Kepolisian Resor Tulungagung, Jawa Timur, Selasa, menggelar acara halalbihalal kebangsaan dengan melibatkan seluruh elemen kebangsaan setempat guna merekatkan semangat persatuan dan kesatuan masyarakat pasca-Pemilu 2019.
"Kegiatan ini masih dalam rangka tradisi bulan Syawal 1440 H, halalbihalal, dengan tujuan merekatkan semua elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Tulungagung," kata Kapolres Tulungagung AKBP Tofik Sukendar di Tulungagung, Selasa.
Acara digelar di ballroom Hotel Istana itu dihadiri hampir seribu undangan.
Tak hanya tokoh agama dan tokoh masyarakat, puluhan penggiat ormas, perguruan silat, kalangan akademisi, fotokopicam (forum komunikasi pimpinan tingkat kecamatan) hingga kalangan awak media massa turut meramaikan seremoni halalbihalal tersebut.
Nuansa kebangsaan sudah tercermin dari disediakannya spot atau panggung mini untuk foto para tamu dengan memegang atribut tulisan berbunyi "Indonesia Damai", "Jogo Jawa Timur", dan "Lawan Hoaks.
Ikrar bersama juga diucapkan seluruh tamu undangan yang hadir usai pembacaan sambutan-sambutan dari Kapolres dan perwakilan forkopimda dan Ketua PCNU Tulungagung.
"Tolak Kerusuhan, Tulungagung Aman", demikian bunyi ikrar yang diucapkan secara serempak dengan dipandu Kasubbag Humas Polres Tulungagung AKP Sumaji.
Menurut Kapolres Tofik Sukendar, momentum halal bihalal kebangsaan sengaja digunakan untuk mengampanyekan tagar "tolak kerusuhan" menjelang sidang putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa Pemilu Presiden 2019 yang akan dibacakan pada Kamis, 27 Juni.
"Kita ingin merekatkan semua elemen masyarakat yang ada di Tulungagung. Dengan momen yang sangat mulia yakni halalbihalal dalam bulan Syawal ini, diharapkan semua permasalahan pada saat sebelum pelaksanaan puasa, di mana ada tahapan Pemilu, beda pilihan. Nah pada saat hari ini kita satukan lagi, tidak ada lagi terbagi-bagi tidak ada lagi terkotak-kotak. Kita semua sama sebagai warga Tulungagung wajib hukumnya menjaga situasi agar tetap aman dan kondusif," tutur Tofik panjang lebar.
Namun demikian, lanjut Kapolres Tofik, pihaknya akan tetap siaga.
Kendati dia meyakini bahwa tidak ada gerakan ataupun aspirasi dari Tulungagung untuk berangkat ke Jakarta jelang putusan MK, termasuk dari kelompok yang terkait dengan Persaudaraan Alumni 212 dari Tulungagung, jajaran Polres Tulungagung dibantu TNI tetap akan memantau perkembangan situasi di wilayah tugasnya.
"Kita terus melakukan penggalangan, bicara sharing dengan kelompok-kelompok yang mungkin tadinya bagian dari kegiatan PA 212. Kami mendapat informasi tidak ada satupun yang berencana ke Jakarta," ujarnya.
Tofik menyatakan, pihaknya memberi apresiasi akan sikap bijak dan dewasa masyarakat Tulungagung dalam menyikapi perkembangan politik pasca-pemilu.
Sebab hampir semua warga Tulungagung kini cenderung menyerahkan kepada aparat yang berwenang (proses hukum) salam rangka penyelesaian (sengketa) Pemilu tersebut.
"Kita perlu apresiasi. Itu langkah yang cukup cerdas dari masyarakat Tulungagung yang betul-betul menyerahkan permasalahan ini (sengketa Pilpres) kepada ahlinya," tegasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kegiatan ini masih dalam rangka tradisi bulan Syawal 1440 H, halalbihalal, dengan tujuan merekatkan semua elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Tulungagung," kata Kapolres Tulungagung AKBP Tofik Sukendar di Tulungagung, Selasa.
Acara digelar di ballroom Hotel Istana itu dihadiri hampir seribu undangan.
Tak hanya tokoh agama dan tokoh masyarakat, puluhan penggiat ormas, perguruan silat, kalangan akademisi, fotokopicam (forum komunikasi pimpinan tingkat kecamatan) hingga kalangan awak media massa turut meramaikan seremoni halalbihalal tersebut.
Nuansa kebangsaan sudah tercermin dari disediakannya spot atau panggung mini untuk foto para tamu dengan memegang atribut tulisan berbunyi "Indonesia Damai", "Jogo Jawa Timur", dan "Lawan Hoaks.
Ikrar bersama juga diucapkan seluruh tamu undangan yang hadir usai pembacaan sambutan-sambutan dari Kapolres dan perwakilan forkopimda dan Ketua PCNU Tulungagung.
"Tolak Kerusuhan, Tulungagung Aman", demikian bunyi ikrar yang diucapkan secara serempak dengan dipandu Kasubbag Humas Polres Tulungagung AKP Sumaji.
Menurut Kapolres Tofik Sukendar, momentum halal bihalal kebangsaan sengaja digunakan untuk mengampanyekan tagar "tolak kerusuhan" menjelang sidang putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa Pemilu Presiden 2019 yang akan dibacakan pada Kamis, 27 Juni.
"Kita ingin merekatkan semua elemen masyarakat yang ada di Tulungagung. Dengan momen yang sangat mulia yakni halalbihalal dalam bulan Syawal ini, diharapkan semua permasalahan pada saat sebelum pelaksanaan puasa, di mana ada tahapan Pemilu, beda pilihan. Nah pada saat hari ini kita satukan lagi, tidak ada lagi terbagi-bagi tidak ada lagi terkotak-kotak. Kita semua sama sebagai warga Tulungagung wajib hukumnya menjaga situasi agar tetap aman dan kondusif," tutur Tofik panjang lebar.
Namun demikian, lanjut Kapolres Tofik, pihaknya akan tetap siaga.
Kendati dia meyakini bahwa tidak ada gerakan ataupun aspirasi dari Tulungagung untuk berangkat ke Jakarta jelang putusan MK, termasuk dari kelompok yang terkait dengan Persaudaraan Alumni 212 dari Tulungagung, jajaran Polres Tulungagung dibantu TNI tetap akan memantau perkembangan situasi di wilayah tugasnya.
"Kita terus melakukan penggalangan, bicara sharing dengan kelompok-kelompok yang mungkin tadinya bagian dari kegiatan PA 212. Kami mendapat informasi tidak ada satupun yang berencana ke Jakarta," ujarnya.
Tofik menyatakan, pihaknya memberi apresiasi akan sikap bijak dan dewasa masyarakat Tulungagung dalam menyikapi perkembangan politik pasca-pemilu.
Sebab hampir semua warga Tulungagung kini cenderung menyerahkan kepada aparat yang berwenang (proses hukum) salam rangka penyelesaian (sengketa) Pemilu tersebut.
"Kita perlu apresiasi. Itu langkah yang cukup cerdas dari masyarakat Tulungagung yang betul-betul menyerahkan permasalahan ini (sengketa Pilpres) kepada ahlinya," tegasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019