Surabaya (Antara Jatim) - Ketua Umum Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Soekarwo menyarankan pemilihan ketua umum pada Kongres III yang digelar di Balikpapan pafa Agustus 2015 tidak dilakukan melalui "voting" atau suara terbanyak.
"Jangan mengambil keputusan dengan suara terbanyak. Bermusyawarahlah secara mufakat sampai menghasilkan keputusan terbaik," ujarnya di sela pembukaan Pra Kongres III PA GMNI di Surabaya, Sabtu.
Menurut Pakde Karwo, sapaan akrabnya, keputusan yang diambil melalui suara terbanyak dalam sebuah musyawarah belum tentu menghasilkan keputusan berkualitas.
Ia memisalkan pemilihan Kepala Rumah Sakit Jiwa yang jika peserta musyawarahnya diambil dari penghuni setempat maka yang terpilih dipastikan bukan orang waras (sehat secara mental).
"Semisal yang berhak memilih ada 10 orang, rinciannya sembilan orang gila dan hanya satu orang yang waras maka pemenang pilihannya pasti orang gila. Jadi, sekali lagi, saya harapkan pemilihannya melalui musyawarah mufakat," katanya.
Gubernur Jatim itu sendiri sudah menyatakan tak akan maju kembali sebagai calon ketua umum periode 2015-2019 dengan alasan estafet kepemimpinan atau regenerasi kader PA GMNI.
Selain itu, ia juga ingin mempertahankan tradisi ketua umum yang selama ini selalu menjabat selama satu periode, meski pada AD/ART tidak diatur harus menjabat hanya satu kali periode.
Dalam sambutan pembukaannya, ia berharap melalui pra kongres memunculkan rekomendasi sebuah strategi untuk reregulasi atau merumuskan kembali regulasi yang berlawanan dengan semangat Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Trisakti.
"Kita jadikan Pancasila dan Trisakti sebagai sumber hukum, dan jadikan hukum yanhg bersumber ideologi dan visi bangsa sebagai pelindung ideologi serta visi bangsa kita itu," tukasnya
Menurut dia, dengan mengambil posisi advokasi maka dipercayai alumni akan menjalankan peran historisnya yang strategis dalam membangun bangsa berdaulat, berdikari dan bermartabat.
Sementara itu, Ketua Panitia Pra Kongres III I Made Sukartha mengatakan kegiatan menjelang kongres tersebut membahas perumusan langkah organisasi ke depan, seperti merumuskan sikap politik berdasarkan kondisi ekonomi, sosial, budaya, politik yang berkembang di Indonesia
Hadir dalam pembukaan tersebut sejumlah alumni senior GMNI, seperti Theo L Samboaga dan Eros Djarot dan sejumah tokoh nasional lainnya. (*)