tepi jalan. Untuk itu, ia berharap semua saling mengingatkan agar mematuhi aturan yang berlaku.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga mengingatkan agar masyarakat saling menjaga bersama-sama. Saat ini, tingkat PPKM di Kediri memang sudah turun, namun bukan berarti tidak menutup kemungkinan akan naik lagi.
"Level bisa naik turun, sekarang okelah sekarang dua (level dua), tapi tidak menutup besok satu, bisa empat. Kalau empat, kita sangat dirugikan, yang dirugikan adalah ekonomi, karena mengulang dari awal lagi. Ini harus dijaga bersama-sama, jangan takut sama polisi, Satpol PP, sama saya. Tidak ada siapa pun harus bermasker, tidak boleh berkerumun," kata dia.
Ia juga prihatin dengan beragam kerumunan yang terjadi terutama saat malam hari di lokasi jualan. Untuk itu, ia berharap masyarakat dan penjual juga saling mematuhi aturan, demi mencegah penyebaran virus tersebut.
"Saya harap di Kediri sama-sama memiliki perasaan yang sama, persepsi yang sama, untuk menjaga virus ini tidak menjalar kemana-mana dengan mawas diri, tahu diri, harus batasi. Memang ramai iya, tapi tidak boleh, hanya diperbolehkan 50 persen saja," kata dia.
Di Kediri, hingga Kamis (16/9) terdapat 3.969 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Ada 54 orang yang masih dirawat, 3.541 orang yang sudah sembuh dan 379 orang telah meninggal dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Di (PPKM) level dua ini, kami melaksanakan analisis dan evaluasi, titik-titik penyekatan di dalam kota kami buka, kendalinya operasi yustisi," kata dia di Kediri, Jawa Timur, Jumat.
Ia mengatakan titik penyekatan di dalam kota itu dibuka dengan berbagai pertimbangan, salah satunya agar roda perekonomian masyarakat kembali menggeliat. "Ini dibuka sekat di dalam kota, karena perekonomian ini kasihan sudah lama mati suri, apalagi di Jalan Doho dan jalan lainnya," kata dia.
Walaupun sudah memberikan kelonggaran untuk penyekatan di dalam kota dibuka, dia menegaskan masyarakat harus tetap mematuhi peraturan yang berlaku dengan selalu menerapkan protokol kesehatan.
Masyarakat maupun pedagang juga harus saling memahami untuk menjaga kesehatan, karena hingga ini Covid-19 masih terjadi.
"Kami juga imbau ke pelaku usaha, tolong punya tanggung jawab. Kita tahu aturannya, 50 persen (kapasitas pengunjung), ya 50 persen. Hanya dibawa pulang ya harus dibawa pulang," kata dia.
Untuk penyekatan, pihaknya melakukan di pintu masuk menuju Kediri. Hal ini guna menghindari jumlah kendaraan dan aktivitas di malam hari yang tingkat dua. Orang yang bisa masuk esensial, seperti logistik. Sedangkan yang bukan warga Kediri di atas jam 21.00 WIB tidak bisa.
Dirinya juga rutin melakukan patroli ke seluruh titik di Kediri. Hasilnya, masih terdapat kerumunan salah satunya di lokasi penjual di tepi jalan. Untuk itu, ia berharap semua saling mengingatkan agar mematuhi aturan yang berlaku.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga mengingatkan agar masyarakat saling menjaga bersama-sama. Saat ini, tingkat PPKM di Kediri memang sudah turun, namun bukan berarti tidak menutup kemungkinan akan naik lagi.
"Level bisa naik turun, sekarang okelah sekarang dua (level dua), tapi tidak menutup besok satu, bisa empat. Kalau empat, kita sangat dirugikan, yang dirugikan adalah ekonomi, karena mengulang dari awal lagi. Ini harus dijaga bersama-sama, jangan takut sama polisi, Satpol PP, sama saya. Tidak ada siapa pun harus bermasker, tidak boleh berkerumun," kata dia.
Ia juga prihatin dengan beragam kerumunan yang terjadi terutama saat malam hari di lokasi jualan. Untuk itu, ia berharap masyarakat dan penjual juga saling mematuhi aturan, demi mencegah penyebaran virus tersebut.
"Saya harap di Kediri sama-sama memiliki perasaan yang sama, persepsi yang sama, untuk menjaga virus ini tidak menjalar kemana-mana dengan mawas diri, tahu diri, harus batasi. Memang ramai iya, tapi tidak boleh, hanya diperbolehkan 50 persen saja," kata dia.
Di Kediri, hingga Kamis (16/9) terdapat 3.969 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Ada 54 orang yang masih dirawat, 3.541 orang yang sudah sembuh dan 379 orang telah meninggal dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021