Surabaya (Antaranews Jatim) - Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BKKKS) Provinsi Jawa Timur menyatakan anak "down syndrom" juga bisa meraih prestasi jika mendapat dukungan penuh dari orang tuanya.
"Mereka bisa dilatih sejak dini untuk dioptimalkan apabila orang tua punya kesadaran. Anak 'down syndrom' banyak yang berprestasi di tingkat regional, nasional dan internasional," kata Ketua III BKKKS Jatim Farida Martarina di acara "21 World Down Syndrome Day" di Surabaya, Rabu.
Farida mengatakan keberadaan anak-anak down syndrom sering tidak diakui. Padahal secara acak di Jatim, angka anak down syndrom mencapai ribuan. Di Surabaya saja, dari data yang BKKKS Jatim punyai sudah ada 500 anak "down syndrom" dari lembaga, sekolah maupun perorangan.
"Peringatan Hari 'Down Syndrom' se-dunia untuk mendukung orang tua supaya mereka mau tampil di masyarakat dengan anak yang mempunyai kelainan kromosom," katanya.
Dia menjelaskan, anak down syndrom merupakan anak yang mempunyai kelainan genetik dari kromosom yang tidak menular dan tidak membahayakan jadi tidak perlu dikucilkan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) Dr Moersinto Warti mengatakan peringatan Hari "Down Syndrom" se-Dunia ini juga untuk memasyarakatkan bahwa down syndrom tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang tidak normal.
"Untuk itu perlu adanya suatu pembinaan yang diawali dengan kesadaran orang tua. Dengan organisasi orang tua down syndrom bisa menggiring anak-anak menuju optimalisasi tumbuh kembang mereka," katanya.
Moersinto menyatakan prihatin bahwa masih ada anak "down syndrom" yang dijadikan lelucon dan disingkirkan dari lingkungannya karena ada orang tua yang malu.
"Dengan pemeriksaan kesehatan ini penting dengan latihan bakat. Pemerintah belum mencukupi semuanya jadi masyarakat harus membantu. Dimulai dari kelurga, masyarakat dan lingkungan," tuturnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Mereka bisa dilatih sejak dini untuk dioptimalkan apabila orang tua punya kesadaran. Anak 'down syndrom' banyak yang berprestasi di tingkat regional, nasional dan internasional," kata Ketua III BKKKS Jatim Farida Martarina di acara "21 World Down Syndrome Day" di Surabaya, Rabu.
Farida mengatakan keberadaan anak-anak down syndrom sering tidak diakui. Padahal secara acak di Jatim, angka anak down syndrom mencapai ribuan. Di Surabaya saja, dari data yang BKKKS Jatim punyai sudah ada 500 anak "down syndrom" dari lembaga, sekolah maupun perorangan.
"Peringatan Hari 'Down Syndrom' se-dunia untuk mendukung orang tua supaya mereka mau tampil di masyarakat dengan anak yang mempunyai kelainan kromosom," katanya.
Dia menjelaskan, anak down syndrom merupakan anak yang mempunyai kelainan genetik dari kromosom yang tidak menular dan tidak membahayakan jadi tidak perlu dikucilkan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) Dr Moersinto Warti mengatakan peringatan Hari "Down Syndrom" se-Dunia ini juga untuk memasyarakatkan bahwa down syndrom tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang tidak normal.
"Untuk itu perlu adanya suatu pembinaan yang diawali dengan kesadaran orang tua. Dengan organisasi orang tua down syndrom bisa menggiring anak-anak menuju optimalisasi tumbuh kembang mereka," katanya.
Moersinto menyatakan prihatin bahwa masih ada anak "down syndrom" yang dijadikan lelucon dan disingkirkan dari lingkungannya karena ada orang tua yang malu.
"Dengan pemeriksaan kesehatan ini penting dengan latihan bakat. Pemerintah belum mencukupi semuanya jadi masyarakat harus membantu. Dimulai dari kelurga, masyarakat dan lingkungan," tuturnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018