Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun tidak sanggup menutup kerugian para petani akibat banjir yang melanda kawasan setempat pada awal bulan Maret lalu yang mencapai Rp8 miliar lebih.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kabupaten Madiun, Suyatno, Kamis mengatakan ketidaksanggupan tersebut karena pemkab tidak ada dana untuk mengganti semua kerugian yang ditimbulkan.
"Kerugian banjir untuk sektor pertanian mencapai Rp8 miliar lebih. Lahan pertanian yang paling parah terdampak adalah di Kecamatan Balerejo," ujar Suyatno kepada wartawan.
Guna membantu meringankan kerugian petani akibat banjir, Pemkab Madiun akan meminta bantuan benih padi yang rutin disalurkan pemerintah provinsi dan pusat. Bantuan benih yang diminta tersebut juga lebih besar pengajuannya.
Suyatno menilai dengan meningkatkan jumlah bantuan benih padi yang diajukan akibat kerugan banjir, harapannya petani yang menjadi korban tidak perlu mengeluarkan biaya membeli benih di masa tanam kedua atau pascabanjir.
"Meski demikian, belum bisa dipastikan berapa peningkatan bantuan dari pusat dan pemprov yang akan diberikan," katanya.
Ia menambahkan, jika usulannya diloloskan, pemkab akan mengutamakan bantuan bagi lahan pertanian di Kecamatan Balerejo yang paling parah terdampak.
"Di sana (Balerejo), sawahnya paling luas. Sekitar 30 persen dari total luasan yang terdampak banjir," kata Suyatno.
Ada lima hingga enam desa yang lahan pertaniannya mengalami kerusakan parah akibat banjir. Di antaranya, Desa Glonggong, Bulakrejo, Jerukgulung, dan Balerejo.
Seperti diketahui, banjir besar melanda wilayah Kabupaten Madiun pada Rabu (6/3) hingga beberapa hari lamanya. Kerugian akibat banjir tersebut mencapai sebesar Rp54.093.855.000.
Kerugian tesebut meliputi kerusakan permukiman mencapai Rp38.610.000.000, kerugian pertanian Rp8.093.295.000, kerugian peternakan sebesar Rp416.560.000, dan kerugian infrastruktur Rp6.974.000.000.
Adapun luas lahan pertanian yaang terdampak banjir mencapai 497 hektare. Dari jumlah tersebut, areal sawah yang paling banyak terendam banjir adalah di Kecamatan Balerejo mencapai 147 hektare. Sisanya tersebar di areal sawah daerah lain, seperti Kecamatan Madiun, Wungu, Pilangkenceng, dan lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kabupaten Madiun, Suyatno, Kamis mengatakan ketidaksanggupan tersebut karena pemkab tidak ada dana untuk mengganti semua kerugian yang ditimbulkan.
"Kerugian banjir untuk sektor pertanian mencapai Rp8 miliar lebih. Lahan pertanian yang paling parah terdampak adalah di Kecamatan Balerejo," ujar Suyatno kepada wartawan.
Guna membantu meringankan kerugian petani akibat banjir, Pemkab Madiun akan meminta bantuan benih padi yang rutin disalurkan pemerintah provinsi dan pusat. Bantuan benih yang diminta tersebut juga lebih besar pengajuannya.
Suyatno menilai dengan meningkatkan jumlah bantuan benih padi yang diajukan akibat kerugan banjir, harapannya petani yang menjadi korban tidak perlu mengeluarkan biaya membeli benih di masa tanam kedua atau pascabanjir.
"Meski demikian, belum bisa dipastikan berapa peningkatan bantuan dari pusat dan pemprov yang akan diberikan," katanya.
Ia menambahkan, jika usulannya diloloskan, pemkab akan mengutamakan bantuan bagi lahan pertanian di Kecamatan Balerejo yang paling parah terdampak.
"Di sana (Balerejo), sawahnya paling luas. Sekitar 30 persen dari total luasan yang terdampak banjir," kata Suyatno.
Ada lima hingga enam desa yang lahan pertaniannya mengalami kerusakan parah akibat banjir. Di antaranya, Desa Glonggong, Bulakrejo, Jerukgulung, dan Balerejo.
Seperti diketahui, banjir besar melanda wilayah Kabupaten Madiun pada Rabu (6/3) hingga beberapa hari lamanya. Kerugian akibat banjir tersebut mencapai sebesar Rp54.093.855.000.
Kerugian tesebut meliputi kerusakan permukiman mencapai Rp38.610.000.000, kerugian pertanian Rp8.093.295.000, kerugian peternakan sebesar Rp416.560.000, dan kerugian infrastruktur Rp6.974.000.000.
Adapun luas lahan pertanian yaang terdampak banjir mencapai 497 hektare. Dari jumlah tersebut, areal sawah yang paling banyak terendam banjir adalah di Kecamatan Balerejo mencapai 147 hektare. Sisanya tersebar di areal sawah daerah lain, seperti Kecamatan Madiun, Wungu, Pilangkenceng, dan lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019