Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Harga berbagai jenis beras di Bojonegoro, Jawa Timur, tercatat stabil dalam sepekan terakhir, karena ada panen padi di sepanjang daerah aliran (DAS) Bengawan Solo di Bojonegoro dan juga Tuban.
Seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Kharis, menjelaskan, harga beras tidak mengalami perubahan karena pengaruh pasokan cukup dari panen padi di sepanjang DAS Bengawan Solo, seperti Kecamatan Kalitidu, dan Trucuk.,
Selain itu, panen padi juga berlangsung di sepanjang DAS Bengawan Solo di lahan banjir di Kecamatan Simo, Soko, dan Rengel, Kabupaten Tuban.
"Saya bisa memperoleh beras panen padi baru berkisar 3-4 ton per harinya," ucapnya.
Kharis membeli beras dari pedagang dengan harga berkisar Rp9.200 hingga Rp9.300 per kilogram, yang kemudian dijual ke konsumen seharga Rp9.500 hingga Rp9.600 per kilogram.
Begitu pula harga beras buwohan juga stabil dengan harga pembelian dari pedagang Rp8.500 per kilogram, sedangkan harga jual ke konsumen Rp8.800 per kilogram.
"Peminat beras buwohan cukup banyak, selain cocok untuk dibuat lontong, juga dibeli masyarakat lapisan bawah," ucapnya.
Ia menambahkan, harga beras paket, baik kualitas biasa maupun super, juga tetap stabil tidak mengalami perubahan dalam beberapa hari terakhir.
"Harga beras paket berbagai merek tetap stabil," ujarnya.
Data di Pasar Kota dan Pasar Banjarjo mencatat untuk harga beras paket merek Lele berkisar Rp8.600-Rp8.800 per kilogram. Sedangkan beras kemasan produksi Tuban Terate Rp11.300 per kilogram, Bamboo Rp10.000 per kilogram, beras Jawa Rp23.000 per kilogram, beras merah Rp12.000 per kilogram, dan Rajekwesi Rp9.200 per kilogram.
"Harga beras paket dari Mojokerto merek Lumbung Padi dan Fotune saya jual Rp10.700 per kilogram," ucap Anita Rachmawati, pedagang beras lainnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bojonegoro Agus Hariyana mengatakan bahwa harga beras berbagai merek tetap stabil, termasuk beberapa komoditas lainnya.
Meski demikian, Dinas Perdagangan terus melakukan pemantauan stok sembako dan juga bahan bakar minyak (BBM) menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2019.
"Pemantauan kami lakukan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kelangkaan BBM, juga ketersediaan komoditas lainnya mencukupi," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Kharis, menjelaskan, harga beras tidak mengalami perubahan karena pengaruh pasokan cukup dari panen padi di sepanjang DAS Bengawan Solo, seperti Kecamatan Kalitidu, dan Trucuk.,
Selain itu, panen padi juga berlangsung di sepanjang DAS Bengawan Solo di lahan banjir di Kecamatan Simo, Soko, dan Rengel, Kabupaten Tuban.
"Saya bisa memperoleh beras panen padi baru berkisar 3-4 ton per harinya," ucapnya.
Kharis membeli beras dari pedagang dengan harga berkisar Rp9.200 hingga Rp9.300 per kilogram, yang kemudian dijual ke konsumen seharga Rp9.500 hingga Rp9.600 per kilogram.
Begitu pula harga beras buwohan juga stabil dengan harga pembelian dari pedagang Rp8.500 per kilogram, sedangkan harga jual ke konsumen Rp8.800 per kilogram.
"Peminat beras buwohan cukup banyak, selain cocok untuk dibuat lontong, juga dibeli masyarakat lapisan bawah," ucapnya.
Ia menambahkan, harga beras paket, baik kualitas biasa maupun super, juga tetap stabil tidak mengalami perubahan dalam beberapa hari terakhir.
"Harga beras paket berbagai merek tetap stabil," ujarnya.
Data di Pasar Kota dan Pasar Banjarjo mencatat untuk harga beras paket merek Lele berkisar Rp8.600-Rp8.800 per kilogram. Sedangkan beras kemasan produksi Tuban Terate Rp11.300 per kilogram, Bamboo Rp10.000 per kilogram, beras Jawa Rp23.000 per kilogram, beras merah Rp12.000 per kilogram, dan Rajekwesi Rp9.200 per kilogram.
"Harga beras paket dari Mojokerto merek Lumbung Padi dan Fotune saya jual Rp10.700 per kilogram," ucap Anita Rachmawati, pedagang beras lainnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bojonegoro Agus Hariyana mengatakan bahwa harga beras berbagai merek tetap stabil, termasuk beberapa komoditas lainnya.
Meski demikian, Dinas Perdagangan terus melakukan pemantauan stok sembako dan juga bahan bakar minyak (BBM) menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2019.
"Pemantauan kami lakukan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kelangkaan BBM, juga ketersediaan komoditas lainnya mencukupi," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018