Pengembang properti PT Intiland Development Tbk melakukan prosesi penutupan atap atau topping off hunian vertikal eksklusif kondominium The Rosebay di kawasan Surabaya barat, Rabu, dan menargetkan proyek itu bisa rampung akhir 2019.
Wakil Presiden Direktur sekaligus Chief Operating Officer Intiland Sinarto Dharmawan mengemukakan, prosesi topping off menjadi tahapan penting dalam proses penyelesaian pembangunan proyek tersebut.
Setelah proses ini, perseroan akan masuk pada tahapan penyelesaian fasilitas bangunan dan interior keseluruhan proyek hunian vertikal itu.
"Topping off The Rosebay melengkapi pencapaian dan prestasi penting bagi kami. Dalam setahun terakhir, kami berhasil melakukan tiga topping off proyek, meliputi Spazio Tower, Graha Golf, dan The Rosebay," katanya usai prosesi penutupan atap yang dihadiri Komisaris Utama Intiland Dr Cosmas Batubara.
Menurut Sinarto, The Rosebay merupakan pengembangan proyek hunian berkonsep low rise residential terbaru dari Intiland di wilayah Surabaya. Proyek hunian yang diluncurkan 2016 ini terdiri dari tujuh blok hunian dengan ketinggian bervariasi mulai dari empat hingga delapan lantai.
Perbedaan ketinggian itu memberikan pemandangan lanskap yang indah dan menyatu dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, lokasi hunian yang terletak tak jauh dari padang golf Graha Famili juga menawarkan panorama indah dan menjadi daya tarik bagi konsumen.
Sinarto menjelaskan, konsep pengembangan The Rosebay melengkapi rencana pengembangan Graha Famili sebagai sebuah kawasan terpadu yang prestisius, selain menyasar segmen menengah ke atas.
"Kendati pasar properti sedang melambat beberapa tahun terakhir, tapi sampai saat ini kami sudah bisa menjual sekitar 65 persen dari 177 unit atau sebanyak 115 unit. Secara keseluruhan ada 229 unit hunian Rosebay yang akan kami jual dengan harga mulai Rp2,3 miliar dan optimistis semuanya laku," ujarnya.
Komisaris Utama Intiland Dr Cosmas Batubara menyebut, Surabaya sebagai kota terbesar kedua setelah Jakarta memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup positif setiap tahun dan potensi pasar properti masih cukup menjanjikan.
"Jadi, Surabaya ini merupakan kota penting dengan potensi pasar yang masih cukup besar. Tantangan di pasar properti, khususnya di Kota Surabaya memang cukup berat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi kami optimistis pasarnya akan kembali membaik, terutama permintaan terhadap produk-produk berkualitas," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Wakil Presiden Direktur sekaligus Chief Operating Officer Intiland Sinarto Dharmawan mengemukakan, prosesi topping off menjadi tahapan penting dalam proses penyelesaian pembangunan proyek tersebut.
Setelah proses ini, perseroan akan masuk pada tahapan penyelesaian fasilitas bangunan dan interior keseluruhan proyek hunian vertikal itu.
"Topping off The Rosebay melengkapi pencapaian dan prestasi penting bagi kami. Dalam setahun terakhir, kami berhasil melakukan tiga topping off proyek, meliputi Spazio Tower, Graha Golf, dan The Rosebay," katanya usai prosesi penutupan atap yang dihadiri Komisaris Utama Intiland Dr Cosmas Batubara.
Menurut Sinarto, The Rosebay merupakan pengembangan proyek hunian berkonsep low rise residential terbaru dari Intiland di wilayah Surabaya. Proyek hunian yang diluncurkan 2016 ini terdiri dari tujuh blok hunian dengan ketinggian bervariasi mulai dari empat hingga delapan lantai.
Perbedaan ketinggian itu memberikan pemandangan lanskap yang indah dan menyatu dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, lokasi hunian yang terletak tak jauh dari padang golf Graha Famili juga menawarkan panorama indah dan menjadi daya tarik bagi konsumen.
Sinarto menjelaskan, konsep pengembangan The Rosebay melengkapi rencana pengembangan Graha Famili sebagai sebuah kawasan terpadu yang prestisius, selain menyasar segmen menengah ke atas.
"Kendati pasar properti sedang melambat beberapa tahun terakhir, tapi sampai saat ini kami sudah bisa menjual sekitar 65 persen dari 177 unit atau sebanyak 115 unit. Secara keseluruhan ada 229 unit hunian Rosebay yang akan kami jual dengan harga mulai Rp2,3 miliar dan optimistis semuanya laku," ujarnya.
Komisaris Utama Intiland Dr Cosmas Batubara menyebut, Surabaya sebagai kota terbesar kedua setelah Jakarta memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup positif setiap tahun dan potensi pasar properti masih cukup menjanjikan.
"Jadi, Surabaya ini merupakan kota penting dengan potensi pasar yang masih cukup besar. Tantangan di pasar properti, khususnya di Kota Surabaya memang cukup berat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi kami optimistis pasarnya akan kembali membaik, terutama permintaan terhadap produk-produk berkualitas," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019