Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Pasuruan, Jawa Timur, mengajak orang tua siswa Sekolah Dasar Gentong, Pasuruan untuk mengembalikan psikologi anak usai peristiwa ambruknya sebagian atap gedung sekolah setempat pada Selasa (5/11).
Wakil ketua LPA Kota Pasuruan, Daniel P di Pasuruan, Rabu mengatakan saat Ini yang penting adalah bagaimana mengembalikan psikologi anak supaya mereka mau kembali bersekolah.
"Usai kejadian, ada salah satu siswa yang enggan masuk rumah selama satu jam. Itu kan sangat berpengaruh pada kondisi kejiwaan seorang anak," ujarnya.
Baca juga: Siswa sekolah ambruk di Pasuruan diliburkan sepekan
Oleh karena itu, kata dia, peranan orang tua sangat diperlukan untuk memulihkan kondisi psikologi seorang siswa tersebut.
"Kami turut berduka cita atas peristiwa ini," katanya.
Ia mengaku prihatin atas kejadian ini, karena ada dua orang yang menjadi korban atas runtuhnya atap bangunan ruang kelas, dan berharap supaya kejadian seperti ini tidak terulang kembali di masa yang akan datang.
"Ini yang kami sesalkan. Mudah-mudahan ini yang terakhir," harapnya.
Baca juga: Gubernur Khofifah jenguk korban ambruknya atap sekolah di Pasuruan (Video)
Atas kejadian ini, Lembaga Perlindungan Anak Pasuruan mendorong para orang tua siswa, dinas pendidikan, dinas sosial hingga satgas perlindungan anak, untuk sama-sama berupaya mengembalikan psikologis anak (siswa). Sebab, insiden kemarin tidak hanya menimpa psikologis anak, melainkan para tenaga pendidik.
"Mental anak-anak down akibat kejadian kemarin. Jangankan anak-anak, ibu gurunya saja trauma. Mari dorong para orang tua untuk bisa mengembalikan kondisi psikis anak," jelasnya.
Peran orang tua sangat penting untuk mengembalikan kondisi psikologi anak. Sehingga, mereka bisa kembali bersekolah dengan nyaman tanpa ada ketakutan akibat insiden kemarin.
"Saat ini sudah diliburkan. Mungkin mereka akan kembali masuk hari Senin. Semoga mereka bisa kembali bersekolah dengan nyaman. Kami sudah pikirkan mengembalikan psikis anak. Tapi kami kembalikan dulu kepada orang tua untuk mengembalikan trauma anaknya," katanya.
Sebelumnya, sebanyak dua orang meninggal dunia terdiri dari satu siswa dan guru serta belasan siswa lainnya mengalami luka-luka akibat ambruknya atap di SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa (5/11) pukul 08.30 WIB.
Gedung sekolah yang ambruk berada di bagian depan terdiri dari empat kelas, yakni kelas 2 A dan B, serta kelas 5 A dan B. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Wakil ketua LPA Kota Pasuruan, Daniel P di Pasuruan, Rabu mengatakan saat Ini yang penting adalah bagaimana mengembalikan psikologi anak supaya mereka mau kembali bersekolah.
"Usai kejadian, ada salah satu siswa yang enggan masuk rumah selama satu jam. Itu kan sangat berpengaruh pada kondisi kejiwaan seorang anak," ujarnya.
Baca juga: Siswa sekolah ambruk di Pasuruan diliburkan sepekan
Oleh karena itu, kata dia, peranan orang tua sangat diperlukan untuk memulihkan kondisi psikologi seorang siswa tersebut.
"Kami turut berduka cita atas peristiwa ini," katanya.
Ia mengaku prihatin atas kejadian ini, karena ada dua orang yang menjadi korban atas runtuhnya atap bangunan ruang kelas, dan berharap supaya kejadian seperti ini tidak terulang kembali di masa yang akan datang.
"Ini yang kami sesalkan. Mudah-mudahan ini yang terakhir," harapnya.
Baca juga: Gubernur Khofifah jenguk korban ambruknya atap sekolah di Pasuruan (Video)
Atas kejadian ini, Lembaga Perlindungan Anak Pasuruan mendorong para orang tua siswa, dinas pendidikan, dinas sosial hingga satgas perlindungan anak, untuk sama-sama berupaya mengembalikan psikologis anak (siswa). Sebab, insiden kemarin tidak hanya menimpa psikologis anak, melainkan para tenaga pendidik.
"Mental anak-anak down akibat kejadian kemarin. Jangankan anak-anak, ibu gurunya saja trauma. Mari dorong para orang tua untuk bisa mengembalikan kondisi psikis anak," jelasnya.
Peran orang tua sangat penting untuk mengembalikan kondisi psikologi anak. Sehingga, mereka bisa kembali bersekolah dengan nyaman tanpa ada ketakutan akibat insiden kemarin.
"Saat ini sudah diliburkan. Mungkin mereka akan kembali masuk hari Senin. Semoga mereka bisa kembali bersekolah dengan nyaman. Kami sudah pikirkan mengembalikan psikis anak. Tapi kami kembalikan dulu kepada orang tua untuk mengembalikan trauma anaknya," katanya.
Sebelumnya, sebanyak dua orang meninggal dunia terdiri dari satu siswa dan guru serta belasan siswa lainnya mengalami luka-luka akibat ambruknya atap di SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa (5/11) pukul 08.30 WIB.
Gedung sekolah yang ambruk berada di bagian depan terdiri dari empat kelas, yakni kelas 2 A dan B, serta kelas 5 A dan B. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019