Bojonegoro (Antaranews Jatim) - BUMDes Wiraguna Desa Campurejo, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Jawa Timur, menggunakan dana desa untuk membangun Kedai Kanoman, tempat bisnis kuliner di atas tanah kas desa seluas satu hektare
"Kedai Kanoman sekarang ini sudah mampu menggaet pengunjung setiap hari, bahkan pada malam Minggu tidak hanya anak muda, tapi juga orang tua. Omzetnya antara Rp2 juta-Rp3 juta per hari," kata Kepala Desa Campurejo Edy Sampurno, di Bojonegoro, Rabu.
Ia mengatakan, BUMDes mengeluarkan biaya Rp50 juta dari dana desa dengan didukung Join Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ) dalam membangun Kedai Kanoman pada 2017.
Dana Rp50 juta dan tambahan dari JOB PPEJ melalui corporate social responsibility (CSR), dimanfaatkan untuk membangun fasilitas kedai dan gazebo utuk penfunjung.
JOB PPEJ juga membantu menata bekas mulut sumur dengan warna merah yang dimanfaatkan untuk penanda jalan masuk di depan Kedai Kanoman.
"Bekas sumur minyak itu cocok untuk selfie pengunjung," ucap pengelola Kedai Kanoman Ali Swara.
Selain Kedai Kanoman, menurut Sampurno, BUMDes Wiraguna sekarang ini juga membangun enam toko kecil dengan alokasi anggaran Rp50 juta juga dari dana desa.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemkab Bojonegoro Ibnu Soeyoeti, menambahkan sesuai ketentuan pemanfaatkan dana desa untuk pembangunan infrastruktur, selain juga untuk berbagai kegiatan yang mendorong ekonomi masyarakat.
"Dana desa tidak diperbolehkan untuk membayar honor petugas," ujarnya.
Sesuai data di daerahnya dengan jumlah 419 desa memperoleh total dana desa sebesar Rp316.364.467.000, yang penyalurannya tahap I 20 persen, tahap II 40 persen dan tahap III 40 persen.
"Pemkab sudah mendistribusikan dana desa tahap III ke semua desa," ucapnya. (*)
Baca juga: Potret Desa Jambu Kediri, Kembangkan Wisata dengan Dana Desa
Baca juga: Desa Pejambon Bojonegoro Manfaatkan Dana Desa untuk Bangun Taman
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kedai Kanoman sekarang ini sudah mampu menggaet pengunjung setiap hari, bahkan pada malam Minggu tidak hanya anak muda, tapi juga orang tua. Omzetnya antara Rp2 juta-Rp3 juta per hari," kata Kepala Desa Campurejo Edy Sampurno, di Bojonegoro, Rabu.
Ia mengatakan, BUMDes mengeluarkan biaya Rp50 juta dari dana desa dengan didukung Join Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ) dalam membangun Kedai Kanoman pada 2017.
Dana Rp50 juta dan tambahan dari JOB PPEJ melalui corporate social responsibility (CSR), dimanfaatkan untuk membangun fasilitas kedai dan gazebo utuk penfunjung.
JOB PPEJ juga membantu menata bekas mulut sumur dengan warna merah yang dimanfaatkan untuk penanda jalan masuk di depan Kedai Kanoman.
"Bekas sumur minyak itu cocok untuk selfie pengunjung," ucap pengelola Kedai Kanoman Ali Swara.
Selain Kedai Kanoman, menurut Sampurno, BUMDes Wiraguna sekarang ini juga membangun enam toko kecil dengan alokasi anggaran Rp50 juta juga dari dana desa.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemkab Bojonegoro Ibnu Soeyoeti, menambahkan sesuai ketentuan pemanfaatkan dana desa untuk pembangunan infrastruktur, selain juga untuk berbagai kegiatan yang mendorong ekonomi masyarakat.
"Dana desa tidak diperbolehkan untuk membayar honor petugas," ujarnya.
Sesuai data di daerahnya dengan jumlah 419 desa memperoleh total dana desa sebesar Rp316.364.467.000, yang penyalurannya tahap I 20 persen, tahap II 40 persen dan tahap III 40 persen.
"Pemkab sudah mendistribusikan dana desa tahap III ke semua desa," ucapnya. (*)
Baca juga: Potret Desa Jambu Kediri, Kembangkan Wisata dengan Dana Desa
Baca juga: Desa Pejambon Bojonegoro Manfaatkan Dana Desa untuk Bangun Taman
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018