Debit air Sungai Bengawan Madiun yang sebelumnya tinggi hingga meluap dan menyebabkan banjir di wilayah Madiun dan sekitarnya terpantau mulai surut dan normal.
Kepala BPBD Kota Madiun Agus Hariono, Jumat, mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan debit air Bengawan Madiun karena Kota Madiun juga rawan menjadi lokasi luapan anak sungai Bengawan Solo tersebut.
"Instruksi dari Wali Kota agar debit air Bengawan Madiun dipantau terus. Pemantauan dilakukan sejak debit meningkat pada Rabu lalu hingga saat ini. Pada Rabu dini hari pukul 02.00 WIB, debit terpantau sangat tinggi," ujar Agus kepada wartawan.
Namun, berdasarkan pemantauan pada Jumat pagi, debit air Bengawan Madiun sudah menurun. Ia menilai, berkurangnya debit air yang ada di Bengawan Madiun tersebut dipengaruhi oleh curah hujan yang juga berkurang di wilayah Madiun.
Meski telah terjadi penurunan debit air, namun warga diimbau tetap waspada. Terlebih jika curah hujan kembali tinggi. Hal itu karena musim hujan masih berlangsung.
Jika curah hujan kembali normal bahkan tidak hujan, maka Kota Madiun dipastikan akan aman dari banjir.
Pihaknya juga telah mengerahkan 30 personel dari BPBD Kota Madiun untuk membantu proses evakuasi dan penanganan korban banjir di wilayah Kabupaten Madiun dan Ngawi.
"Kami membawa tiga unit perahu karet dengan kapasitas angkut 12 orang dan delapan orang. Mereka membantu proses evakuasi korban banjir di Kabupaten Madiun dan Ngawi," katanya.
Agus menambahkan, pihaknya terus melakukan pemantauan selama musim hujan masih berlangsung. Warga diminta waspada jika hujan dengan intesitas deras turun lebih dari tiga jam. (*)
Baca juga: Kerugian pertanian di Madiun akibat banjir capai Rp7 miliar lebih
Baca juga: Banjir di Madiun Mulai Surut
Baca juga: Banjir Surut, Jasamarga Buka Tol Ngawi-Kertosono
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala BPBD Kota Madiun Agus Hariono, Jumat, mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan debit air Bengawan Madiun karena Kota Madiun juga rawan menjadi lokasi luapan anak sungai Bengawan Solo tersebut.
"Instruksi dari Wali Kota agar debit air Bengawan Madiun dipantau terus. Pemantauan dilakukan sejak debit meningkat pada Rabu lalu hingga saat ini. Pada Rabu dini hari pukul 02.00 WIB, debit terpantau sangat tinggi," ujar Agus kepada wartawan.
Namun, berdasarkan pemantauan pada Jumat pagi, debit air Bengawan Madiun sudah menurun. Ia menilai, berkurangnya debit air yang ada di Bengawan Madiun tersebut dipengaruhi oleh curah hujan yang juga berkurang di wilayah Madiun.
Meski telah terjadi penurunan debit air, namun warga diimbau tetap waspada. Terlebih jika curah hujan kembali tinggi. Hal itu karena musim hujan masih berlangsung.
Jika curah hujan kembali normal bahkan tidak hujan, maka Kota Madiun dipastikan akan aman dari banjir.
Pihaknya juga telah mengerahkan 30 personel dari BPBD Kota Madiun untuk membantu proses evakuasi dan penanganan korban banjir di wilayah Kabupaten Madiun dan Ngawi.
"Kami membawa tiga unit perahu karet dengan kapasitas angkut 12 orang dan delapan orang. Mereka membantu proses evakuasi korban banjir di Kabupaten Madiun dan Ngawi," katanya.
Agus menambahkan, pihaknya terus melakukan pemantauan selama musim hujan masih berlangsung. Warga diminta waspada jika hujan dengan intesitas deras turun lebih dari tiga jam. (*)
Baca juga: Kerugian pertanian di Madiun akibat banjir capai Rp7 miliar lebih
Baca juga: Banjir di Madiun Mulai Surut
Baca juga: Banjir Surut, Jasamarga Buka Tol Ngawi-Kertosono
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019