Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P4TKI) Banyuwangi, Jawa Timur, bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember dalam rangka meningkatkan pengetahuan literasi keuangan serta kesejahteraan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan keluarganya.

Dalam keterangan tertulis diterima ANTARA di Banyuwangi, Rabu, kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pemberdayaan pekerja migran yang telah dilakukan sebelumnya di Banyuwangi, yang merupakan hasil kerja sama antara OJK dengan BNP2TKI.

"Pada kunjungan kerja P4TKI ke kantor OJK Jember pada Selasa kemarin, juga dilakukan penjajagan rencana-rencana kedepan agar kerja sama dapat terus berlanjut dan bisa dikembangkan tidak hanya di Banyuwangi, namun juga menyebar ke wilayah lainnya, yaitu Situbondo, Bondowoso dan Jember," kata Koordinator P4TKI Banyuwangi Muhammad Iqbal.

Baca juga: P4TKI Banyuwangi fasilitasi pemulangan pekerja migran sakit di Malaysia

Menurut Iqbal,P4TKI Banyuwangi dan OJK Jember memiliki faktor kesamaan dalam hal wilayah kerjanya, yakni memiliki wilayah kerja yang meliputi Kabupaten Jember, Banyuwangi, Situbondo dan Bondowoso, serta tambahan Lumajang untuk OJK.

Dengan demikian, katanya, hal ini membuka peluang besar bagi OJK Jember dan P4TKI Banyuwangi untuk bersinergi dalam memberikan informasi tentang bagaimana menjadi pekerja migran yang aman dan literasi keuangan, khususnya remitansi serta pengelolaan uang untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja migran, baik yang masih ada di luar negeri, mantan pekerja migran dan keluarganya.

"OJK Jember menyampaikan ide tentang pembentukan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) bagi para pekerja migran dan keluarganya terkait pengelolaan uang yang dikirim pekerja migran kepada keluarganya di Tanah Air," ujarnya.

Kata Iqbal, uang yang dikirimkan (ditransfer) pekerja migran merupakan salah satu arus uang terbesar di negara berkembang seperti di Indonesia. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), penerimaan transfer uang dari pekerja migran selama 2018 mencapai Rp153,58 triliun, dan angka tersebut meningkat 24,66 persen bila dibandingkan dengan periode tahun 2017.

Baca juga: BNP2TKI beri pelatihan literasi keuangan mantan pekerja migran Banyuwangi

Minimnya kemampuan dalam hal literasi keuangan pekerja migran, menyebabkan pekerja migran yang sudah pulang ke Indonesia, kemudian memutuskan untuk kembali bekerja di luar negeri.

"Mencermati faktor tersebut, maka P4TKI Banyuwangi menyambut baik ide pembentukan Lembaga Keuangan Mikro. Kegiatan dalam LKM ini nantinya akan mengelola transfer uang pekerja migran yang dikirim ke keluarganya, kemudian sebagian uang tersebut akan dimasukkan kedalam rekening buku tabungan, dan dapat dicairkan dalam bentuk sembako atau kebutuhan rumah tangga, dapat dipinjam untuk modal usaha atau biaya pengurusan dokumen pra penempatan," paparnya.

Iqbal menjelaskan, lembaga keuangan mikro tidak menutup kemungkinan ke depannya juga dapat digunakan untuk membantu calon pekerja migran untuk pemenuhan biaya proses awal pengurusan dokumen pribadi bekerja di luar negeri. Karena dalam proses penempatan pekerja migran ke depannya akan dilakukan langsung oleh calon pekerja sendiri.

"Program ini harapannya juga dapat menggandeng pihak-pihak terkait, seperti perbankan, pegadaian dan lainnya, bahkan juga dapat dikembangkan sebagai mitra investasi maupun sarana PMI atau keluarganya berwirausaha," tuturnya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019