Tulungagung (Antaranews Jatim) - Pihak Pasangan Calon petahana Syahri Mulyo dan Maryoto Bhirowo (Sahto) mengaku tetap percaya Panwas Pilkada Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur tetap bersikap netral dalam melakukan pengawasan kampanye dan semua tahapan pemilihan kepala daerah setempat.
"Kami dari tim Sahto pada dasarnya masih melihat panwaslu bekerja sesuai koridornya. Kami yakin netralitas masih cukup tinggilah," kata Ketua Tim Advokasi Pasangan Calon Syahri Mulyo Maryoto Bhirowo (Sahto), Heri Widodo di Tulungagung, Rabu.
Hal itu disampaikan tim advokasi pasangan calon nomor urut 2 tersebut usai berdialog tertutup dengan Ketua Eanwaslu Endro Sunarko.
Awalnya beredar kabar kubu pendukung Sahto akan mendatangi kantor panwaslu terkait dugaan ketidaknetralan sejumlah ASN (aparatur sipil negara) ke kubu pasangan calon nomor urut 1 Margiono-Eko Prisdianto (Mardiko).
Namun Heri lantas membantahnya. Ia mengatakan tak ada skenario tim sukses ataupun relawan Sahto yang akan melakukan demo ke panwas ataupun mengadukan soal netralitas ASN di kubu lawan.
"Tim Sahto belum pernah melapor resmi ke panwaslu. Kami justru khawatir ada kegiatan yang mengatasnamakan tim Sahto di luar sepengetahuan kami. Jangana da kegiatan yang justru kontraproduktif yang ujungnya merugikan pasangan calon Sahto," ujarnya.
Rumor ketidakberimbangan panwas dalam penanganan perkara dugaan pelanggaran pilkada muncul setelah mereka memanggil bertahap terhadap lima dan 23 ASN berlatar belakang camat dan pejabat setingkat kepala dinas dan kepala bidang terkait dugaan pelanggaran netralitas.
Panwas disebut terkesan membidik ASN pro-Sahto. Sementara ASN pro-Mardiko tak satupun disentuh.
Isu dugaan politik uang oleh pasangan calon Margiono bahkan sempat menjadi ramai, namun kemudian dinyatakan tidak terbukti oleh panwas.
Terkait pemeriksaan sejumlah ASN oleh Panwas ini, Heri menyerahkan urusan itu ke Panwas Pilkada Tulungagung.
Kendati foto yang disoal menurut Heri belum bisa disimpulkan sebagai kecondongan dukungan ke pasangan calon nomor urut 2 yang ia dukung dan bela, pihak Sahto tak akan melakukan intervensi.
"Biarlah panwas bekerja sesuai kewenangannya. Kami tidak akan (lakukan) intervensi. Silahkan diperiksa sesuai tupoksi yang dimiliki," katanya.
Namun Heri sekilas meyakini foto yang disoal sebenarnya tidak ada persoalan karena tidak bisa serta-merta disimpulkan sebagai bentuk dukungan ke pasangan calon nomor urut 2 gara-gara berfoto dengan gesture tangan membentuk salam dua jari (victory).
Sementara itu Ketua Panwas Pilkada Tulungagung Endro Sunarko mengapresiasi sikap tim Sahto yang mengklarifikasi isu adanya sekelompok orang mengatasnamakan kubu mereka untuk berdemo ke Panwas Pilkada.
"Kami hormati niat baik tim Sahto. Kami, Panwas Pilkada tentu akan tetap bekerja secara netral," ujarnya.
Endro juga sempat menyinggung soal hasil pemeriksaan 23 ASN yang terdiri dari 19 camat dan empat pejabat setingkat kepala dinas, sepekan lalu.
"Semua sudah diperiksa. Namun untuk hasilnya belum bisa kami sampaikan karena masih dalam kajian," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kami dari tim Sahto pada dasarnya masih melihat panwaslu bekerja sesuai koridornya. Kami yakin netralitas masih cukup tinggilah," kata Ketua Tim Advokasi Pasangan Calon Syahri Mulyo Maryoto Bhirowo (Sahto), Heri Widodo di Tulungagung, Rabu.
Hal itu disampaikan tim advokasi pasangan calon nomor urut 2 tersebut usai berdialog tertutup dengan Ketua Eanwaslu Endro Sunarko.
Awalnya beredar kabar kubu pendukung Sahto akan mendatangi kantor panwaslu terkait dugaan ketidaknetralan sejumlah ASN (aparatur sipil negara) ke kubu pasangan calon nomor urut 1 Margiono-Eko Prisdianto (Mardiko).
Namun Heri lantas membantahnya. Ia mengatakan tak ada skenario tim sukses ataupun relawan Sahto yang akan melakukan demo ke panwas ataupun mengadukan soal netralitas ASN di kubu lawan.
"Tim Sahto belum pernah melapor resmi ke panwaslu. Kami justru khawatir ada kegiatan yang mengatasnamakan tim Sahto di luar sepengetahuan kami. Jangana da kegiatan yang justru kontraproduktif yang ujungnya merugikan pasangan calon Sahto," ujarnya.
Rumor ketidakberimbangan panwas dalam penanganan perkara dugaan pelanggaran pilkada muncul setelah mereka memanggil bertahap terhadap lima dan 23 ASN berlatar belakang camat dan pejabat setingkat kepala dinas dan kepala bidang terkait dugaan pelanggaran netralitas.
Panwas disebut terkesan membidik ASN pro-Sahto. Sementara ASN pro-Mardiko tak satupun disentuh.
Isu dugaan politik uang oleh pasangan calon Margiono bahkan sempat menjadi ramai, namun kemudian dinyatakan tidak terbukti oleh panwas.
Terkait pemeriksaan sejumlah ASN oleh Panwas ini, Heri menyerahkan urusan itu ke Panwas Pilkada Tulungagung.
Kendati foto yang disoal menurut Heri belum bisa disimpulkan sebagai kecondongan dukungan ke pasangan calon nomor urut 2 yang ia dukung dan bela, pihak Sahto tak akan melakukan intervensi.
"Biarlah panwas bekerja sesuai kewenangannya. Kami tidak akan (lakukan) intervensi. Silahkan diperiksa sesuai tupoksi yang dimiliki," katanya.
Namun Heri sekilas meyakini foto yang disoal sebenarnya tidak ada persoalan karena tidak bisa serta-merta disimpulkan sebagai bentuk dukungan ke pasangan calon nomor urut 2 gara-gara berfoto dengan gesture tangan membentuk salam dua jari (victory).
Sementara itu Ketua Panwas Pilkada Tulungagung Endro Sunarko mengapresiasi sikap tim Sahto yang mengklarifikasi isu adanya sekelompok orang mengatasnamakan kubu mereka untuk berdemo ke Panwas Pilkada.
"Kami hormati niat baik tim Sahto. Kami, Panwas Pilkada tentu akan tetap bekerja secara netral," ujarnya.
Endro juga sempat menyinggung soal hasil pemeriksaan 23 ASN yang terdiri dari 19 camat dan empat pejabat setingkat kepala dinas, sepekan lalu.
"Semua sudah diperiksa. Namun untuk hasilnya belum bisa kami sampaikan karena masih dalam kajian," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018