Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Surabaya Aldian menyampaikan organisasi saat ini menghadapi tantangan untuk lebih adaptif terhadap perkembangan zaman.
"Sesuai konsepsi Pantha Rhei, maka GMNI akan adaptif terhadap persaingan global serta perkembangan teknologi," ujarnya ketika dikonfirmasi dari Surabaya, Jumat pagi.
GMNI melaksanakan Kongres XXI di Ambon mulai 28 November 2019 hingga 2 Desember 2019 dengan salah satu agendanya adalah regenerasi kepemimpinan nasional.
Menurut dia, kerja kolaboratif antarkomponen dan eksponen marhaenis baik dari Gen-Z hingga Gen-X atau baby boomers mampu menghadapi perguliran zaman dari Revolusi Industri 4.0 ke era Society 5.0.
"Bahkan di era Gig Economy saat ini, kader, senior bahkan alumni GMNI lebih memiliki karakter dan mental kuat karena pendidikan berbasis ideologi yang ditanamkan sejak kaderisasi tingkat dasar," ujarnya pula.
Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya tersebut optimistis melihat geliat milenial di GMNI, termasuk animo berkontestasi untuk menjadi GMNI-1 yang terlihat dalam adu konsep, gagasan dan dialektika para calon.
Kongres GMNI tahun ini mengangkat tema tentang Kemaritiman dengan subtema mempertegas posisi kedaulatan maritim untuk kepentingan nasional berbasis kepulauan berdasarkan Pancasila.
GMNI merupakan organisasi mahasiswa nirlaba lahir pada Maret 1954, dengan kontribusi alumni terhadap pengawalan NKRI telah nyata, karena banyak yang duduk pada posisi strategis di pemerintahan maupun oposisi konstruktif di luar pemerintahan sebagai profesional, politisi, teknokrat dan birokrat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019