Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerja sama dengan Institut Teknologi (IT) Telkom Surabaya membuat bilik sterilisasi Virus Corona atau COVID-19.

"Jadi, ini lebih sempurna ketimbang cuci tangan. Kalau cuci tangan kan hanya membersihkan virus dan kuman yang ada di tangan, tapi kalau seperti ini kan bisa seluruh badan," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini seusai menerima bilik strerilisasi dari Rektor IT Telkom Surabaya Tri Arif Sarjono di rumah dinas Wali Kota Surabaya, Sabtu.

Ide awal pembuatan bilik sterilisasi itu dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang kemudian diterjemahkan dan direalisasikan oleh IT Telkom Surabaya. 

Wali Kota Risma mengatakan sebenarnya sudah banyak yang buat bilik sterilisasi ini. Bahkan, ada yang membuat seperti tenda dan ada yang seperti tempat cuci mobil. Akhirnya, dia pun kepikiran untuk membuat semacam itu untuk sterilisasi virus COVID-19 ini.
 
Menurut Risma, bilik sterilisasi ini masih terus disempurnakan, termasuk cairannya yang masih dibuat oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Bahkan, bagian bawahnya juga akan diganti dengan bahan khusus anti kuman seperti bahan yang dipakai setelah keluar dari kamar operasi. 

"Bilik-bilik semacam ini akan kita buat sebanyak-banyaknya. Dinas Cipta Karya juga baru bikin semacam ini," katanya.
 
Sementara itu, Rektor IT Telkom Surabaya Tri Arif Sarjono menjelaskan bahwa ide pembuatan bilik sterilisasi COVID-19 ini dari Wali Kota Risma. Saat itu, ia menyampaikan bahwa ingin membuat ruang sterilisasi untuk mencegah penyebaran COVID-19. 

"Selasa lalu beliau menyampaikan keinginannya itu. Kemudian saya diskusi dengan stafnya Bu Risma dan jadilah model semacam ini," kata dia.
 
Ia mengaku sengaja membuat dua tipe bilik sterilisasi, yaitu tipe chamber (ruangan) dan tunnel (terowongan). Bedanya hanya pada sistemnya, kalau yang model chamber cairan disinfektannya diputar jadi uap lalu diarahkan ke ruangannya itu, sedangkan yang tunnel cairannya disedot lalu disemprotkan dari berbagai sisi. 

"Kita belum tahu ini lebih efektif yang mana. Saya kira akan banyak muncul banyak tipe, karena ini masih sangat mendasar," kata dia.
 
Namun begitu, setelah berdiskusi dengan Rektor IT Telkom Surabaya, Wali Kota Risma nampaknya lebih suka yang tipe tunnel. Bahkan, ia meminta yang tipe tunnel itu diperbaiki beberapa desainnya dan diperbanyak lagi untuk diletakkan di berbagai tempat di Kota Surabaya. 

Sementara ini, lanjut dia, bilik sterilisasi tipe tunnel ini akan diletakkan di sekitar Balai Kota Surabaya dan Rumah Dinas Wali Kota Surabaya. Sedangkan yang tipe chamber akan langsung digunakan dan akan diletakkan di rumah dinas Wali Kota Surabaya.
 
Tri Arif Sarjono juga memastikan bahwa yang paling penting dalam membuat bilik ini adalah disinfektannya yang akan membunuh kuman dan virus yang mungkin menempel di seluruh badan. Untuk itu, ia mengaku masih akan bekerja sama dengan beberapa kampus lain untuk meneliti penangkal virus COVID-19 ini.
 
"Jadi, nanti bergerak paralel. Untuk sementara, ini bisa digunakan dulu sembari saya dan teman-teman kampus lain akan melakukan pengujian, termasuk tentang virus COVID-19 ini matinya pada apa? Itu yang akan kami uji dan pengujian itu membuat waktu lama, sehingga ini bisa digunakan dulu untuk memutus mata rantai penyebarannya," katanya. (*)

 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020