Harga komoditas empon-empon terutama jahe dan temulawak di pasar tradisional Kota Madiun, Jawa Timur, naik signifikan seiring tingginya permintaan akibat adanya wabah global virus Corona atau COVID-19 yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, China, dan saat ini sudah menjangkiti sekitar 27 negara lainnya, termasuk Indonesia.
"Sudah tiga hari ini banyak yang cari," ujar Sunarti, salah satu penjual dagangan empon-empon di Pasar Besar Madiun kepada wartawan, Jumat.
Menurut dia, harga jahe jenis gajah saat ini menyentuh Rp40.000 per kilogram. Padahal, sebelumnya hanya Rp34.000 per kilogram. Begitu pula jahe jenis emprit dan gundul yang semula Rp38.000 dan Rp36.000 per kilogram, kini harganya juga naik di angka Rp40.000 per kilogram.
Sunarti menjelaskan, selain banyak yang cari, konsumen saat ini belinya juga dalam jumlah yang besar. Biasanya kalau beli cukup satu plastik empon-empon yang isinya beraneka macam rimpang bumbu dampur. Namun sekarang belinya langsung kiloan.
Tak hanya jahe, harga temulawak dan kunyit juga ikut naik. Jika sebelumnya satu wadah hanya Rp7.000, kini harganya naik menjadi Rp10.000 per wadah. Kenaikan sudah terjadi di tingkat distributor. Sehingga, pedagang juga ikut menaikan harga jual.
Pihaknya mengaku tidak bisa memastikan apakah jahe dan temulawak benar-benar bisa mencegah seseorang terpapar virus corona. Sebab, dua jenis komoditas itu dipercaya mampu mencegah virus asal Wuhan, China tersebut.
Dia hanya memastikan bahwa kedua jenis empon-empon itu dapat membuat badan bugar dan sehat. Salah satunya diramu sebagai minuman penghangat saat musim hujan seperti sekarang ini ataupun untuk jamu tradisional.
Para pedagang memperkirakan harga komoditas jahe, temulawak, dan kunyit masih akan naik, sering dengan maraknya wabah global virus Corona.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Sudah tiga hari ini banyak yang cari," ujar Sunarti, salah satu penjual dagangan empon-empon di Pasar Besar Madiun kepada wartawan, Jumat.
Menurut dia, harga jahe jenis gajah saat ini menyentuh Rp40.000 per kilogram. Padahal, sebelumnya hanya Rp34.000 per kilogram. Begitu pula jahe jenis emprit dan gundul yang semula Rp38.000 dan Rp36.000 per kilogram, kini harganya juga naik di angka Rp40.000 per kilogram.
Sunarti menjelaskan, selain banyak yang cari, konsumen saat ini belinya juga dalam jumlah yang besar. Biasanya kalau beli cukup satu plastik empon-empon yang isinya beraneka macam rimpang bumbu dampur. Namun sekarang belinya langsung kiloan.
Tak hanya jahe, harga temulawak dan kunyit juga ikut naik. Jika sebelumnya satu wadah hanya Rp7.000, kini harganya naik menjadi Rp10.000 per wadah. Kenaikan sudah terjadi di tingkat distributor. Sehingga, pedagang juga ikut menaikan harga jual.
Pihaknya mengaku tidak bisa memastikan apakah jahe dan temulawak benar-benar bisa mencegah seseorang terpapar virus corona. Sebab, dua jenis komoditas itu dipercaya mampu mencegah virus asal Wuhan, China tersebut.
Dia hanya memastikan bahwa kedua jenis empon-empon itu dapat membuat badan bugar dan sehat. Salah satunya diramu sebagai minuman penghangat saat musim hujan seperti sekarang ini ataupun untuk jamu tradisional.
Para pedagang memperkirakan harga komoditas jahe, temulawak, dan kunyit masih akan naik, sering dengan maraknya wabah global virus Corona.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020