Seorang pekerja migran Indonesia asal Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengalami kecelakaan kerja di Taiwan dan saat ini sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat.
Pekerja migran asal Magetan itu bernama Budianto, warga Dusun Ngepeh, Desa Parang, Kecamatan Parang. Dia sejak Oktober 2019 harus menjalani perawatan di rumah sakit Taiwan karena luka di bagian kepalanya setelah mengalami kecelakaan kerja.
"Ini masih kami usahakan agar administrasinya segera selesai," ujar adik pekerja migran itu, Riska Agustin Gita, kepada wartawan di Magetan, Selasa.
Keluarga pekerja migran di kampung halaman di Magetan merasa cemas dan sedang mengupayakan agar Budianto yang bekerja di pabrik baja itu bisa segera pulang ke Tanah Air.
Menurut Riska, kabar musibah itu diketahui dari teman Budianto yang juga bekerja di Taiwan. Kakaknya itu harus menjalani operasi karena luka yang cukup parah, bahkan informasinya Budianto juga sempat koma selama tujuh hari.
"Selain ingin kakak dapat segera dipulangkan, keluarga juga bingung dengan biaya rumah sakit di Taiwan," kata Riska.
Pekerja migran asal Magetan, Budianto, berangkat ke Taiwan melalui jalur resmi, namun setelah kontraknya habis, dia tidak memperbaruinya sehingga untuk biaya pengobatan rumah sakit harus ditanggung secara mandiri.
Karena tidak memperbarui kontrak, pihak keluarga kini harus mengurus semuanya dari awal, di antaranya mengurus KTP elektronik lagi untuk mengurus BPJS Kesehatan.
Rsika menyebut, proses pengurusan dokumen administrasi tersebut butuh waktu lama karena Budianto yang telah bercerai itu belum memperbarui kartu keluarga (KK).
"Makanya, harus mengurus KTP. Nanti kalau BPJS-nya sudah jadi juga masih perlu menunggu waktu sekitar dua minggu untuk bisa digunakan," kata Riska.
Saat ini, pihak keluarga Budianto sedang mengupayakan meminta rujukan dari puskesmas, RSUD Sayidiman, dan RSUD dr Soetomo Surabaya. Kemenlu memberi opsi ke Jakarta atau Surabaya.
Plt Kepala Disnaker Magetan Hermawan mengatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Disnaker Jatim dan BNP2TKI untuk memulangkan Budi.
"Korban baru bisa pulang setelah semua biaya perawatan di rumah sakit Taiwan lunas. Kami masih usahakan proses pemulangannya," kata Hermawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Pekerja migran asal Magetan itu bernama Budianto, warga Dusun Ngepeh, Desa Parang, Kecamatan Parang. Dia sejak Oktober 2019 harus menjalani perawatan di rumah sakit Taiwan karena luka di bagian kepalanya setelah mengalami kecelakaan kerja.
"Ini masih kami usahakan agar administrasinya segera selesai," ujar adik pekerja migran itu, Riska Agustin Gita, kepada wartawan di Magetan, Selasa.
Keluarga pekerja migran di kampung halaman di Magetan merasa cemas dan sedang mengupayakan agar Budianto yang bekerja di pabrik baja itu bisa segera pulang ke Tanah Air.
Menurut Riska, kabar musibah itu diketahui dari teman Budianto yang juga bekerja di Taiwan. Kakaknya itu harus menjalani operasi karena luka yang cukup parah, bahkan informasinya Budianto juga sempat koma selama tujuh hari.
"Selain ingin kakak dapat segera dipulangkan, keluarga juga bingung dengan biaya rumah sakit di Taiwan," kata Riska.
Pekerja migran asal Magetan, Budianto, berangkat ke Taiwan melalui jalur resmi, namun setelah kontraknya habis, dia tidak memperbaruinya sehingga untuk biaya pengobatan rumah sakit harus ditanggung secara mandiri.
Karena tidak memperbarui kontrak, pihak keluarga kini harus mengurus semuanya dari awal, di antaranya mengurus KTP elektronik lagi untuk mengurus BPJS Kesehatan.
Rsika menyebut, proses pengurusan dokumen administrasi tersebut butuh waktu lama karena Budianto yang telah bercerai itu belum memperbarui kartu keluarga (KK).
"Makanya, harus mengurus KTP. Nanti kalau BPJS-nya sudah jadi juga masih perlu menunggu waktu sekitar dua minggu untuk bisa digunakan," kata Riska.
Saat ini, pihak keluarga Budianto sedang mengupayakan meminta rujukan dari puskesmas, RSUD Sayidiman, dan RSUD dr Soetomo Surabaya. Kemenlu memberi opsi ke Jakarta atau Surabaya.
Plt Kepala Disnaker Magetan Hermawan mengatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Disnaker Jatim dan BNP2TKI untuk memulangkan Budi.
"Korban baru bisa pulang setelah semua biaya perawatan di rumah sakit Taiwan lunas. Kami masih usahakan proses pemulangannya," kata Hermawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019