Ketua Panitia Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Pusat Universitas Airlangga Surabaya Prof Junaidi Khotib menjelaskan kronologi perubahan hasil rapid test atau tes cepat salah seorang peserta bernama Daffa Dzaki dari nonreaktif menjadi reaktif.

Prof Junaidi dikonfirmasi di Surabaya, Rabu, membenarkan bahwa Daffa Dzaki yang mengeluhkan perubahan hasil rapid test di media sosial Instagram tersebut merupakan peserta UTBK di Unair.

"Benar bahwa Daffa Dzaki tercatat sebagai peserta UTBK dengan nomor peserta 120-381-11-0690 dan terjadwal mengikuti ujian pada pukul 14.00 di Fakultas Hukum Laboratorium Komputer I Kampus B Unair," kata Prof Junaidi.

Prof Junaidi mengatakan Daffa melakukan rapid test di Kampus B Unair pada Selasa (7/7) pukul 08.20 WIB sebagai persyaratan untuk mengikuti UTBK.

"Setelah 15 menit, Daffa menerima hasil nonreaktif bertanda tangan dr. Masrudrotul Ilmiah selaku dokter PLK Unair. Kemudian, Daffa meninggalkan lokasi (karena yang bersangkutan ujiannya di sesi siang jam 14.00)," ujarnya.

Kemudian, pada jam 09.00 WIB, petugas menemukan perkembangan yang berubah, bahwa hasil tes peserta UTBK Daffa Dzaki berubah menjadi reaktif. Panitia pun menghubungi dan melacak kontak yang bersangkutan, tetapi belum tersambung.

"Jadi, normalnya hasil rapid test bisa keluar dalam waktu 10-15 menit. Sama halnya dengan rapid test yang dilakukan oleh Daffa, hasilnya keluar dalam waktu 10-15 menit. Namun, panitia juga tidak menyangka bahwa 30 menit setelahnya hasil rapid test itu berubah menjadi reaktif," kata Prof Junaidi.

Pada pukul 13.00, Daffa Dzaki kembali lagi ke Kampus B Unair untuk mengikuti UTBK dan menunjukkan hasil rapid test yang diperoleh pagi hari kepada pengawas ujian.

Lebih lanjut, Prof Junaidi mengatakan salah seorang pengawas ujian meminta Daffa Dzaki untuk ke ruang rapid test dan bertemu dengan dr Masrudrotul Ilmiah, yang selanjutnya memberitahu dan mengganti surat hasil tes cepat yang tadinya nonreaktif menjadi reaktif.

"Daffa kemudian diminta untuk tidak mengikuti ujian dan istirahat pulang kembali ke rumah dengan melakukan isolasi mandiri" ujarnya.

Prof Junaidi menegaskan bahwa segala bentuk keputusan panitia dilakukan berdasarkan prosedur protokol pencegahan COVID-19 dan aturan yang dikeluarkan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).

"Perubahan status rapid test Daffa murni berdasarkan hasil tes di lapangan, di lobby MM Sekolah Pascasarjana," kata dia.

Diungkapkan Junaidi, sejak Daffa mengunggah di Instagramnya, panitia mencoba untuk menghubungi pihak yang bersangkutan melalui telepon, namun ternyata tidak aktif atau tidak bisa dihubungi.

Unair pun mengambil tindakan dengan menghubungi pihak orang tua dan bertemu langsung di kampus setempat dengan mengklarifikasi terkait hal itu. Selanjutnya pada Rabu pagi dilakukan pertemuan orang tua Daffa dengan panitia, termasuk Prof Junaidi.

Dalam pertemuan itu, pihak Unair menjelaskan bahwa tujuan menunda ujian itu untuk melindungi Daffa Dzaki agar dalam kondisi sehat saat melaksanakan UTBK. Panitia juga menjelaskan penjadwalan ulang UTBK bagi Daffa Dzaki menjadi gelombang kedua berdasarkan ketentuan dan aturan UTBK 2020.

"Panitia UTBK Unair benar-benar merusaha melayanai peserta UTBK secara maksimal sesuai ketentuan LTPMT, juga memenuhi surat edaran Wali Kota Surabaya tentang ketentuan rapid test. Unair menyelenggarakan rapid test tersebut tanpa berbayar atau gratis kepada peserta yang kesulitan," ucapnya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020