Surahwati (24), ibu dari M. Auliyan Ghayda F.A (3) dan M. Reza Alvarendra W. (2) merupakan sebagian dari masyarakat yang tengah diuji oleh Sang Pencipta.

Kelainan jantung yang tengah dirasakan kedua anaknya membuat dirinya tetap tegar dan terus berjuang untuk kesembuhan sang buah hati.

M. Auliyan Ghayda F.A, putra pertamanya dinyatakan memiliki kelainan jantung type ASD (Atrial Septal Defect) saat usia 1 tahun, sedangkan putra bungsunya, Reza Alvarendra dinyatakan memiliki kelainan jantung type TOF (Tetralogi Fallot) saat usia 7 bulan.

"Kakak terdiagnosa sama pada tahun 2019 karena jarak mereka kan tidak jauh, si adek itu TOF jadi kata dokter terjadi penyempitan di pintu jantung, darah tidak bisa ngalir dengan lancar jadinya biru. Kalau si kakak ini bocor di sebelah kiri, dan besar juga jadi harus segera dilakukan penutupan," kata ibu yang berdomisili di dusun Cempaka, Desa Pondok Kelor, Paiton, Kabupaten Probolinggo ini.

Atrial Septal Defect (ASD) atau sekat serambi jantung berlubang adalah terdapatnya lubang di antara dua serambi jantung atau terdapat hubungan antara atrium kanan dengan atrium kiri yang tidak ditutup oleh katup.

TOF (Tetralogi Fallot) adalah komplikasi kelainan jantung bawaan yang khas, dan melibatkan empat kondisi yakni sekat bilik jantung berlubang (VSD), penyempitan katup paru (PS), bilik kanan jantung membesar (hipertrofi) dan akar aorta tepat berada di atas lubang VSD. Biasanya bayi penderita kelainan jantung TOF memiliki kulit yang membiru karena kekurangan oksigen.

"Saat itu saya mengajukan bantuan lewat tim K3S (Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial), jadi yang saya butuhkan memang dana operasional bukan biaya medisnya. Dokter sudah menjelaskan bahwa memang operasi jantung yang akan dilalui anak-anak saya itu dijamin oleh BPJS (kesehatan) dan karena proses pengobatannya membutuhkan waktu lama dan pastinya mondar-mandir, saya mengajukan bantuan dana melalui tim K3S dengan harapan akan memperingan hal itu," jelasnya.

Selama mengakses fasilitas kesehatan, Surahwati mengaku tak pernah kesulitan. Ia begitu aktif membawa sang buah hati bila mereka sudah mulai bergejala. Terdaftar sebagai peserta segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas 3, Ia tidak pernah keberatan membayar iuran mengingat manfaat yang ia diperoleh sangatlah banyak.

Kepada masyarakat Indonesia, dirinya menitipkan pesan untuk segera mendaftarkan diri sebagai peserta JKN-KIS dan rutin membayar iuran agar memiliki jaminan kesehatan sebab ujian sakit bisa datang kapan saja.

"Puas banget dengan program JKN-KIS, kita ada keluhan langsung saja tunjukkan kartu dan dilayani. Iuran 42 ribu itu tidak seberapa setiap bulan dibayarkan dibanding manfaat yang didapatkan. Daftar BPJS Kesehatan kan tidak harus sakit dulu, ibaratnya sedia payung sebelum hujan, Jika nantinya kita tidak mengalami sakit, iuran yang dibayarkan pun tidak sia-sia karena digunakan untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan, Semoga BPJS kesehatan ini penjaminan kesehatan lebih merata dan pelayanan yang diberi juga semakin baik," pungkasnya.

Sebelumnya Surahwati pernah diberitakan bahwa anak-anaknya didiagnosa ada penyakit kelainan jantung dan harus dilakukan operasi. Sedangkan untuk biaya operasinya tersebut, tidak masuk ke BPJS (Badan Pelayanan Jaminan Sosial) yang telah Ia daftarkan sebelumnya. (*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021