Kota Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Wali Kota Probolinggo Aminuddin bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) memantau stok dan harga bahan pokok dengan melakukan inspeksi mendadak di dua pasar tradisional di Kota Probolinggo, Jawa Timur, Jumat.
Wali Kota yang akrab disapa Amin itu melakukan pemantauan ketersediaan pasokan dan stabilitas harga kebutuhan pokok hingga mengecek lokasi bangunan los di sisi dalam Pasar Baru dan Pasar Gotong Royong.
"Kami bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) meninjau untuk mengecek harga-harga kebutuhan pangan di dua pasar tradisional yang ada di Kota Probolinggo, utamanya pada momen Ramadhan dan menjelang Lebaran," kata Amin di Pasar Baru Kota Probolinggo.
Menurutnya rata-rata harga yang dipatok pedagang sama dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, bahkan harga beberapa komoditas bahan pokok ada yang berada di bawah HET, sehingga hal tersebut tidak masalah dan masih wajar.
Kunjungan orang nomor satu di Kota Probolinggo itu tidak disia-siakan oleh pedagang untuk menyampaikan keluhan terkait sepinya pembeli, karena sebagian pedagang menggelar lapaknya di luar pasar dan kondisi pasar yang kurang nyaman.
Pedagang di pasar mengeluhkan sulitnya akses untuk masuk ke area pasar, permasalahan sampah hingga drainase yang buruk. Bahkan, salah satu pedagang mengatakan bahwa kondisi lantai Pasar Baru banjir, bocor, kotor, becek dan bau setelah hujan, terutama di lokasi los ikan yang menempati sisi selatan.
"Semua masukan dan sarannya kami catat, sehingga kami akan merumuskan alternatif bersama dengan sejumlah pihak yang turut hadir untuk mencari solusi dari permasalahan yang dikeluhkan para pedagang," katanya.
Harga beras medium di Pasar Baru tercatat Rp12.500 per kilogram, beras premium Rp15 ribu per kilogram, telur ayam Rp28.500, minyak goreng kemasan Rp18 ribu per liter.
Ketersediaan bahan pokok di pasar tradisional Kota Probolinggo juga dipastikan aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan hingga Lebaran 2025.