Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof Mohammad Nasih memberikan penjelasan terkait TV Commercial (TVC) atau iklan berbentuk film buatan kampusnya yang diklaim menyerupai iklan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
"Jadi, kreasi itu kan bisa meneladani, bisa meniru, bisa melakukan benchmark," kata Nasih ditemui di Surabaya, Senin.
Nasih melanjutkan, sebuah kreativitas, sepanjang proses kreasinya dilakukan dengan benar, maka tidak ada masalah. Bahkan, jika pun dalam kreasi yang dibuat, terdapat kemiripan dengan kreasi yang dibuat pihak lainnya.
Dia meyakini kreasi yang dibuat kampusnya tersebut, tidak dalam proses menjiplak kreasi pihak lainnya.
"Tapi, murni itu hasil karya yang bagus, kemudian isinya sama substansinya dnegan apa yang ada di Unair. Ya kenapa tidak?" ujarnya.
Selain itu, kata Nasih, dalam proses pembuatan kreativitas, dikenal sebuah istilah yang disebut ATM atau amati, tiru, dan modifikasi.
Nasih pun kembali menegaskan bahwa kreasi yang dibuat kampusnya tidak dalam proses menjiplak kreasi pihak lainnya.
"Masa kalau kita bikin judul yang sama kemudian dikatalan jiplak. Omongan saya pakai bahasa Indonesia, sampeyan pakai bahasa Indonesia, kesamaannya banyak, kan gak masalah. Sampeyan wawancara dengan saya terkait SBMPTN, kemudian wawancara dengan rektor ITS, jawabannya juga mungkin hampir-hampir sama," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Jadi, kreasi itu kan bisa meneladani, bisa meniru, bisa melakukan benchmark," kata Nasih ditemui di Surabaya, Senin.
Nasih melanjutkan, sebuah kreativitas, sepanjang proses kreasinya dilakukan dengan benar, maka tidak ada masalah. Bahkan, jika pun dalam kreasi yang dibuat, terdapat kemiripan dengan kreasi yang dibuat pihak lainnya.
Dia meyakini kreasi yang dibuat kampusnya tersebut, tidak dalam proses menjiplak kreasi pihak lainnya.
"Tapi, murni itu hasil karya yang bagus, kemudian isinya sama substansinya dnegan apa yang ada di Unair. Ya kenapa tidak?" ujarnya.
Selain itu, kata Nasih, dalam proses pembuatan kreativitas, dikenal sebuah istilah yang disebut ATM atau amati, tiru, dan modifikasi.
Nasih pun kembali menegaskan bahwa kreasi yang dibuat kampusnya tidak dalam proses menjiplak kreasi pihak lainnya.
"Masa kalau kita bikin judul yang sama kemudian dikatalan jiplak. Omongan saya pakai bahasa Indonesia, sampeyan pakai bahasa Indonesia, kesamaannya banyak, kan gak masalah. Sampeyan wawancara dengan saya terkait SBMPTN, kemudian wawancara dengan rektor ITS, jawabannya juga mungkin hampir-hampir sama," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019