Pemerintah Kota Surabaya menerima penghargaan Kinerja Pengurangan Sampah sekaligus Dana Insentif Daerah (DID) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di acara puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2021.

"Matur nuwun (terima kasih) penghargaannya Ibu Menteri KLHK," kata Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Surabaya Hendro Gunawan di sela-sela menerima penghargaan dari KLHK yang digelar secara virtual di Balai Kota Surabaya, Senin.

Bagi Hendro, penghargaan ini akan menjadi penyemangat jajaran Pemkot Surabaya untuk terus berupaya lebih baik lagi, terutama dalam hal penanganan dan pengelolaan sampah. "Semoga ini menjadi penyemangat Kota Pahlawan untuk lebih baik lagi," ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya Anna Fajriatin mengatakan, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, maka volume sampah juga akan ikut naik.

Untuk itu, lanjut dia, berbagai langkah dan strategi terus dilakukan pemkot agar dapat menekan jumlah sampah dengan cara memanfaatkannya sebaik mungkin.

"Mulai dari sampah rumah tangga harus terpisah, kemudian pengelolaan sampah organik dengan pengembangbiakan Magot (Black Soldier Fly). Hingga pemanfaatan sampah daun menjadi kompos yang dipergunakan untuk perawatan taman-taman kota," kata Anna.

Hasilnya, kata dia, saat ini jumlah volume sampah mengalami penurunan setiap harinya. Menurut dia, jika tahun sebelumnya sampah yang masuk di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) sekitar 1.600 – 1.700 ton per hari, kini sampah yang terkumpul dalam setiap harinya sekitar 1.500 ton.

"Tahun lalu itu dari 1.600 ton sekarang tinggal 1.500 ton per hari yang sudah termasuk keseluruhan sampah di TPA. Baik yang dibuang oleh pemerintah maupun swasta. Jadi penurunannya sekitar 20 persen per hari. Dan sektor swasta juga ikut bersama-sama mengurangi masuknya sampah ke TPA itu," ujarnya.

Meski jumlah sampah turun dalam per harinya, namun Anna menyatakan akan terus berinovasi dan berupaya untuk menekan jumlah sampah dengan berbagai macam pemanfaatan dan kreatifitas yang ada.

Misalnya, lanjut dia, pihaknya akan menambah alat untuk mengolah furniture atau perabotan rumah tangga yang tidak terpakai, seperti kasur, sofa, meja maupun perabotan yang lainnya.

"Karena sebagian warga yang barangnya seperti itu sudah tidak dipakai diletakkan di depan rumah. Itu pengolahannya kami secara manual. Jadi kami cari alternatifnya," kata dia.

Sedangkan untuk Dana Insentif Daerah (DID) yang diterima pemkot, kata Anna, rencananya akan diperuntukkan untuk mendukung pengelolaan sampah di Surabaya seperti pembelian mesin. Namun begitu, ia mengaku masih menunggu arahan lebih lanjut dari KLHK untuk alokasi DID.

"Nanti kan ada arahannya boleh digunakan untuk belanja apa kita akan melihat aturannya," katanya. (*)

 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021