Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) memberikan pelatihan peningkatan kapasitas literasi keuangan kepada puluhan mantan pekerja migran Indonesia di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Dalam keterangan tertulis diterima ANTARA di Banyuwangi, Jumat, pelatihan peningkatan kapasitas literasi keuangan bagi mantan pekerja migran serta keluarganya ini berlangsung pada Kamis (3/10) di Aula Gedung Pertemuan Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi.
"Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan bagi mantan pekerja migran dan keluarganya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan atas hasil yang didapat ketika bekerja di luar negeri," kata Koordinator Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P4TKI) Banyuwangi, Muhammad Iqbal.
Selain itu, menurut ia, juga untuk pengenalan berbagai produk investasi, utamanya tabungan emas dari PT Pegadaian.
Dalam pelatihan itu, Iqbal juga memaparkan mengenai literasi keuangan yang meliputi cara mengelola keuangan, merencanakan keuangan, menabung, dan juga cara berinvestasi.
Sementara pemateri dari Vice President PT Pegadaian Area Jember Yohanes Wulang juga mengenalkan berbagai produk dari Pegadaian, terutama Tabungan Emas.
Yohanes memaparkan bahwa emas merupakan produk investasi yang tahan banting terhadap inflasi, dan selama dirinya bekerja di Pegadaian hanya dua kali mengalami penurunan harga, yaitu tahun 1998 dan 2003, dan selebihnya kenaikan yang melebihi inlflasi sehingga dapat berperan sebagai pelindung kekayaan.
Ia mneyampaikan, menabung emas sudah berbeda dengan zaman sahulu yang harus berbentuk fisik yang memiliki banyak kelemahan, seperti mudah hilang dan juga merepotkan ketika harus mengumpulkan uang senilai 1 gram.
Dengan tabungan emas Pegadaian maka cukup dengan uang senilai 0,001 gram emas atau sekarang hanya Rp7.000 dan tak perlu takut kehilangan, karena nasabah tidak memegang fisik emas dan hanya memegang buku tabungannya saja.
Sedangkan pemateri kewirausahaan disampaikan oleh Trainer dari LP3TKI Surabaya, Ummul Hidayah dan Istikadinna dari BNP2TKI yang memberikan motivasi berwirausaha agar mantan PMI bisa mencoba untuk memulai usaha.
Pengusaha batik dari Yoko Batik juga mengenalkan kepada para peserta pelatihan mengenai usaha batik tulis dan cara pembuatannya dimulai dari pengenalan bahan dan dilanjutkan dengan cara membentuk pola, mewarnai, menjemur dan tak lupa strategi bisnis serta kendala-kendala yang dihadapi dalam menjalan bisnis batik.
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Literasi Keuangan bagi 50 orang mantan PMI ini, selain digelar oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), juga bekerja sama dengan Loka Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (LP3TKI) Surabaya.
Dan Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P4TKI) Banyuwangi serta PT Pegadaian yang diwakili oleh PT Pegadaian Cabang Jember.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Dalam keterangan tertulis diterima ANTARA di Banyuwangi, Jumat, pelatihan peningkatan kapasitas literasi keuangan bagi mantan pekerja migran serta keluarganya ini berlangsung pada Kamis (3/10) di Aula Gedung Pertemuan Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi.
"Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan bagi mantan pekerja migran dan keluarganya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan atas hasil yang didapat ketika bekerja di luar negeri," kata Koordinator Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P4TKI) Banyuwangi, Muhammad Iqbal.
Selain itu, menurut ia, juga untuk pengenalan berbagai produk investasi, utamanya tabungan emas dari PT Pegadaian.
Dalam pelatihan itu, Iqbal juga memaparkan mengenai literasi keuangan yang meliputi cara mengelola keuangan, merencanakan keuangan, menabung, dan juga cara berinvestasi.
Sementara pemateri dari Vice President PT Pegadaian Area Jember Yohanes Wulang juga mengenalkan berbagai produk dari Pegadaian, terutama Tabungan Emas.
Yohanes memaparkan bahwa emas merupakan produk investasi yang tahan banting terhadap inflasi, dan selama dirinya bekerja di Pegadaian hanya dua kali mengalami penurunan harga, yaitu tahun 1998 dan 2003, dan selebihnya kenaikan yang melebihi inlflasi sehingga dapat berperan sebagai pelindung kekayaan.
Ia mneyampaikan, menabung emas sudah berbeda dengan zaman sahulu yang harus berbentuk fisik yang memiliki banyak kelemahan, seperti mudah hilang dan juga merepotkan ketika harus mengumpulkan uang senilai 1 gram.
Dengan tabungan emas Pegadaian maka cukup dengan uang senilai 0,001 gram emas atau sekarang hanya Rp7.000 dan tak perlu takut kehilangan, karena nasabah tidak memegang fisik emas dan hanya memegang buku tabungannya saja.
Sedangkan pemateri kewirausahaan disampaikan oleh Trainer dari LP3TKI Surabaya, Ummul Hidayah dan Istikadinna dari BNP2TKI yang memberikan motivasi berwirausaha agar mantan PMI bisa mencoba untuk memulai usaha.
Pengusaha batik dari Yoko Batik juga mengenalkan kepada para peserta pelatihan mengenai usaha batik tulis dan cara pembuatannya dimulai dari pengenalan bahan dan dilanjutkan dengan cara membentuk pola, mewarnai, menjemur dan tak lupa strategi bisnis serta kendala-kendala yang dihadapi dalam menjalan bisnis batik.
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Literasi Keuangan bagi 50 orang mantan PMI ini, selain digelar oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), juga bekerja sama dengan Loka Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (LP3TKI) Surabaya.
Dan Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P4TKI) Banyuwangi serta PT Pegadaian yang diwakili oleh PT Pegadaian Cabang Jember.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019